Kepala BDK Bandung Menghadiri Rakernas Kemenag RI Tahun 2022
Kepala Balai Diklat Keagamaan Bandung menghadiri Rakernas Kemenag RI dalam jaringan yang dilaksanakan pada tanggal 14 sampai dengan 16 Februari 2022.
Rakernas Kemenag RI dibuka secara langsung oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan prinsip-prinsip yang sebaiknya dipegang teguh oleh seluruh pegawai Kemenag RI. Prinsip-prinsip tersebut diantaranya prinsip filosofi, prinsip kesetaraan, prinsip kesiapsiagaan, prinsip pengawasan secara berjenjang terutama sikap ideologis dan komitmen kebangsaan. Prinsip agama sebagai inspirasi juga sebaiknya dijadikan pedoman dalam menegakan moralitas dan integritas bangsa. Di tahun 2022, Kemenag akan melakukan revitalisasi 1000 KUA dan 500 pondok pesantren. Menteri juga mendorong seluruh satuan kerja di Kementerian Agama agar anggaran dapat terserap sebanyak 75% di bulan Juli mendatang.
Di hari kedua, materi disampaikan oleh Wakil Menteri Agama RI, Dr. H. Zainut Tauhid Sa'adi, M.Si. Beliau menyampaikan tentang perubahan transformasi pelayanan. Di tahun 2021, transformasi ditekankan pada pelayanan publik, namun di tahun ini berubah menjadi transformasi pelayanan umat. Wamenag juga menggambarkan bagaimana fenomena umat sekarang ini yang hanya mendalami ilmu agama dari media sosial dan semakin massif. Tentu hal ini menjadi tantangan lainnya yang harus dihadapi oleh Kemenag RI. NKRI harus menjadi role model bagi dunia dalam menampilkan ekspresi beragama yang moderat, toleran, dan beradab, tutupnya.
Materi lainnya disampaikan oleh Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Kemunculan varian Covid 19 yang dinamis, ternyata sangat berpengaruh terhadap kebijakan APBN. Di Tahun 2021 yang masih dalam kondisi pandemi Covid 19 tersebut, Kemenag sukses merealisasikan anggaran sebanyak 94% atau sekitar 66 Triliun.
Telah hadir pula beberapa narasumber lainnya dalam Rakernas, diantaranya Ignatius Jonan (Mantan Menteri Perhubungan Indonesia) yang mengajak belajar dari India. Mereka telah berhasil memanfaatkan teknologi sebagai akselerator perubahan dalam kualitas layanan. Terkait dengan hal tersebut, Hasanuddin Ali (Tenaga Ahli Kemenag RI), menegaskan bagian penting yang dapat dilakukan oleh kemenag diantaranya adalah pengembangan Cyber Islamic University. dan Alissa Wahid (Ketua Pokjanas Moderasi Beragama) mengimbuhkan agar semua bangsa Indonesia dapat terlayani dengan tanpa adanya perasaan diskriminasi. Sebagai modalitas untuk memastikan semangat ini terwujud, maka PMB menjadi project penting dari Kemenag yang akan menyasar seluruh kementerian dan lembaga, tuturnya. [VLA]