BERPROSES MENJADI SEORANG GURU DI MASA PANDEMI

BERPROSES MENJADI SEORANG GURU DI MASA PANDEMI

BERPROSES MENJADI SEORANG GURU DI MASA PANDEMI

Oleh

Annas Jati Abdillah, S.Pd.

Pembelajaran Jarak Jauh atau sering disingkat menjadi PJJ. Itulah perubahan yang terjadi dalam dunia pendidikan yang sudah berlangsung sudah lebih dari dua semester dari tahun ajaran 2020/2021. Sistem pembelajaran ini dilaksanakan karena terkait dengan adanya pandemi covid-19 yang mulai menyebar di Indonesia dari bulan maret 2020. Pandemi telah memaksa untuk meniadakan kegiatan pembelajaran tatap muka di kelas guna mencegah penularan di lingkungan sekolah.

Dampak dari pembelajaran jarak jauh ini pun banyak dirasakan dari berbagai pihak. Keluhan tidak hanya datang dari siswa dan orang tua bahkan guru sebagai pengajar juga merasakan hal yang sama. Survey dari U-Report Indonesia pada bulan november 2020 menunjukan bahwa banyak siswa mengalami keterlambatan materi pembelajaran dikarenakan bimbingan dan peran guru dalam pembelajaran berkurang. Selain itu motivasi anak untuk belajar juga menurun karena bosan dan stress dengan tugas. Lebih lanjut survey dari Arus Survei Indonesia (ASI) pada tanggal 21-25 April 2021 menunjukan bahwa orang tua dan siswa ingin segera melaksanakan pembelajaran tatap muka karena mereka merasa bahwa kegiatan pembelajaran jarak jauh tidak efektif.

Namun, dari berbagai permasalahan dan kekurangan pembelajaran jarak jauh ini ada sisi positif yang dapat diambil. Pembelajaran jarak jauh dapat melatih dan mendorong guru dan siswa untuk belajar mengenai penggunaan teknologi informasi dalam pembelajaran dimana hal ini menjadi bagian dari rancangan pembelajaran di Abad 21. Pembelajaran Abad 21 merupakan sistem pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi.

Sebagai seorang guru fisika yang baru masuk ke dunia kegiatan belajar mengajar di sekolah, menciptakan pembelajaran yang efektif di tengah pandemi adalah sebuah keharusan. Namun ternyata beberapa hambatan selalu ada ketika mencoba beberapa strategi pembelajaran seperti menggunakan video conference seperti zoom, google meet, dll. Tidak ada kuota maupun sinyal seringkali menjadi penyebabnya sehingga salah satu media terbaik dalam pembelajaran adalah menggunakan WA grup.

Pada awal kegiatan mengajar, proses pembelajaran dilakukan dengan memberikan materi dalam bentuk LKS cetak dan digital lalu menjelaskan di WA Grup secara singkat. Namun kegiatan ini ternyata kurang efektif. Fisika sebagai salah satu jenis mata pelajaran dengan materi menghitung tentunya akan sulit dijelaskan jika hanya sekedar menggunakan WA group. Disini proses trial and error sebagai seorang pengajar diuji bagaimana seorang guru bisa melakukan inovasi dan mengevaluasi setiap pembelajaran yang telah dilaksanakan. Salah satu inovasi yang telah dilakukan adalah membuat sebuah video pembelajaran singkat mengenai konsep-konsep penting fisika dan beberapa langkah analisis dari suatu soal permasalahan. Dengan menggunakan video pembelajaran, siswa dapat menonton kapanpun dimanapun pada gawai mereka. Untuk kuiz supaya lebih menarik bisa menggunakan Quizizz yaitu sebuah aplikasi web untuk membuat kuiz interaktif. WA group dapat digunakan sebagai wadah forum diskusi pembelajaran supaya ada interaksi dua arah antara siswa dan guru.

Dalam proses pembuatan video pembelajaran tak lepas dari berbagai masalah. Suara yang bising menjadi salah satu masalah dalam perekaman video. Untuk menciptakan suara yang hening maka tidak heran jika pembuatan video dilaksanakan pada tengah malam supaya suara yang dihasilkan tidak terganggu oleh suara-suara seperti suara kendaraan bermotor ataupun suara-suara dari anggota keluarga maupun tetangga. Setelah pembuatan video selesai maka selanjutnya dilakukan pengeditan video untuk mengecek apakah ada materi yang salah atau membuang bagian video yang tidak diperlukan. Pada proses ini keinginan untuk belajar mengenai cara mengedit atau memproses video harus ada supaya video yang telah dibuat menjadi lebih efektif dan efisien untuk pembelajaran.

Terlepas dari berbagai inovasi pembelajaran yang dibuat oleh seorang guru, kerja sama dari semua pihak terutama orang tua/wali siswa merupakan aspek penting supaya tercipta kegiatan pembelajaran yang efektif. Seperti disebutkan sebelumnya bahwa dalam pembelajaran jarak jauh peran guru dalam pembelajaran terutama dalam mengawasi siswa tentunya akan berkurang. Peran orang tua di rumah menjadi kunci dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Penggunaan gawai oleh siswa tentunya menjadi poin pengawasan apakah siswa menggunakan gawai tersebut untuk pembelajaran atau hanya untuk bermain game dan bermedsos selama jam kegiatan belajar. Selain itu memberikan motivasi belajar kepada siswa juga harus diberikan untuk tetap membuat siswa semangat untuk mengikuti pembelajaran.

Dari keseluruhan pemaparan di atas tentu harapannya pembelajaran secara tatap muka bisa segera kembali dilaksanakan meskipun dilakukan bertahap seperti melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka untuk setiap mapel setiap satu bulan sekali atau dengan sistem yang lain dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan. Namun  jika peningkatan kasus aktif covid-19 tetap tinggi dan vaksinasi belum merata kita tidak bisa memungkiri bahwa opsi tetap melakukan pembelajaran jarak jauh harus tetap dilaksanakan demi menjaga kesehatan para siswa dan guru pengajar.

Pesan dari penulis untuk guru-guru hebat madrasah, selama masa pandemi ini dan selama pembelajaran jarak jauh untuk tetap selalu semangat dalam membagikan ilmu dan memberikan teladan kepada siswa serta tetap berinovasi diiringi evaluasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Mari kita semua berdoa, semoga pandemi ini cepat berakhir sehingga para siswa dan guru bisa kembali untuk bertatap muka kembali serta bisa kembali berinteraksi tidak hanya komunikasi lisan namun juga adanya interaksi sikap. Aamiin.