KESIAPAN PESERTA DIDIK MTsN 2 KOTA BANDUNG PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI ERA DIGITAL

KESIAPAN PESERTA DIDIK MTsN 2 KOTA BANDUNG PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI ERA DIGITAL

KESIAPAN PESERTA DIDIK MTsN 2 KOTA BANDUNG PADA PEMBELAJARAN ONLINE DI ERA DIGITAL

Oleh : Cecep Luky Heryana, S.Ag., MM.

Pembelajaran online pada dasarnya adalah pembelajaran jarak jauh (PJJ). Sistem pembelajaran jarak jauh merupakan sistem yang sudah ada sejak pertengahan abad 18 pembelajaran online adalah pembelajaran yang dilakukan melalui jaringan internet. Oleh karena itu, dalam Bahasa Indonesia pembelajaran online diterjemahkan sebagai ‘pembelajaran dalam jaringan’ atau ‘pembelajaran daring’. Istilah online learning banyak disinonimkan dengan istilah lainnya seperti e-learning, internet learning, web-based learning, tele-learning, dis tributed learning dan lain sebagainya (Ally, 2008). Dalam beberapa tahun terakhir, pembelajaran online juga sering dikaitkan dan digunakan sebagai padanan istilah mobile learning atau m-learning, yang merupakan pembelajaran online melalui perangkat komunikasi bergerak (mobile communication devices) seperti computer tablet dan smart phone.

Penggunaan teknologi dan media dalam dan untuk pendidikan bukan hal baru. Dalam percakapan sehari-hari, istilah teknologi dan media biasanya digunakan bergantian seolah memiliki pengertian yang sama. Namun demikian, sebenarnya teknologi dan media tidak sepenuhnya merupakan istilah padanan. Istilah teknologi merujuk pada peralatan dan mesin (juga sistem) yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang ada. Jadi dalam konteks pendidikan, teknologi adalah peralatan yang digunakan untuk mendukung proses pembelajaran/pendidikan yang dapat berupa komputer, perangkat lunak, jaringan komunikasi, dan buku tercetak (Bates, 2011)

Pemanfaatan teknologi informasi pada pembelajaran online di negara kita  memiliki dampak  terhadap perubahan  seluruh aspek kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah interaksi antara pendidik dengan peserta didik pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses interaksi yang dilaksanakan Pendidik dengan peserta didik era digital saat ini memiliki perbedaan dibandingkan dengan sebelumnya. Di mana proses pembelajaran (interaksi) berlangsung mulai bergeser menjadi interaksi pembelajaran digital. Sehingga perubahan yang terjadi pada proses pembelajaran dari generasi ke generasi diperlukan strategi dan metode pembelajaran sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Ada beberapa strategi pembelajaran yang dapat dilakukan guru di era digital, di antaranya yaitu mengembangkan model, melakukan inovasi dan evaluasi pembelajaran dengan media digital. Dengan strategi pembelajaran era digital tersebut diharapkan guru dan peserta didik mendapatkan kemudahan dalam pembelajaran. Sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat diperoleh dengan maksimal.

Dengan menggunakan metode penelitian kepustakaan dan metode survei. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta didik kelas 7 sebanyak 8 kelas pada semester 1 tahun pelajaran 2021/2022. Pandemi Covid-19 memberikan pengaruh. Media yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran online di MTsn 2 Bandung adalah grup Whatshap dan  Zoom Meeting, e learning, TOL Quiper, karena aplikasi ini sangat mudah digunakan. Namun ada beberapa kendala seperti fasilitas yang kurang. Berdasarkan hasil survei, 30% peserta didik tidak memiliki laptop, dan 5% peserta didik sulit mendapatkan sinyal dan boros dalam menggunakan data plan karena sebagian peserta didik ada yang tinggal jauh di pinggiran  perkotaan. Penelitian tersebut tidak efektif karena sebanyak 35% peserta didik menyatakan tidak pernah menggunakan media pembelajaran online sebelum pandemi covid-19. Namun faktanya dengan menggunakan pembelajaran online menjadi pemicu percepatan proses transformasi digital pendidikan Indonesia. Sebelum pandemi beberapa wacana, kebijakan pendukung, dan sosialisasi tentang era pendidikan 4.0 tidak berhasil. Namun Covid-19 memberikan dampak yang luar biasa pada transformasi digital menuju era pendidikan 4.0.

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa kesiapan peserta didik MTsN 2 Kota Bandung pada pembelajaran online di Era Digital terdapat dua hal yaitu tantangan dan hambatan. Tantangannya yaitu  dengan menggunakan pembelajaran online bisa menjadi pemicu percepatan proses transformasi digital pendidikan,  namun hambatannya adalah perihal fasilitas laptop, gawai, sinyal dan kuota. Meskipun demikian penulis menilai selama masih ada solusi dari semua masalah yang ada maka sebagai pendidik harus siap dengan segala perubahan yang sedang terjadi. Kini, flexibilitas seorang pendidik sedang dipertaruhkan dan dituntut daya kreatifitas tinggi di dalam memadukan proses pembelajaran dengan cara blended learning, yaitu model pembelajaran yang memadukan antara offline dan online. Dengan pembelajaran online diharapkan siswa memiliki kecerdasaan teknologi sesuai kebutuhan era digital sedangkan offline memungkinkan adanya tatap muka antara guru dan murid, diman hal ini menjadi factor utama dalam upaya mencapai optimalisasi pembelajaran. Tentu untuk blended learning ini perlu penelitian lebih lanjut proporsi pelaksanaannya.

Sebagai catatan akhir terkait penjaminan kualitas pembelajaran online adalah pentingnya untuk secara terus menerus melakukan pemutakhiran pada sistem dan parameter penjaminan kualitas itu sendiri. Institusi penyelenggaran dan pengajar perlu secara terus menerus melakukan benchmarking agar sistem penjaminan kualitas yang digunakan terjaga relevansinya dengan perkembangan jaman dan kebutuhan pembelajaran.