Digitalisasi Kesenian Tradisi Sebagai Media Pembelajaran Online dan Pelestarian Budaya di Masa Pandemi
Digitalisasi Kesenian Tradisi Sebagai Media Pembelajaran Online dan Pelestarian Budaya di Masa Pandemi
Oleh: Fariz Hananto
Guru Seni Budaya MTsN 1 Kota Cirebon
Pendidikan seni merupakan salah satu bidang ilmu yang memiliki kontribusi terhadap perkembangan peserta didik dalam pembangunan mental, estetika, sosial, emosional dan kreativitas. Aspek kreativitas dan emosional menjadi salah satu hal yang dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan zaman di era milenial ini. Dibutuhkan ide-ide yang memiliki nilai kreativitas dan emosional yang baik dan benar, sehingga dapat mendorong pemerintah dan masyarakat dalam melestarikan budaya Indonesia.
Pemahaman terhadap pendidikan seni di Indonesia bukan hanya tentang keindahan dalam ragam budayanya, melainkan terdapat nilai-nilai lain yang mendukung konsep pelestarian tradisi. Sebuah entitas tersendiri dalam mempelajari sebuah kultur dan budaya setiap suku bangsa yang jumlahnya sangat banyak, sehingga membuka wawasan setiap peserta didik untuk menghargai dan menghormati budaya dan menjaga bangsa dan negaranya. Hal itu sejalan dengan perilaku Ki Hajar Dewantara yaitu Satria Pinandita ke Pinandita Satria yaitu pahlawan yang berwatak guru spiritual ke guru spiritual yang berjiwa kesatria, yang mempersiapkan peserta didik untuk melindungi bangsa dan negaranya, (I Made Sugiarta dkk, 2019). Ciri subtansinya adalah, bahwa pendidikan seni yang dibangun berdasarkan rasa toleransi akan membentuk kepribadian peserta didik yang menyadari bahwa di negara Indonesia terdapat beragam ras, suku, budaya yang memiliki ciri khas dan karakter masing-masing yang harus dijaga kelestariannya.
Tujuan pendidikan seni rupa disekolah sebagai upaya untuk mengembangkan kesensitifan dan kekereatifan (Soedarso dkk 1972, 19). Alasan utamanya ialah ketika anak telah dikenalkan dengan beragam budaya dari kurang lebih 1.128 suku, mereka akan memahami makna yang tersirat dari “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua, sebuah semboyan yang diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular yang berjaya pada masa kerajaan majapahit sekitar abad ke-14 Masehi. Kekayaan ragam seni budaya di Indoensia akan menjadi sebuah media bagi peserta didik untuk mengerti dan memahami bahwa negara ini terbentuk dari keberagaman budaya, agama, suku, sosial yang menjadi satu kesatuan untuk menciptakan sebuah kerukunan.
Peran guru seni baik pada MI/ MTs/ atau pun MAN adalah merencanakan, melaksanakan hingga mengevaluasi proses pembelajaran dari awal hingga akhir. Dalam merencanakan pembelajaran, salah satu hal terpenting ialah memasukan unsur-unsur nilai tradisi melalui pembelajaran digital sesuai dengan kompetensi yang ada pada setiap tingkatan. Hal ini dibutuhkan agar peserta didik mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Melalui youtubue, instagram dan facebook, peserta didik akan lebih mengenal seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia. Pandemi Covid-19 yang memaksa peserta didik untuk belajar mandiri dirumah, memberikan kesempatan bagi media digital untuk dapat menjadi salah satu alternatif pengenalan dan pelestarian nilai-nilai budaya. Proses ini harus benar-benar di fungsikan sebaik mungkin, karena kesempatan mengenalkan keberagaman kebudayaan di Indonesia sangat terbuka lebar pada materi seni budaya. Tujuan pembelajaran akan tercapai dengan baik serta diiringi pemahaman konsep pendekatan multikultural secara bertahap. Pendekatan multikultural menurut pendukungnya, tidaklah untuk mempersempit cakupan pendidikan seni rupa, tapi memperluasnya dengan memasukan berbagai tradisi seni rupa yang beragam (Delacruz; 1995, 58).
Digitalisasi pendidikan seni harus dimulai dari materi-materi pilihan yang mendukung konsep pelestarian budaya dalam proses pembelajaran. Proses tersebut menggunakan strategi dan metode yang dapat memicu peserta didik untuk aktif dan kreatif serta memahami konsep pelestarian budaya melalui media digital disaat pandemi Covid-19. Ketika pembelajaran di media online seperti youtube, instagram dan facebook, guru harus melakukan pendekatan multikultural kepada peserta didik, hal itu bertujuan untuk memberikan pengalaman secara langsung terhadap peserta didik agar lebih berminat terhadap pembelajaran seni budaya. Dibutuhkan pembentukan karakter kepada peserta didik agar mereka mampu mencintai budayanya dan melestarikannya melalui media sosialnya masing-masing.
Tujuanya pendidikan karakter adalah sebuah usaha sadar untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari (Megawangi; Kesuma, 2005, 15). Hal itu sejalan jika dikaitkan tujuan pembelajaran di madrasah dan peserta didik yang bertujuan menciptakan peserta didik yang mandiri dan memiliki kepribadian yang baik dan mencintai budayanya di tengah-tengah masyarakat. Tentu saja hal itu akan memberikan pengaruh besar terhadap peserta didik maupun pengajar. Karena pendidikan karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan (Salahudin dan Alkrieciechie 2013, 42).
Untuk menjadi pendidik yang baik dan memiliki kompetensi untuk menyampaikan materi pedidikan seni yang berkarakter. Pendidikan karakter adalah sebuah usaha sadar untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan yang bijak dan mempraktikanya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap lingkunganya, Megawangi ( dalam kesuma 2013, 5). Proses pembelajaran seni yang berbasis digital ketika pandemi Covid-19 merujuk pada peran guru dan siswa yang bekerjasama dengan baik. Peran keduanya akan mendukung keberhasilan dari sebuah proses pembelajaran dan pelestarian budaya. Maka dari itu dibutuhkan kemampuan, kreatifitas dan inovasi dari guru untuk memberikan proses pembelajaran yang terbaik untuk peserta didik. Sehingga penyampaian materi maupun penerapannya dapat mendukung konsep pelestarian budaya melalui media digital di tengah pembelajaran online.
Digitalisasi pendidikan seni, dianggap mampu mendukung pelestarian budaya yang semakin cepat dan berkembang pesat. Melalui aplikasi digital, peserta didik dapat mengenal budayanya, tidak hanya daerahnya saja namun lebih luas secara keseluruhan dalam lingkup nusantara. Pembelajaran online, bukan menjadi suatu penghalang dalam pelestarian budaya di masa pandemi. Melalui digitalisasi pendidikan seni, peserta didik akan memiliki kesempatan lebih besar untuk belajar mandiri dan mengenal budayanya serta melestarikannya melalui media digital. Melalui youtube, instagram dan facebook, peserta didik memiliki kebebasan dalam melihat dan mengkaji seluruh kesenian tradisional mulai dari tari, musik teater dan sebagainya sebagai media pembelajaran dan pelestarian tradisi kepada generasi milenial.
Penulis:
Editor:
Sumber: