KACAMATA IMAN MENJADIKAN PBM DI MASA PANDEMI KEMBALI BERSERI

KACAMATA IMAN MENJADIKAN PBM DI MASA PANDEMI KEMBALI BERSERI

KACAMATA IMAN MENJADIKAN PBM DI MASA PANDEMI KEMBALI BERSERI

Oleh Mimin Aminah, S.Pd.I.

Pendidik Mapel PAI MTs Zakaria Bandung

Pandemi Covid-19 masih betah mengusik dunia, padahal segala daya upaya terus dilakukan agar bisa mengakhirinya.Tentunya hal ini membangkitkan pertanyan yang sangat mendasar, “Apa maksud Sang Pencipta mentakdirkan semua ini?“ Sebuah pertanyaan retoris yang membutuhkan perenungan dan kejujuran agar menjadi titik sadar manusia bahwa betapa Kuasa Allah terlihat begitu jelas, kuat, dan tak dapat dicegah oleh manusia, walaupun seisi bumi mengeluarkan kemampuannya. Posisi kemampuan manusia hanyalah ikhtiar menjemput takdir-Nya. Kesadaran seperti inilah yang seharusnya membuat manusia kembali berbenah diri, menyadari kekurangan dan mengadakan perbaikan,

Dalam pandangan seorang muslim keadaan yang terjadi saat ini, diyakini sebagai peristiwa yang tidak terlepas dari apa yang diwahyukan dalam QS: 57: 22 yang berbunyi:

Artinya: Tiada satu bencana menimpa bumi dan tidak pula pada dirinya sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lohmahfuz) sebelum kami menciptakannya,Sesungguhnya yang demikian itu mudah bagi Allah.

Dengan demikian sikap yang benar terpahami dalam kondisi ini, adalah tetap berusaha memahami esensi di balik Covid 19 sebagai bentuk kasih sayang-Nya dan menyuburkan optimisme bahwa tidak ada yang harus ditakuti, disesali apa lagi dipertanyakan kejadiannya. Semua yang terjadi pasti mengandung makna karena sesunguhnya tiadalah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha Suci Engkau lindungi kami dari api neraka (QS: 3:191).

Keyakinan akan tidak adanya kesia- siaan di dalam semua kehendak-Nya, haruslah termiliki pada jiwa kami pendidik sebagai bagian yang terlibat langsung di sektor pendidikan yang terkena dampak wabah ini. Ada banyak realita yang kami temui diperjalanan bertugas, mulai dari  kesulitan kami untuk mencari media yang menjadi kendaraan tercapainya kompetensi yang diharapkan, kesulitan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran secara maksimal , orang tua yang kebingungan mendampingi proses belajar putra putrinya di rumah dan hambatan lainnya. Namun demikian  realita ini justru mendorong kami untuk berupaya menangkap kondisi ini menjadi tantangan yang harus dihadapi dengan keyakinan bahwa yang terbaik datang dari Allah dan  Allah akan mendatangkan kebaikan pada siapa yang dikehendaki  QS : !0; 107

Dengan dorongan keyakinan bahwa kebaikan akan diberikan pada siapa yang dikehendaki, tentunya tantangan ini, menjadi menarik untuk diupayakan berbagai jalan keluarnya agar bisa menjadi bagian datangnya kebaikan yang Allah janjikan. Adapun langkah yang kami upayakan adalah:

1. Menyadarkan diri betapa mulia tugas mendidik

Selaku pendidik, kami harus membimbingkan 2 fungsi, yaitu fungsi teknis dan non teknis. Di fungsi teknis, kami mencoba meningkatkan profesionalisme di bidang penguasaan  media yang efektif untuk mengajar di masa pandemi, menyenangkan dan memudahkan peserta didk untuk melaksanakan tugas belajarnya (Ahmed.et.al 2020) berupa pemilihan digital tools for interaktif learning seperti penguasaan padlet, google site, thinkling, nearpod dsb dengan dukungan olahan  media yang menarik di aplikasi canva dan kinemaster, serta merancang aneka game edukasi seperti wordwall, odlu, learning app dsb yang sengaja disiapkan agar jika sesekali kejenuhan melanda peserta didik , mereka tetap dapat melaksanakan tugas belajarnya dengan senang hati sehingga transfer pengetahuan  yang diharapkan tetap bisa dilaksanakan (Gunawan. Et. Al 2020).

Kami juga haruslah menyadari bahwa potensi peserta didik bukan hanya di bidang kognisi, kemampuan non teknis  yaitu pembentukan sikap prilaku dan keterampilan  justru menjadi point terbesar yang harus kami olah sebagai bagian proses dari bidang pelajaran yang kami ampu agar peserta didik memiliki sikap dan cara pandang yang benar pada tugas belajarnya.Upaya kami dalam mewujudkan hal ini adalah menciptakan kesepahaman esensi materi dengan cara dialogis berupa kontak personal sesuai kesepakatan ataupun kolaborasi agar terbangun kerjasama untuk menerapkan materi dalam bentuk sikap di kehidupan sehari-hari.

Upaya ini harus kami lakukan karena kami sangat menyadari secanggih apapun teknologi dan pendekatan proses yang disajikan, akan tidak berarti jika kami mengabaikan komponen utama proses hadirnya kesadaran peserta didik dengan cara menyentuh  sisi nurani mereka agar ia menyadari  keyakinan apa yang harus mendasari mereka untuk dapat bersikap secara benar terhadap apapun yang sedang terjalani. Dengan kesadaran ini, diharapkan peserta didik dapat terus melaksanakan tugas tugasnya yang lebih luas dari sekedar materi baik di sekolah maupun rumah dengan pondasi yang benar.  Untuk harapan inilah kami terdorong untuk berada dekat dengan mereka layaknya seorang ibu pada putranya, karena pendidik hakekatnya adalah ibu peserta didik di sekolah.

Upaya melaksanakan bimbingan teknis yang didasari bimbingan non teknis yang tersadarkan inilah, yang diharapkan tetap menyemangati peserta didik untuk terus melaju dalam melaksanakan tugasnya walau di masa pandemi.

2. Penyadaran peserta didik agar siap berperan di masa pandemi

Adalah suatu kewajaran ada keadaan peserta didik belum siap menghadapi kesulitan belajar di masa ini, hal yang harus dilakukan bukan membenci atau menuntut mereka siap mengikuti apa yang menjadi target pendidik dalam penyampaian materi. Melalui bidang yang kami ampu kami berupaya menyentuh kesadaran pada peserta didik bahwa keadaan ini terjadi harus disikapi dengan iman, iman itu yang membuat setiap jiwa merasakan kelezatan dalam dada ketika menikmatinya walaupun betul ada kelelahan yang dirasakan, kejenuhan yang melanda bahkan keputuasan yang menggelitik jiwa, namun orang yang beriman menyakini bahwa kenyataan ini menjadi tantangan untuk beroleh kenikmatan yang hakiki di hadapan-Nya. Dan untuk kenikmatan itulah peserta didik diajak untuk siap berkorban.

Kami pendidik harus terus menerus melakukan pendekatan dan memahami apa yang dirasakan peserta didik dan hadir sebagai teman yang bersedia menemani dan memberi support pada peserta didik sehingga ia memiliki energy baru untuk menghadapi berbagai kesulitan yang dihadapi dengan aman dan nyaman.Peran inilah yang harus terus menerus mereka kembangkan saat ini, agar pandemi tetap berarti.

3. Kerjasama Madrasah dan orang tua.

Karena peserta didik tumbuh dan berkembang di dunia rumah dan sekolah, tentunya kedua lingkungan ini diharapkan juga menjadi faktor eksternal yang turut membangun tumbuh kembang potensi peserta didik, hal ini dilakukan dengan cara bertukar informasi, teknis dan strategi di rumah dan di sekolah secara sinergi agar tumbuh kembang peserta didik bisa dioptimalkan.

Dengan dilaksanakannya 3 langkah diatas, di dalam pendidikan secara bersinergi diyakini menjadi sebuah upaya untuk dapat mengantisifasi fobia gagalnya proses tumbuh kembang peserta didik sehingga walau pandemi proses belajar mengajar kembali berseri.