Daring atau Garing?

Daring atau Garing?

Daring atau Garing?

Hani Cahya Maulani,S.Pd

Guru Kimia MAN Bandung Barat

Pendidikan merupakan keseluruhan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Bisri, 2013).

Pandemi  Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, berdampak pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka lembaga pendidikan mengharuskan menjalankan proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa belajar dan guru mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah. Akibatnya, pendidik dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media daring (online). Hal Ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19. Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan kegiatan belajar tetap berlangsung meskipun tidak adanya sesi tatap muka langsung. Teknologi, lebih spesifiknya internet, ponsel pintar, dan laptop sekarang digunakan secara luas untuk mendukung pembelajaran jarak jauh. Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik. Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media pembelajaran daring. Ini perlu disesuaikan juga dengan jenjang pendidikan dalam kebutuhannya. Dampaknya akan menimbulkan tekanan fisik maupun psikis (mental). Maka dari itu, pemikiran yang positif, kreatif dan inovatif dapat membantu mengatasi berbagai problematika dalam proses pembelajaran jarak jauh dengan menerapkan media pembelajaran daring yang menyenangkan, sehingga menghasilkan capaian pembelajaran yang tetap berkualitas. pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring mengharapkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal (Jaelani dkk, 2020).

Pembelajaran jarak jauh telah menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. Aspek penting dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran jarak jauh harus ditingkatkan diantaranya dengan program pelatihan guru-guru dalam penggunaan teknologi informasi . kegiatan webinar dilakukan oleh lembaga pemerintah ataupun dari media pembelajaran yang komersil. Pelatihan dimaksudkan untuk meningkatkan kompetesi guru/ pendidik untuk memberikan pelayanan maksimal pembelajaran daring kepada siswa. Untuk kelancaran dalam pembelajaran jarak jauh, guru tidak cukup hanya memiliki keterampilan teknologi dasar (seperti menggunakan komputer dan tersambung ke internet), tetapi juga pengetahuan untuk menggunakan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya, serta metode untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka (video pembelajaran yang menarik). Keterampilan tersebut akan diperlukan ketika akan menggunakan platform belajar daring (online).

Proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama masa pandemi covid-19 ini seharusnya tetap dapat mengakomodasi kebutuhan belajar siswa untuk mengembangkan bakat dan minat sesuai dengan jenjang pendidikannya. Namun untuk mewujudkan hal tersebut diperlukan kesiapan pendidik, kurikulum yang sesuai, ketersediaan sumber belajar, serta dukungan peranti dan jaringan yang stabil sehingga komunikasi antar peserta didik dan pendidik dapat efektif. Kondisi PJJ saat ini belum dapat disebut ideal sebab masih terdapat berbagai hambatan yang dihadapi. Sejak 16 Maret 2020, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menerima sekitar 213 pengaduan baik dari orang tua maupun siswa terkait pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (Kompas, 2020). Pengaduan tersebut berkaitan dengan: pertama, penugasan yang terlalu berat dengan waktu yang singkat. Kedua, banyak tugas merangkum dan menyalin dari buku. Ketiga, jam belajar masih kaku. Keempat, keterbatasan kuota untuk mengkuti pembelajaran daring. Dan kelima, sebagian siswa tidak mempunyai gawai pribadi sehingga kesulitan dalam mengikuti ujian daring. Hambatan tersebut sekaligus menjadi tantangan dalam pelaksanaan PJJ mengingat pelaksanaan PJJ merupakan keharusan agar kegiatan pendidikan tetap dapat terselenggara di tengah darurat pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaan PJJ antara lain berkaitan dengan kesiapan sumber daya manusia, kurang jelasnya arahan pemerintah daerah, belum adanya kurikulum yang tepat, dan keterbatasan sarana dan prasarana, khususnya dukungan teknologi dan jaringan internet. Kesiapan sumber daya manusia meliputi pendidik, peserta didik, dan dukungan orang tua merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (Arifa, 2020). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menerbitkan surat edaran terkait pencegahan dan penanganan Covid-19. Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (Covid-19) yang antara lain memuat arahan tentang proses belajar dari rumah melalui pembelajaran jarak jauh. Madrasah, di mana setiap hari terjadi aktivitas berkumpul dan berinteraksi antara guru dan siswa dapat menjadi sarana penyebaran Covid-19. Maka untuk melindungi warga sekolah dari paparan Covid-19, berbagai wilayah menetapkan kebijakan belajar dari rumah. Kebijakan tersebut menyasar seluruh jenjang pendidikan mulai dari jenjang prasekolah hingga pendidikan tinggi, baik negeri maupun swasta. Kebijakan belajar di rumah dilaksanakan dengan tetap melibatkan pendidik dan peserta didik melalui Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tulisan ini menjelaskan berbagai problematika permbelajaran jarak jauh (PJJ) yang dihadapi oleh guru, siswa maupun orang tua di MAN Bandung Barat dalam masa pandemi Covid-19.

Pembelajaran online atau daring sudah berjalan hampir dua tahun. Kondisi yang tidak mudah bagi siapapun baik siswa, guru maupun orang tua. Bagi siswa pembelajaran yang biasa tatap muka dengan guru, bisa bermain dan ngobrol dengan teman. Tetapi kondisi sekarang apalagi kondisi PPKM sangat membatasi gerak gerik kita dalam bersosialisasi. Saya sebagai guru Kimia di MAN Bandung Barat harus berani mengimprove diri saya dan mempush untuk mau berteman dengan teknologi dan membuka mata bagaimana solusi agar pembelajaran kimia tidak jenuh dan  tetap menyenangkan. Pembelajaran kimia yang saya lakukan melalui classroom yang pertemuannya melalui gmeet atau zoom. Media yang saya gunakan adalah quizizz, pembelajaran dengan quizizz ini merupakan hal yang menarik bagi siswa ada undur games nya, selain kompetisi dengan rekan-rekannya saya berikan rewads untuk siswa di peringkat 1, 2 dan 3 pada saat quizizz.

Pembelajaran daring atau garing itu tergantung dari guru sebagai tonggak pembelajaran. Guru harus mau membuka mata untuk saat ini pelatihan-pelatihan gratis sudah banyak, melalui youtube sudah banyak di share. Yuk semangat guru/pendidik bersama-sama kita bangun pendidikan walaupun kondisi pandemi, siswa kita adalah aset terbesar kita.