INOVASI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIK MTsN 1 KOTA BEKASI
INOVASI PENDIDIKAN BAGI PENDIDIK MTsN 1 KOTA BEKASI
Oleh: Sitti Husna Karepesina, M.Pd.I
Corona virus disease 2019 (Covid-19) yang menyebar ke berbagai negara termasuk Indonesia sudah lebih dari tiga semester, memberikan tantangan tersendiri bagi lembaga pendidikan, khususnya pendidikan Madrasah dan berdampak terhadap perubahan aktivitas belajar mengajar yang semula offline learning/ tatap muka menjadi oniline learning /pembelajaran daring. MTsN 1 Kota Bekasi sebagai salah satu sekolah/ madrasah yang ada di provinsi Jawa Barat pun turut menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh. Inovasi bidang pendidikan terus dikembangkan oleh pihak madrasah sebagai salah satu upaya pemaksimalan hasil capaian belajar oleh setiap peserta didiknya, sekaligus bentuk pencegahan dari penyebaran pandemi ini
Inovasi dapat dikatakan suatu keterbaruan dalam hal untuk menjawab dan menyelesaiakan permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yang baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Menurut (Irwan, 2015) suatu yang baru itu adalah sesuatu yang sebelumnya belum pernah ada ini dinamakan invention, atau sesuatu yang tidak baru tetapi sebelumnya sudah ada yang baru ini dinamakan discovery. Proses invetion yaitu menerapkan suatu pendekatan atau strategi pembelajaran yang belum pernah dipakai dan belum pernah dilaksanakan oleh oleh siapaun untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran, dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan kita dapat membuat mendesain pembelajaran melalui aplikasi yang tersedia baik di laptop maupun di handphone. Menurut Wina Sanjaya Inovasi pembelajaran merupakan suatu gagasan atau ide dalam bidang pembelajaran yang terbaru untuk menyelesaikan permasalahan pendidikan. Inovasi akan muncul dikarenakan adanya keresahan dari pihak penyelenggaraan pendidikan, seperti pendidik merasa resah terhadap pelaksanaan PBM jika tidak berhasil..
Keresahan tersebut akan menjadi permasalahan yang harus segera dilakukan penanganan. Usaha yang dilakukan untuk menyelesaiakan permasalahan tersebut yaitu dengan memunculkan ide atau gagasan yang baru sebagai suatu inovasi. Sehingga dapat diluruskan bahwa inovasi itu akan ada dikarenakan adanya suatu permasalahan yang dirasakan, inovasi akan muncul jika ada masalah yang dirasakan. Dari berberapa pendapat diatas dapat simpulkan bahwa inovasi pendidikan adalah sesuatu yang baru yang digunakan untuk menjawab atau memecahkan suatu permasalahan. Dilihat dari bentuk atau wujudnya “sesuatu yan g baru” itu dapat berupa ide, gagasan, benda atau mungkin tindakan. Dalam bahasa yang lebih ekplisit, inovasi tidak selalu mengisyaratkan mengharuskan pembaharuan absolut.
Untuk inovasi dalam masa pandemi ini sebagai pendidik kita harus memastikan bahwa kegiatan belajar-mengajar tetap berjalan meskipun peserta didik berada dirumah, inovasi pembelajaran merupakan solusi yang perlu didesain dan dilaksanakan oleh pendidik dengan menggunakan media atau aplikasi pembelajaran yang ada seperti media pembelajaran daring (online). Pendidik MTsN 1 Kota Bekasi melakukan pembelajaran menggunakan metode E-Learning madrasah versi 3.00 yaitu pembelajaran memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi/TIK
Sistem pembelajaran dilaksanakan oleh pendidik MTsN 1 Kota Bekasi melalui perangkat komputer (Personal Computer) atau laptop yang terhubung dengan koneksi jaringan internet, juga dapat mengunakan android. Pendidik dapat menggunakan media pembelajaran model grup dengan menggunakan media sosial yaitu Whatsapp (WA), telegram, aplikasi Zoom meeting ,Google Class Room, Google meet ataupun media sosial lainnya sebagai suatu sarana pembelajaran jarak jauh akan membuat pendidik dan peserta didik dapat belajar diwaktu bersamaan walaupun berada ditempat yang berbeda. Pendidik juga dapat memberikan tugas-tugas atau latihan kepada peserta didik. Untuk memahami materi dalam pembelajaran daring agak lambat yang mengakibatkan kurikulum agak sulit kita capai, sehingga hal yang penting dalam proses belajar mengajar secara daring ini peserta didik tetap melakukan kegiatan belajarnya. Pendidik biasanya menerapkan pembelajaran kontekstual yang dialami peserta didik agar peserta didik dapat lebih memahaminya. Semua pendidik mengalami keresahan ini, hal ini tidak dirasakan pendidik dan peserta didik tetapi juga para orang tua, akan tetapi sebagai pendidik tetap optimis bahwa apapun yang terjadi proses belajar-mengajar tetap dilakukan. Dalam hal dilakukannya proses belajar mengajar secara online dimana harapannya pendidik juga tidak memberatkan peserta didik, karena mereka juga harus memahami serta melakukan belajar secara otodidak agat tidak ketinggalan pelajaran.
Banyak materi pembelajaran yang dapat disesuaikan dalam menghadapi pandemi Covid-19, yaitu:
- Kegiatan yang biasa peserta didik lakukan, misalnya makan bersama, membersihkan rumah dan lingkungan disekitar rumah dan kegiatan lainnya yang dilakukan peserta didik.
- Keterampilan juga dapat dilakukan peserta didik dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di rumah.
- Kegiatan agama dapat dilakukan dengan membaca Al Quran, menghapal surah-surah pendek yang ada di Al Quran dan hadist serta melakukan shalat sunat, yang mungkin selama ini jarang dilakukan, menulis dengan huruf Arab, salat berjamaah, dan kegiatan ibadah lain.
Kegiatan-kegiatan diatas bisa dilaporkan kepada pendidik yaitu dengan cara mengirimkan baik photo, video atau audio. Sehingga tidak hanya pendidik yang mengetahui bagaimana belajar peserta didik disini, orang tua juga akan terlibat dan mengetahui aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Ini menjadi kolaborasi yang baik antara pendidik, peserta didik, dan orang tua.
Tidak hanya pendidik saja yang melakukan inovasi Kepala Madrasah juga harus berinovasi dalam menjalankan fungsi supervisi atau pembinaan kepada pendidik untuk memastikan bahwa kegiatan belajar mengajar telah dilakukan oleh pendidik dan peserta didik meskipun menggunakan metode jarak jauh (daring). Kepala Madrasah juga dapat memberikan solusi dan motivasi kepada pendidik di smadrasah, sehingga pendidik yang belum siap memanfaatkan media daring dapat disupervisi dan diberi solusi. Untuk pengawas madrarasah juga dapat berinovasi agar tetap menjalankan pengawasan dan tujuan dari supervisinya dapat berjalan dengan baik meskipun tidak harus selalu bertatap muka.
Selain Pendidk dan Kepala Madrasah pengawas madrasah juga melakukan inovasi agar tugas dalam pengawasan berjalan lancar dan baik walaupun tidak dilakukan secara tatap muka. Hal ini terliaht pada saat supervisi pendidik yang sedang melaksankanan kegiatan belajar mengajar.Pengawas tetap melakukan pembinaan, monitoring, dan evaluasi kerja kepala madrasah dalam mengatur proses belajar daring. Pengawas memantau bagaimana sekolah melakukan pembelajaran secara jarak jauh, pengawas dapat menggunakan aplikasi yang telah tersedia untuk memantau dan memonitoring suatu madrasah yang akan mengakibatkan tetap masih adanya komunikasi antara pengawas madrasah dengan madrasah binaannya bahwa berjalan dengan lancar dan kepala madrasah juga melaporkan semua jalannya pembelajaran daring yang dilakukan pendidik di sekolah masing-masing kepada pengawas madrasah.
Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan dalam inovasi pendidikan adalah guru, siswa, kurikulum, fasilitas, dan lingkup sosial masyarakat:
Guru
Guru sebagai ujung tombak dalam pelaksanaan pendidikan merupakan pihak yang sangat berpengaruh dalam proses belajar mengajar. Kepiawaian dan kewibawaan guru sangat menentukan kelangsungan proses belajar mengajar di kelas maupun efeknya di luar kelas. Guru harus pandai membawa siswanya kepada tujuan yang hendak dicapai.
Siswa
Sebagai obyek utama dalam pendidikan terutama dalam proses belajar mengajar, siswa memegang peran yang sangat dominan. Dalam proses belajar mengajar siswa dapat menentukan keberhasilan belajar melalui penggunaan intelengensia, daya motorik, pengalaman, kemauan dan komitmen yang timbul dalam diri mereka tanpa ada paksaan. Hal ini bisa terjadi apabila siswa juga dilibatkan dalam proses inovasi pendidikan walaupun hanya dengan mengenalkan kepada mereka tujuan dari pada perubahan itu mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan sehingga apa yang mereka lakukan merupakan tanggung jawab bersama yang harus dilaksanakan deengan konsekwen.
Kurikulum
Kurikulum pendidikan, lebih sempit lagi kurikulum sekolah meliputi program pengajaran dan perangkatnya merupakan pedoman dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Oleh karena itu kurikulum sekolah dianggap sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar di sekolah, sehingga dalam pelaksanaan inovasi pendidikan, kurikulum memegang peranan yang sama dengan unsur-unsur lain dalam pendidikan.
Fasilitas
Fasilitas termasuk sarana dan prasarana pendidikan, tidak bisa diabaikan dalam proses pendidikan khususunya dalam proses belajar mengajar. Dalam pembaharuan pendidikaan, tentu saja fasilitas merupakan hal yang ikut mempengaruhi kelangsungan inovasi pendidikan akan bisa dipastikan tidak akan berjalan dengan baik. Fasilitas, terutama fasilitas belajar mengajar merupakan hal yang esensial dalam mengadakan perubahan dan pembaharuan pendidikan.
Lingkup Sosial Masyarakat
Dalam menerapkan inovasi pendidikan, ada hal yang tidak secara langsung terlibat dalam perubahan tersebut tapi bisa membawa dampak, baik positif maupun negatif, dalam pelaksanaan pembaharuan pendidikan. Masayarakat secara tidak langsung atau tidak langsung, sengaja maupun tidak, terlibat dalam pendidikan. Sebab, apa ayang ingin dilakukan dalam pendidikan sebenarnya mengubah masyarakat menjadi lebih baik terutama masyarakat dimana peserta didik itu berasal. Tanpa melibatkan masyarakat sekitarnya, inovasi pendidikan tentu akan terganggu, bahkan merusak apabila mereka tidak diberitahu atau dilibatkan. Keterlibatan masyarakat dalam inovasi pendidikan sebaliknya akan membantu inovator dan pelaksana inovasi dalam melaksanakan inovasi pendidikan.