JAUH DI MATA DEKAT DI HAPE

JAUH DI MATA DEKAT DI HAPE

JAUH DI MATA DEKAT DI HAPE

Oleh.  MUNHIDOH, M.Pd. (MAN 4 CIREBON)

Peluncuran istilah Merdeka Belajar telah digaungkan oleh Menteri paling muda dan berprestasi pada kabinet Presiden Jokowi jilid ke-2.  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kita ini memberikan kebebasan yang sebesar-besarnya pada pola pembelajaran yang diserahkan sepenuhnya kepada satuan pendidikan masing-masing.  Bapak Nadiem Makarim, begitu berani menyatakan hal seperti itu tentu dengan pertimbangan yang sudah dikaji secara maksimal.  Gaung tersebut disambut para guru dengan sangat gembira, dan Lembaga-lembaga Pendidikan pun membuka diri dengan tangan terbuka dan sangat mendukung penuh apa yang diaamanatkan sang Menteri. Tujuannya adalah tidak lain dan tidak bukan yaitu hanya untuk mencapai cita-cita Bangsa dan Negara dapat mencerdaskan kehidupan putra putri generasi calon pemimpin tangguh di masa yang akan datang tanpa proses pembelajaran yang kaku dan penuh dengan keceriaan.

Beberapa bulan setelah itu, angin segar pun datang.  Para guru yang masih sedang mencari makna dan bagaimana pelaksanaaan dari istilah Merdeka Belajar tersebut, muncullah sesuatu hal yang benar-benar membuat Merdeka Belajar langsung dialami oleh guru dan siswa, yaitu adanya jenis Virus baru berasal dari Wuhan, Cina, yang dikenal dengan nama Virus Corona Diseases disingkat dengan Covid-19.  Pemerintah kita menetapkan status darurat, karenanya ini disebut masa Pandemi Covid-19.  Mengapa sampai seperti itu? Virus Covid-19 merupakan penyebab suatu penyakit seperti flu yang penularannya sangat cepat dan belum di temukan obatnya.  Oleh karena itu seluruh kegiatan terpaksa dihentikan, dialihkan dan disarankan dilakukan dari rumah.

Suasana mencekam dimana-mana. Dilarang keluar rumah, sosialisasi protokol kesehatan menggema dari kota sampai kedesa-desa. Bagaimana dengan proses pembelajaran? Apakah terhenti juga? Jawabannya tentu tidak.  Dunia Pendidikan terus berjalan yang dilakukan secara online.  Para siswa belajar dari rumah (BDR).  Para guru memberikan tugas secara daring (dalam jaringan) dengan menggunakan metode dan caranya masing-masing. Di sinilah nampak sekali kebebasan belajar yang dirasakan para siswa. Terkadang siswa merasa santai, mereka menganggap tenang saja, kedisiplinan menurun, cara dan gaya belajar mereka pun dapat dilakukan sendiri untuk mencari informasi dari dunia maya.    Para siswa yang mau belajar, tentu dapat memanfaatkan media teknologi disamping materi yang diberikan oleh gurunya.  Akan tetapi, bagi siswa yang gairah belajarnya sangat minim, mereka akan menikmati yang dianggapnya bahwa sekolah libur

Situasi dan kondisi saat ini yang memaksa kita untuk menahan diri dari kesibukan diluar rumah, membuat jarak antar sesama manusia makin terasa jauh, namun kita dimudahkan dengan banyaknya alat yang mampu menyatukan kita, seperti media elektronik, media massa, internet, dan lain-lain. Media yang sering digunakan dalam pembelajaran daring ini adalah hand phone (HP), semua guru dan siswa semakin mahir menggunakan alat elektronik tersebut. Dalam penggunaannya berbagai macam aplikasi bisa dimanfaatkan untuk proses kegiatan belajar mengajar, sehingga membuat siswa tetap merasa dekat dengan teman-teman atau gurunya, meski secara virtual.

Ada istilah “jauh di mata dekat di hati” atau istilah yang viral saat ini “jauh dimata dekat di do’a” (soundtrack sinetron yang sedang naik daun), dan sekarang istilah yang tepat dalam pembelajaran daring “jauh dimata dekat di hape”, semua proses kegiatan belajar mengajar bisa dilakukan meski jarak memisahkan, hape menyatukan, meski sevara virtual tapi tetap memuaskan.

Guru dapat menjelaskan materi pelajaran dari rumah, dan siswa pun dapat menyimak dan melakukan kegiatan belajar dari rumah masing-masing juga, dalam perkembangannya hape banyak memberikan manfaat lebih praktis dan memudahkan kita dalam mengakses informasi apapun yang terjadi di dunia ini, kita tinggal menggerakkan jari jemari kita ke tombol-tombol gadget, maka akan langsung muncul informasi yang kita cari tersebut, di ibaratkan “dunia dalam genggaman kita”.  Berbagai aplikasi menarik dan menghibur banyak menghiasi ponsel kita, layanan jasa, produk-produk dari dalam dan luar negeri selalu hadir tanpa batas waktu.

Dalam penggunaannya, hape bisa bermanfaat positif ataupun negative tergantung bagaimana sipemakai memanfaatkan teknologi tersebut.  Innamal a’malubinniyat, semua perbuatan tergantung dari niat, jadi semuanya dikembalikan ke masing-masing pribadi manusia itu sendiri dalam memanfaatkan sesuatu, termasuk dalam system pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa dengan menggunakan cara daring.

Tetaplah bekerja dan berusaha, tawakal dan pasrahkan hasilnya kepada Allah SWT. Senantiasa Tawadlu’ dan istiqomah, semoga kita bisa menjadi hamba yang baik bagi Tuhannya, guru yang baik bagi muridnya, orang tua yang baik bagi anaknya, teman yang baik bagi sahabatnya, dan lain-lain. Semangat dan sukses selalu untuk semuanya, aamiiin.