PELATIHAN, BUKAN  ERA-NYA LAGI BERORIENTASI SERTIFKAT!
  • BDK Bandung
  • 15 Juni 2023
  • 121x Dilihat
  • Berita

PELATIHAN, BUKAN ERA-NYA LAGI BERORIENTASI SERTIFKAT!

BDK Bandung, 15 Juni 2023. Sebanyak 120 orang tenaga penyuluh agama yang mengikuti Pelatihan Penggerak Moderasi Beragama angakatan 4, 5, 6 dan 7 mendapat penyegaran dari Kepala Badan Litbang dan Diklat  Kementerian Agama.
Pelatihan yang berlangsung selama enam hari ini, dibuka hari Senin (12/06) dan akan berakhir Sabtu (17/06) ini bermaksud untuk melahirkan agen agen perubahan yang mampu jadi pelopor penguatan kehidupan beragama yang moderat di tengah tengah masyarakat.
Prof. Dr. Amin Suyitno, M. Ag. Menegaskan dalam kebijakannya bahwa pelatihan sudah bukan masa nya lagi jika hanya berorientasi pada terbitnya selembar sertifikat.
“Penggerak menempati posisi yang sangat penting. Jadi pelatihan bukan sekedar wawasan. Tetapi harus siap menjadi pionir untuk menggerakan masyarakat dalam MB.” Demikian tegasnya di Aula Djuhanny Sumantadisastra BDK Bandung.
Untuk itu, perlu diluruskan mind set tentang pelatihan. Pelatihan harus diikuti dengan penuh tanggungjawab. Imbuhnya.
Mengutip dari rilisan UNESCO, Gurubesar UIN Palembang ini menyatakan bahwa selama PandemiCovid yang lalu, Ketika pembelajaran banyak dilakukan secara daring ternyata melahirkan kondisi yang disebut Learning loss. Yaitu  Schooling without learning. Para warga belajar melakukan aktivitas sekolah namun tidak ada pembelajran di dalamnya. Demikian pula halnya dalam pelatihan, yaitu Ketika daring banyak yang terkesan tidak serius, terbuktidengan off cam.
Menurut Guru Besar Politik Islam ini, hal serupa nampaknya berlaku saat pelatihan tatap muka di kelas. Pembelajaran dalam pelatihan harus dikemas untuk melahirkan output dan out come yang sesuai dengan tujuan program. Sehingga tidak terkesanmenghamburkan biaya yang besar namun nihil hasil.
Kaban Suyitno menegaskan perlunya jamu, yaitu jaminan mutu pelatihan. Jamu dalam pelatihan dibaca melalui kegiatan evaluasi yang berkelanjutan dan menyeluruh, yaitu awal tengah dan ujung.
Kita sadar bahwa usia kita tidak lagi muda. Tentunya banyak gangguan selama pelatihan, seperti mengantuk. Namun usia yang tidak lagi mud aini bisa juga disebut usia yang semakin matang. Hal ini  sejalan dengan konsep madep pandito, artinya siap menjadi pelopor, penggerak.
Peserta pelatihan yang madep pandito ini sadar dengan ciri ciri yang Allah berikan. Termasuk dalam memaknai proses dan hasil pelatihan ini. Apalagi ini adalah pelatihan moderasi beragama. Tegasnya.
Saya harapkan nanti para alumnipelatihan ini mampu menjadi pelopor perubahan dalam membangun kehidupan beragama yang moderat di tengah umat. [FN]