Penerjemahan Teks Ilmiah: Mesin Terjemah Tidak Seakurat Otak Manusia
  • BDK Bandung
  • 16 Juni 2023
  • 129x Dilihat
  • Berita

Penerjemahan Teks Ilmiah: Mesin Terjemah Tidak Seakurat Otak Manusia

Vidia Ayundhari, Widyaiswara BDK Bandung menjadi peserta Bimtek Penerjemahan Teks Ilmiah dan Penjurubahasaan Lisan Kemasyarakatan di Ranah Peradilan yang diadakan oleh Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Kemendikbud di Hotel Wyndham Casablanca Jakarta tanggal 12-16 Juni 2023.

Peserta diseleksi berdasarkan kemampuan penerjemahan, penggunaan internet, bahasa asing yang dibuktikan dengan skor Toefl minimal 525 dan skor UKBI adaptif minimal seksi I-III setara madya.

Ada teknik clarity (jelas), concision (ringkas), dan correctness (tepat) yang harus dipertimbangkan saat menerjemahkan, ucap narasumber Ibu Nadia Hanayeen (Polinema Malang) yang menegaskan kembali teori Mark Herman.

Memiliki kemampuan penerjemahan teks ilmiah saat ini sangatlah penting. Pakar penerjemahan Bapak Sugeng Hariyadi menggarisbawahi bahwa reputasi dosen maupun akademisi kini ditentukan dari publikasi Sinta/Scopus yang telah dihasilkannya. Hal tersebut identik dengan kemampuan penulisan dan penerjemahan. Kehadiran aplikasi AI seperti ChatGPT dan juga alat bantu terjemah Smartcat cukup membantu penerjemah dalam melakukan tugasnya. Walaupun demikian, teknologi mesin belum bisa melakukan penerjemahan seakurat otak manusia; organ tubuh manusia tercanggih di alam semesta ini.

Kegiatan penerjemahan dibagi menjadi dua: penerjemahan lembar buku Berbahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia dan artikel dari Bahasa Indonesia ke dalam Bahasa Inggris. Vidia mengungkapkan bahwa penerjemahan teks ilmiah itu tidak mudah dan membutuhkan keahlian khusus. Namun dirinya sangat senang mendapatkan ilmu baru dan bermanfaat bagi pengembangan kompetensinya sebagai widyaiswara Bahasa Inggris, TIK, dan Publikasi ilmiah. [FN]