Jejak Rasulullah : Eps. 18

Jejak Rasulullah : Eps. 18

Episode 18

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّد

Perlindungan Alloh

Abu Tholib segera melaksanakan apa yg disarankan oleh Buhairo, karena peringatan itu memang beralasan.

Segera, setelah Abu Tholib dan Muhammad meninggalkan rumah Buhairo, datanglah 3 orang ahli kitab bernama Zurair, Daris, dan Tammam kepada Buhairo. Ketiganya menyandang senjata di pinggang. Mereka bertanya kepada Buhaira apakah ia juga melihat seorang anak dengan ciri-ciri seperti ini dan itu.

Buhaira tahu bahwa mereka mencari Muhammad. Rupanya, ketiga orang ini juga telah mendengar tentang Muhammad. Buhairo memandang senjata2 yang mereka bawa dengan perasaan ngeri.
Buhairo tahu mereka mencari Muhammad dengan maksud membunuhnya. Oleh karena itu, Buhairo berusaha memberikan perlindungan kepada Muhammad.
Tidak henti-hentinya Buhaira menasihati ketiga tamunya akan adanya kekuasaan Alloh. Diingatkannya bahwa bagaimanapun usaha mereka, mereka tidak akan mampu mendekati Muhammad untuk membunuhnya.

Akhirnya, ketiganya pun melihat kebenaran dalam perkataan Buhairo. Batallah niat mereka untuk mengejar dan membunuh Muhammad, kemudian berlalulah mereka dari hadapan Buhairo.

Alloh menjaga Muhammad dari kejahatan dan kotoran-kotoran jahiliyah. Allah membimbing Muhammad tumbuh menjadi orang yang paling ksatria, paling baik akhlaknya, paling mulia asal-usulnya, paling baik pergaulannya, paling agung sikap santunnya, paling murni kejujurannya, paling jauh dari keburukan dan akhlak yang mengotori kaum lelaki sehingga semua orang menjulukinya "Al Amin" karena Allah mengumpulkan sifat-sifat itu pada diri Muhammad.

Kelak setelah menjadi Rosul, Muhammad bercerita tentang perlindungan Alloh kepadanya sejak masa kecil dari segala bentuk kejahiliyahan. Rosululloh bersabda,

"Pada masa kecilku, aku bersama anak-anak kecil Quraisy mengangkut batu untuk satu permainan yang biasa dilakukan anak-anak. Semua dari kami melepas baju untuk alas di atas pundak (sebagai ganjalan) untuk memikul batu.

"Aku maju dan mundur bersama mereka. Namun, tiba-tiba seseorang yang belum pernah aku lihat sebelumnya menamparku dengan tamparan yang amat menyakitkan. Ia berkata, 'Kenakan pakaianmu!' Kemudian, aku mengambil pakaianku dan memakainya. Setelah itu, aku memikul batu di atas pundakku dengan tetap mengenakan pakaian dan tidak seperti teman temanku."

Membantu Paman

Muhammad juga pernah menjadi gembala sewaan, untuk membantu Abu Tholib yang hidup dalam kemiskinan

Perang Fijar

Sebagai seorang remaja yang tumbuh di lingkungan Jazirah Arab.  Muhammad juga mengalami perang. Perang itu disebut Perang Fijar.
Saat peperangan dimulai, Umur Muhammad memasuki lima belas tahun.

Perang itu sendiri disebabkan sebuah pembunuhan.
Barrodz bin Qois dari Bani Kinanah membunuh Urwa Ar-Rohhal bin Utba dari Bani Hawazin, hanya karena Barrodz jengkel ketika Urwa dipilih untuk memimpin kafilah dagang Nu'man bin Mundhir yang kaya.
Diam diam , Barrodz mengikuti kafilah Urwa dari belakang dan membunuh Urwa.
Padahal ketika itu adalah bulan suci, bulan yang tidak diperkenankan bagi siapa pun untuk menumpahkan darah.

Karena Quraisy pelindung Barrodz, Bani Hawazin mengumumkan perang terhadap Quraisy untuk membalas kematian Urwa. Perang pun pecah pada bulan suci. Selama empat tahun berturut-turut, kedua belah pihak saling menyerang.

Dalam pertempuran itu, awalnya Muhammad bertugas memunguti anak panah lawan yang berjatuhan dan memberikannya kepada paman-pamannya. Namun, pada tahun-tahun berikutnya, dia juga meluncurkan panah ke arah lawan untuk melindungi paman-pamannya.

Perang pun berakhir dengan perdamaian ala pedalaman: pihak yang menderita lebih sedikit korban manusianya harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sejumlah selisih kelebihan korban. Dalam hal ini, pihak Quraisy yang lebih sedikit menderita korban harus membayar kelebihan korban sebanyak dua puluh orang Hawazin.

Barrodz bin Qois

Barradz bin Qois, si penyebab Perang Fijar, adalah seorang pemabuk.
Karena merusak citra sukunya, dia diusir dan mendapat naungan suku lain. Namun di sana, dia juga mabuk berat dan membuat onar kemudian diusir lagi.

Akhirnya, Harb bin Muawiyah, ayah Abu Sofyan, menampungnya walaupun hampir saja Barrodz bin Qois diusir lagi, karena terus berbuat onar.
Dikarenakan perlindungan Harb dari Quraisy inilah, Bani Hawazin menyerang Quraisy ketika Barrodz bin Qois membunuh Urwa bin Utba.

(insya Alloh bersambung)