INOVASI DAN TRANSFORMASI MEDIA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

INOVASI DAN TRANSFORMASI MEDIA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

INOVASI DAN TRANSFORMASI MEDIA PENDIDIKAN DALAM PEMBELAJARAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Oleh: Eneng Sri Supriatin, M.Pd.

 (MAN 1 Tasikmalaya)

‘’Gitu ajah kok repot’’. Mengutip perkataan Presiden ke-4 Republik Indonesia yaitu almarhum Bapak KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, sekaitan dengan kondisi pada saat ini menjadi bahan perenungan dan introspeksi bagi siapa pun yang mau menafakurinya. Beliau adalah Bapak Pluralisme Indonesia. Sehingga kata-kata Beliau yang alami tanpa rekayasa dan ke luar dari hati yang jernih sering menghibur para pendengar.

Situasi saat ini merupakan ajang pembelajaran bagi pembelajar dalam dunia pendidikan. Beragam cara dan kreativitas perlu dipikirkan. Apalagi jika dikaitkan dengan tujuan Standar Pendidikan Nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam hal ini memiliki karakter yang kuat. Karena kekuatan para peserta didik tidak lepas dari peran guru sebagai fasilitator dalam memberikan pedidikan dalam hal transfer ilmu.

Bertemali dengan uraian di atas jika kita meneroka fenomena pendidikan di masa pandemi ini, kita selaku tenaga pendidik harus peka terhadap permasalahan yang dihadapi oleh para peserta didik di lingkungan sekitar. Keadaan situasi pandemi ini memberikan peluang besar bagi seluruh pemangku di dunia pendidikan agar lebih kreatif, inovatif dalam merancang beragam media pembelajaran. Mengapa demikian? Tidak lepas dari persepsi benar atau salah atas pernyataan tersebut yang jelas kembali kepada kata ‘’Iqra’’.

Konteks firman Allah Qs. Al-Alaq ayat pertama yang Allah turunkan kepada manusia ini menjadi pedoman untuk lebih memacu kita pada hal membaca dalam arti membaca yang tersurat dan tersirat dari keberadaan situasi dan kondisi di alam sekitar. Berbicara tentang membaca tidak lepas dari proses berpikir. Itulah perbedaan yang terlihat secara lahiriah maupun batiniah antara manusia dengan hewan. Di mana manusia diwajibkan untuk terus bertafakur merenungkan tentang alam sekitar ‘’afala tatafakkarun’’ (apakah kamu tidak memikirkan), ‘’afala ta’qilun’’ (apakah kamu tidak menggunakan akalmu), ‘’wa fi anfusikum, afala tubshirun’’ (di dalam dirimu apakah kamu tidak melihat?).

Proses berpikir di atas jika dikaitkan dengan pendidikan yang terjadi saat ini memiliki beragam cara penyampaian baik yang bersifat synchronus maupun asynchronus sesuai fungsi dan keterampilan yang dimiliki. Dari mulai pengembangan media pembelajaran secara inovatif demi menunjang Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) luring serta daring dengan menggunaan aplikasi medsos yang relevan sesuai materi pelajaran.

Guru sebagai fasilitator bahu membahu membuat ragam media pembelajaran daring misalnya penggunaan zoom, google meet, whatsapp, webex, atau masih banyak lagi aplikasi yang bisa digunakan. Dengan catatan tidak ada hambatan pada gawai, internet, dan pulsa. Selain itu guru bisa menggunakan media aplikasi youtube sebagai pembelajaran untuk mempermudah pemahaman siswa dalam materi pelajaran.

Sedangkan selama pembelajaran luring bisa mengakses melalui televisi dan radio serta bisa memanfaatkan program belajar dari rumah melalui TVRI jika memiliki akses televisi.

Bebicara tentang media pembelajaran, sebagai penunjang di dunia pendidikan yang sesuai dengan tujuan nasional mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak lepas dari proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru harus melek informasi, melek beragam aplikasi dan media pembelajaran. Dan itulah perbedaan guru zaman dulu dengan zaman sekarang lebih dituntut aktif mengikuti perkembangan zaman era 4.0 yaitu era serba digital. Realisasinya dapat disesuaikan dengan ungkapan siapa yang ‘’siap dan kuat maka dia yang jadi pemenang’’. Barangkali konsep ini bisa dijadikan motivasi pembelajaran di masa pandemi.

Selanjutnya pemakaian media pembelajaran dalam belajar, menurut Umar Hamalik dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa (Arsyad: 2013, 31).  Berdasarkan hal tersebut maka dapat dijabarkan pengelompokkan media pembelajaran yang dapat digunakan pada masa pandemi di bawah ini.

Media Audio contoh kaset audio, CID, siaran radio, telepon. Media cetak contoh buku pelajaran, modul, brosur, leaflet. Media audio cetak contoh gambar kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis. Media proyek visual diam contoh overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide). Media proyeksi audio-visual diam contoh film bingkai (slide) bersuara. Media visual gerak contoh film bisu. Media audio-visual gerak contoh film gerak bersuara, video NCD, televise. Media objek fisik contoh benda nyata, model, specimen. Media manusia dan lingkungan contoh guru, pustakawan, laboran. Komputer contoh CAI (pembelajaran berbantuan komputer) dan CBI (pembelajaran berbasis komputer).

Dari uraian beragam media pembelajaran tersebut dapat dipilih dan digunakan beberapa media yang cocok selama pandemi. Tinggal bagaimana keinginan pengguna untuk mengembangkan media pembelajaran yang dipilih tersebut sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan pengembangan.

Maka dari itu Inovasi dan transformasi media pembelajaran ini merupakan rangkaian kata yang pantas diungkapkan dalam dunia pendidikan di masa pandemi covid -19. Meski pada kenyataannya rencana dan proses tidak selamanya berjalan mulus banyak kendala yang harus tetap diperjuangkan. Dari mulai amunisi bagi guru, siswa dan seluruh stakeholder.

Inti dari tulisan ini sesuai dengan judul dari awal pembicaraan dikutip ‘’gitu ajah kok repot’’ yaitu hidup harus terus berjalan dengan penuh keikhlasan dan penuh syukur. Jalani aturan dan taat pada pemerintah, sambil terus belajar. Jangan dibikin pusing, jalani kehidupan dengan tenang,  bertawakal dan senyuman.

Mengingat masih banyak kehidupan, tidak didasari keimanan yang kuat. Padahal iman merupakan pondasi hidup agar terarah. Dengan Ilmu sebagai modalnya. Dan seni sebagai penghias keindahan lakon kehidupan.

Maka dari itu manusia sekarang terkhusus tenaga pendidik adalah manusia-manusia yang Allah ciptakan untuk mengembangkan daya pikir kreatif demi terciptanya pembelajaran yang sukses. Kesuksesan tersebut meski ditunjang dan didukung oleh skill yang dimiliki. Agar proses pembelajaran bisa tereksplor, terealisasikan, serta dipahami hingga bernilai keberkahan bagi hidup dan hidup sesudah mati.

Keyakinan yang kuat, selalu menginspirasi adalah modal serta bekal dalam proses mengubah dunia dalam genggaman. Berawal dari kata ‘’jadi’’ maka jadilah seperti yang Allah perintahkan ‘’Kun Fayakun’’. Semua kejadian tidak ada yang sia-sia semua kejadian jadikan sebagai kemaslahatan bukan dijadikan sebagai sebuah permasalahan.

Dengan demikian proses inovasi dan transformasi ini salah satu proses berpikir manusia selama hidup. Sebagaimana firman Allah yang artinya ‘’Apakah kalian tidak memikirkan atau merenungkan isi Al-Qur’an atau hati mereka terkunci’’. (Qs. Muhamad: 24).

Buka mata buka telinga, tetap semangat dan fokus dalam situasi apapun demi mewujudkan generasi bangsa yang kuat dan tangguh. Generasi yang siap dalam menghadapi tantangan luar sebagai modalnya ilmu bermanfaat yang diberikan oleh para pengajar selama pandemi. Beragam keilmuan mereka miliki ditunjang oleh peningkatan karakter sikap yang baik, keterampilan dan pengetahuan. Serta menghasilkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, serta afektif. Hal tersebut sesuai dengan tema pengembangan kurikulum 2013.