Harapan Tak Boleh Mati, Meski Pandemi

Harapan Tak Boleh Mati, Meski Pandemi

Harapan Tak Boleh Mati, Meski Pandemi

Oleh: Novia Rahman Sari, S.Hum.

Sudah satu tahun lebih, pandemi covid-19 melanda negeri ini. Tak terasa, negeri ini berangsur-angsur adaptasi dengan kondisi yang disebut new normal. Saat ini, banyak kebiasan baru yang harus dipatuhi, tata aturan berubah tak seperti biasanya, menjalani rutinitas harian yang tak pernah terpikir sebelumnya. Salah satunya terkait pendidikan.

Pandemi, telah mengajarkan saya belajar untuk beradaptasi dan berubah. Bangku-bangku sekolah yang biasanya ramai diduduki siswa, kini sekejap lengang. Pandemi mengambil alih pembelajaran tatap muka, digantikan dengan pembelajaran jarak jauh, tanpa bersua. Segalanya menyesuaikan, beradaptasi.

Dahulu, guru dapat mengenal satu per satu paras muridnya. Akan tetapi sekarang? Ya, sudah terduga jawabannya. Pembelajaran masa pandemi memang belum sepenuhnya maksimal selayaknya pembelajaran tatap muka. Sebagai guru pengampu Sejarah Indonesia, saya benar-benar mencari formula yang pas untuk mengajar. Di tengah hiruk-pikuknya penyesuaian pembelajaran era new normal, siswa membutuhkan pembelajaran yang efektif, fun, dan tidak memberikan beban berlebih kepadanya.

Sebelum pandemi, guru dapat memberikan penjelasan yang leluasa terhadap siswa. Namun sekarang hanya dapat memberikan materi atau penjelasan yang singkat, baik berupa infografis, ppt, maupun dokumen. Dahulu, guru dapat menghidupkan kelas dengan diskusi panas, sekarang hanya dapat memberikan kesempatan murid berpendapat dan bertukar pikiran di chatting room. Dahulu, guru dapat melihat siswanya lihai dan semangat presentasi ke depan kelas, sekarang hanya dapat mendengarkan presentasi siswa via voice note. Keadaan memang berubah, tapi semangat belajar siswa tak boleh sirna.

Sebaiknya semasa pandemi, guru tak hanya memberikan tugas yang bertumpuk, tanpa memberikan jejak pembelajaran. Guru harus memfasilitasi kebutuhan siswa, karena pendidikan selalu berkaitan dengan menghormati, guru menghargai siswa, begitu pun siswa menghormati guru. Namun, karena waktu pembelajaran jarak jauh yang tidak sebanyak pembelajaran tatap muka, guru harus bekerja ekstra untuk memberikan pembelajaran yang efisien.

Meskipun pandemi, MAN 1 Cirebon mempunyai mutiara-mutiara yang membangkitkan harapan tiap guru. Siswa MAN 1 Cirebon tak pernah surut semangatnya. Kreasi siswa MAN 1 Cirebon membuat infografis/poster terkait materi Sejarah Indonesia sudah teruplaod di instagram dengan hashtag #teoripenyebaranislam. Berbagai lomba pun yang sesuai bakat minatnya selalu diikuti dengan penuh harap, mulai dari lomba vlog madrasah, duta moderasi beragama, surabi, lomba foto, dan lainnya. Alhamdulillah, beberapa lomba yang diikuti pun mendapat hasil yang diharap, juara 1, seperti lomba surabi dan lomba foto.

Harapan dan harapan masih terus teriring kepada siswa-siswi MAN 1 Cirebon untuk terus menyala di kondisi seperti apapun. Maksimalkan tiap waktu yang ada, kembangkan potensi, dan terus bersinar.

Untuk selutuh siswa di Indonesia, terus berkembang dan bertumbuh mengejar cita. Yakini setiap harapan, iringi dengan perbuatan, semesta perlahan-lahan mewujudkan harapan.

Nak, memang pandemi mengubah segalanya, namun harapan untuk belajar harus selalu menyala.