Apresiasi Kepedulian atas Nasib Muslim India, Menag: Kedepankan Diplomasi, Jangan Anarki
  • 9 Maret 2020
  • 359x Dilihat
  • Berita

Apresiasi Kepedulian atas Nasib Muslim India, Menag: Kedepankan Diplomasi, Jangan Anarki

Jakarta (Kemenag) --- Muslim Indonesia telah menyuarakan kepeduliannya terhadap nasib umat Islam di India. Aspirasi itu telah disampaikan dalam banyak cara, mulai dari doa bersama, kecaman, hingga unjuk rasa.

Menag Fachrul Razi mengapresiasi kepedulian dan perhatian Muslim Indonesia kepada umat Islam di India. "Saya sangat mengapresiasi atas rasa keprihatinan dan kepedulian yang telah ditunjukkan. Kekerasan oknum, apalagi dengan mengatasnamakan agama tidak bisa dibenarkan, kapan pun dan di manapun," tegas Menag di Jakarta, Minggu (08/03).

"Tidak ada ajaran agama manapun yang membenarkan tindakan kekerasan, apapun motifnya. Memuliakan nilai kemanusiaan adalah esensi ajaran semua agama,” sambungnya.

Menurut Menag, aspirasi yang disuarakan Muslim Indonesia terus dikomunikasikan pemerintah melalui jalur diplomasi. Komunikasi dengan pihak kedutaan India di Indonesia maupun dengan pemerintah di India terus dilakukan oleh Pemerintah / Menlu RI  untuk mencari solusi terbaik atas kehidupan beragama di sana, tanpa mencampuri urusan dalam negeri India. 

Sejalan dengan itu, Menag minta agar umat Islam Indonesia tidak terprovokasi melakukan tindakan anarki dalam beragam bentuknya, termasuk sweeping. "Ingat, anarkisme bukanlah nilai-nilai Indonesia dan juga bukan nilai-nilai Islam. Demikian juga aksi sepihak dalam bentuk sweeping. Masyarakat Indonesia dikenal dunia sebagai umat yang toleran, rukun dan cinta damai. Mari kedepankan jalur hukum dan komunikasi diplomatik agar ini bisa diselesaikan dengan baik," ujarnya.

"Mencegah kemungkaran adalah hal baik. Tapi itu harus dilakukan dengan cara yang makruf atau baik, agar tidak memunculkan kemungkaran yang lebih besar. Kedepankan diplomasi dan jangan anarki," lanjutnya.

Menag meyakini, tindakan kekerasan oleh sekelompok umat Hindu di India tidak menggambarkan ajaran agama Hindu sendiri, melainkan akibat adanya pemahaman ekstrem sebagian umat Hindu atas ajaran agamanya. Menag berharap para tokoh agama mengambil peran dalam mengarahkan umat dalam menyikapi persoalan ini sesuai nilai kedamaian, toleransi, dan keadilan hukum.

“Kita doakan para korban, dan kita berharap kehidupan beragama di India kembali kondusif,” pungkasnya.

Sebagaimana yg ditekankan oleh Menag pada saat menutup Kongres Umat Islam Indonesia di Bangka Belitung beberapa hari lalu dan di beberapa kesempatan lainnya, "Islamphobia terkadang muncul karena umat Islam tidak memberikan pemahaman yang baik kepada dunia tentang Islam yang damai dan toleran. Mari kita tunjukkan ke dunia bahwa Islam pemberi rahmat bagi alam semesta."