BERCERMIN DARI KISAH PERJALANAN KELUARGA NABI IBRAHIM AS.
BERCERMIN DARI KISAH PERJALANAN KELUARGA NABI IBRAHIM AS.
Oleh: Nuraini, S.Pd.I
[16.09, 7/8/2021] Iin: Baru-baru ini kita memperingati hari-hari bersejarah yang pernah ditorehkan dalam perjalanan sejarah Nabu Ibrahim AS. Peristiwa pengorbanan keluarga Nabi Ibrahim AS yang banyak sekali memberikan pelajaran berharga bagi kita. Sosok Nabi Ibrahim AS seorang ayah yang sangat mulia, baik akhlak maupun kedudukannya sebagai Nabi dan Rasul Allah. Figur ini mampu mencuri perhatian anaknya Ismail AS sekalipun mereka sering berjauhan. Muncul rasa hormat dan patuh yang begitu dalam dari seorang anak untuk selalu memuliakan ayahandanya Nabi Ibrahim As.
Perintah Allah SWT sampai pada Nabi Ibrahim AS lewat mimpi yang datang kepadanya secara berturut-turut selama tiga malam. Hal itu membuatnya yakin bahwa mimpi itu adalah wahyu dari Allah SWT. Disinilah terlihat bagaimana bijaknya seorang ayah dalam mendidik dan memberikan contoh pada anaknya. Sekalipun sudah diyakini mimpi itu adalah wahyu dari Allah SWT. Nabi Ibrahim AS menyampaikam mimpi itu tidak dengan kata-kata perintah, tetapi dengan cara berdialog dengan anaknya. Percakapan yang dimulai dengan pangilan sayang " Yaa bunayya" membuktikan bahwa ikatan ayah dan anak itu amat dekat. Sehingga anakpun menyambutnya dengan panggilan sayang "Yaa abati". Perintah berkurban yang dahsyat itu justru terasa sangat khidmat dirasakan. Ismail AS ketika itu belum menjadi nabi, tapi ia mampu memahami dan menerima ketetapan dari Allah SWT tersebut. Hingga mendukung dan membantu ayahandanya agar kuat dan ikhlas melaksanakan perintah itu.
Bukan tanpa hambatan Nabi Ibrahim AS dapat melaksanakan perintah dari Allah. Syaithan yang menggoda datang menghampiri mereka, segala cara dikerahkannya agar Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS mengurungkan niat mereka. Namun Nabi Allah dan anaknya itu begitu tangguh untuk digagalkan. Sehingga Syaithan dilempar dengan batu, iapun lari menjauh dari mereka. Qurbanpun dilaksanakan penuh dengan keharuan. Keikhlasan ayah dan anak melaksanakan perintah Allah SWT mengundang pertolongan. Hingga Allah SWT mengganti Ismail AS dengan seekor domba. Kisah ini diabadikan di dalam Al Quran surat As-Shofat : 102-107.
Ismail AS bukan saja memiliki seorang ayah yang hebat, tetapi ia memiliki seorang ibu yang tangguh, mendidik dengan sabar, menghantarkan anak sesuai keinginan Yang Maha Pencipta. Siti Hajar ibundanya, beliau menerima perintah Allah SWT dan rela ditinggal di padang pasir tandus, yang tidak ada siapapun, dan tidak ada air disana. Ibu yang mengusahakan air untuk anak yang tengah kehausan, sekalipun harus berlari-lari diantara bukit Shofa dan Marwa. Ibu inilah yang telah mentransferkan sikap sabar dan tangguh kepada anaknya. Hingga benarlah kiranya bahwa " Al Ummu Madrosatun Ula" ibu itu adalah sekolah pertama bagi anak-anaknya .
Jika ibu itu baik maka lahirlah generasi-generasi yang baik darinya. Tapi jika ibu itu rusak maka akan bertambah pula generasi rusak yang menempati bumi ini.
Pada masa sekarang ini, disaat wabah Covid-19 melanda negri ini, sebagai Mukmin kita harus berpandangan bahwa tidak ada yang Allah SWT ciptakakan di bumi ini dalam keadaan sia-sia. Sehingga dengan rasa syukur yang mendalam kita bisa terus berusaha melakukan hal-hal yang positif. Bercermin pada kisah keluarga Nabi Ibrahim AS. Dengan segala ujian yang datang pada mereka tidak menggoyahkan niat mereka untuk terus mengokohkan cita-cita mereka. Mencetak anak yang shaleh, yang akan melanjutkan cita-cita, untuk menjadikan negri Mekah negri yang aman.
Sudah ada pola yang akan kita tiru, tinggal mengokohkan azam terhadap pendidikan anak-anak kita sendiri. Jangan biarkan anak-anak kita dicuri oleh orang-orang yang bertanggung jawab. Atau mereka menemukan pola sendiri yang nantinya jauh dari harapan kita. Mulailah dari sekarang untuk menanamkan tekad, banyak-banyaklah berdo'a, kita melangkah bersama, untuk memberikan pendidika terbaik bagi mereka. Jadikan rumah-rumah kita Madrosatun yang akan mencentak generasi pelajut Ismail AS. Semoga Allah memberikan pertolongan dan memudahkan langkah kita semua. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin.