Deskripsi |
Deskripsi Buku Moderasi Beragama
dalam Bingkai ke-Islaman di Indonesia
Penyusunan Buku ini dilatarbelakangi oleh pemikiran mengenai pentingnya mensosialisasikan dan mempromosikan moderasi beragama dalam bingkai keislaman di Indoensia. Dalam perspektif keislaman, moderasi beragama ini sejalan dengan nilai-nilai ajaran Islam yang rahmatan lil-‘alamin, yakni menjadi rahmat bagi semesta alam. Islam pun melarang umatnya bersikap ekstrem dalam beragama yang dapat memberatkan dirinya dan membahayakan orang lain. Dalam menyebarkan ajaran Islam pun mesti dengan penuh kebijaksanaan, kesantunan, keramahan dan kedamaian.
Juga dalam konteks keindonesiaan, moderasi beragama ini pun merupakan upaya untuk membina kerukunan umat beragama dalam realitas kebhinekaaan masyarakat Indonesia yang plural dan multikultural. Selama ini masyarakat Indonesia sudah mampu hidup rukun dan damai dalam keragaman keyakinan beragama. Dengan munculnya tindakan-tindakan kekerasan atas nama agama yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu, dapat mengancam dan memporak-porandakan kerukunan umat beragama yang sudah berlangsung sejak lama dan dibina sedemikian rupa. Maka dengan gerakan pengarusutamaan moderasi beragama diharapkan dapat merawat dan memperkuat kerukunan umat beragama yang menjadi modal sosial untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Apalagi secara sosiologis watak dan karakteristik masyarakat beragama di Indonesia tidak menghendaki terjadinya tindakan kekerasan dan pengrusakan. Sehingga keberhasilan misi agama di Indonesia yang mengakar dan menyebar di masyarakat adalah agama yang disebarkan secara ramah, santun, damai dan harmonis.
Maka Moderasi Beragama menjadi mantra dalam upaya mencegah dan menghentikan tindakan-tindakan kekerasan yang bernuansa agama. Hingga saat ini, yang namanya fenomena kekerasan bermotif agama masih terus terjadi. Yang terkini peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katedral Makassar (28 Maret 2021) dan di Mabes Polri (31 Maret 2021). Dari beberapa hasil penelusuran, ternyata kasus tersebut tak terlepas dari motif yang dikaitkan dengan agama.
Berarti yang namanya fenomena kekerasan dan pengrusakan atas nama agama masih menjadi ancaman yang mengkhawatirkan dan berpotensi dapat memporak-porandakan kesakralan agama dan kerukunan umat beragama di Indonesia. Karena itu, perlu ada upaya-upaya serius dan strategis untuk mencegah dan menghentikannya. Memang fenomena kekerasan bernuansa agama tersebut tidak terjadi berdiri sendiri, dan tentu banyak faktor yang menjadi penyebab dan pemicunya. Misalnya faktor ketidakadilan, kesenjangan, kemiskinan, kekecewaan, keserakahan, perlawanan dan kebencian. Tetapi yang tak dapat dinafikan berdasarkan hasil beberapa penelitian, bahwa di antara pemicu terjadinya tindakan kekerasan bernuansa agama adalah faktor pemahaman agama yang ekstrem, yakni pemahaman yang berlebihan dan tidak komprehensif dalam memahami teks-teks keagamaan.
Dalam konteks ini, Moderasi Beragama menjadi wacana yang dipandang ampuh untuk meluruskan pemahaman-pemahaman ekstrem dalam beragama. Ini selaras dengan nilai-nilai ajaran agama yang mengajarkan sikap moderat dalam beragama. Misalnya dalam ajaran Islam yang menganjurkan kepada umatnya untuk menjadi ummatan wasathan, yakni umat terbaik dan pilihan yang bersikap pertengahan (moderat). Juga misi ajaran Islam yang rahmatan lil-‘alamin (menjadi rahmat bagi semesta alam) yang mesti disebarkan dengan penuh kebijaksanaan dan kedamaian. Juga watak dan karakteristik masyarakat Indonesia pun menghendaki penyebaran agama yang dilakukan secara damai, ramah, santun, toleran dan harmonis.
Maka kehadiran Buku ini mengupas secara komprehensif tentang Moderasi Beragama dalam bingkai keislaman di Indonesia. Dari mulai konsep, prinsip, nilai-nilai, karakteristik dan implementasi Moderasi Beragama dalam konteks keislaman dan keindonesiaan. Kemudian bagaimana analisis konsep, urgensi dan implementasi Moderasi Beragama perspektif keislaman di Indonesia. Ditambah lagi dengan pembahasan peran strategis Kementerian Agama dalam program pengarusutamaan Moderasi Beragama di Indonesia. Sehingga Buku ini cocok dibaca oleh siapa saja, wal bilkhusus dapat menjadi sumber bacaan pengayaan dan pencerahan wawasan bagi peserta pelatihan Moderasi Beragama yang menyasar semua kalangan, baik pegawai maupun masyarakat secara luas.
|