Khutbah Jumat : 05 Juni 2020M / 13 Syawal 1441H

Khutbah Jumat : 05 Juni 2020M / 13 Syawal 1441H

Menghargai Perbedaan Dan Menjaga Persatuan

اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ أَعْمَا لِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَمَنْ وَالَهُ. أَمّاَ بَعْدُ فَيَا عِبَا دَاللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ, لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Jamaah jum`at Rahimakumullah

Sebagai khatib saya mengajak pada diri saya sendiri dan seluruh jamaah sholat jum`at agar selalu bersyukur kepada Allah Swt, atas semua nikmat yang sudah diberikan kepada kita. Karena dengan nikmat-Nya lah kita semua dapat menghadiri sholat jum`at pada siang kali ini.

Marilah kita bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabat dan kepada semua pengikutnya, mudahan dengan bacaan sholawat ini kita termasuk umat-umat yang kelak mendapat syafa`at beliau di hari akhir nanti. Amin ya rabbal a`lamin.

Jamaah Jum`at Rahimakumullah

Pada khutbah ini, khotib mengangkat tema tentang sikap menghargai perbedaan dan pentingnya menjaga persatuan ummat. Sebagai makhluk sosial, kita semua pasti hidup di tengah masyarakat yang beragam. Ragam agamanya, ragam warna kulitnya, ragam bahasanya, ragam adat serta budayawan termasuk pada tahun ini kita akan melaksanakan pesta demokrasi melalui pileg dan pilpres saya yakin diantara para bapak ada yang berbeda satu sama lain tentang pilihannya. Keragaman tersebut merupakan bagian dari sunnatullah yang tidak bisa kita tolak kehadirannya dalam hidup ini.

Dalam konteks kebangsaan, keberadaan masyarakat yang multi ragam adalah karunia terindah bagi bangsa Indonesia dari Allah SWT, dan harus kita rawat bersama, demi keutuhan bangsa yang bernama Indonesia ini, agar benar-benar menjadi bangsa yang baik dan masyarakat yang mendapatkan ampunan-Nya atau dengan kata lain Baldatun Thoyyibatun wa rabbun ghafuur.

Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW, telah mengajarkan kepada kita, tentang bagaimana cara kita menyikapi keragaman yang ada. Dalam Islam keberadaan masyarakat yang multi ragam tersebut bertujuan, agar manusia ciptaan-Nya mau saling kenal mengenal dan saling harga menghargai antara komunitas masyarakat yang satu dengan komunitas masyarakat lainnya.

Mengenai hal ini Allah menegaskan di salah satu firmanNya dalam QS. Al-Hujarat ayat 13.

ياَ أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَا كُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَ أُنْثَى وَ جَعَلْنَاكُمْ شُعُوْبا وَقَبَا ءِىلَ لِتَعَا رَفُوْا. إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَا كُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ.
 

‘’Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kami telah menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan telah kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya terjadi saling kenal mengenal di antara kalian. Sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui juga maha mengenal’’ (QS. Al-Hujarat :13).

Ayat Al-Qur`an di atas menegaskan bahwa, perbedaan yang ada di masyarakat adalah Sunnatullah, tugas kita sebagai hamba-Nya adalah menjaga keragaman tersebut. Sebagai umat Islam, kita  diharapkan bisa menjadi perekat di antara keragaman yang ada.

Dalam konteks keragaman agama misalnya, umat Islam yang menghargai keragaman berarti telah memberikan rasa aman dan rasa keselamatan bagi komunitas yang berbeda agama dengannya.

Begitu juga, perbedaan yang terdapat di dalam ajaran agama Islam, kita sebagai umat Islam di tuntut untuk saling menghargai perbedaan dalam hal–hal yang bersifat furu`iyah. Menghargai perbedaan pendapat, Insya Allah akan menjadikan kita umat yang bisa bersatu dan menjadikan kita lebih kuat, sehingga kita tidak mudah di adu domba oleh pihak luar.

Jamaah Jum`at Rahimakumullah

Akhir-akhir ini, masyarakat sering kali diperlihatkan oleh semua media bahwa di sebagian daerah, masih ada sebagian masyarakat yang belum memahami tentang arti sebuah perbedaan, sehingga yang terjadi adalah pemaksaan kepada komunitas lain untuk menjadi bagian dari komunitasnya, pemaksaan tersebut tidak jarang menimbulkan konflik yang menumpahkan darah manusia. Tentu model bermasyarakat seperti itu, menjadi momok yang memecah belah persatuan kita sebagai bangsa Indonesia.

Sudah saatnya kita kembali kepada ayat-ayat Allah yang mengajari kita tentang pentingnya sebuah perbedaan. Perbedaan yang ada adalah sebagai media untuk berbuat dan beramal kebajikan. Allah berfirman di dalam QS. Al-Maidah: 48


وَلَوْشَاءَاللهُ لَجَعَلَكُمْ أُمَّةًوَاحِدَةًوَلَكِنْ لِيَبْلُوَكُمْ فِيْ مَا اَتَا كُمْ. فَسْتَبِقَوْاالْخَيْرَاتِ.  
 

‘’Dan seandainya Allah menghendaki, niscaya kalian sudah dijadikan satu ummat, akan tetapi Allah ingin menguji kalian atas apa yang telah diberikannya kepada kalian, maka berlomba-lombalah kalian dalam kebaikan’’ (QS. Al-Maidah:48).

Di ayat yang lain Allah juga menegaskan:


وَلَوْشَاءَرَبُّكَ لَأَ مَنَ مَنْ فِي اْلأَرْضِ كُلُّهُمْ جَمِيْعًا أَفَأَنْتَ تُكْرِهُ النَّاسَ حَتَّى يَكُوْنُوْامُؤْمِنِيْنَ.
 

Dan sendainya Allah menghendaki, maka tentulah telah menjadi beriman semua orang-orang yang ada di muka bumi ini! maka apakah kamu ingin memaksa manusia untuk  menjadi orang-orang beriman semuanya? (QS. Yunus:99).

Akhirnya, marilah kita merawat perbedaan yang ada, baik itu perbedaan agama seperti yang disampaikan Allah di dalam dua ayat di atas. Dengan harapan, bahwa penghargaan ummat Islam tentang sebuah perbedaan dan keragaman tersebut, membuka pintu hidayahNya dan mereka-mereka yang di luar Islam lebih simpati dengan Islam. Menghargai perbedaan dan menjaga persatuan masyarakat adalah bagian dari dakwah Islam yang harus tetap kita lestarikan. Semoga! Amien yaa rabbal `alamien.

بَا رَكَ الله ِليْ وَ لَكمْ بِالْقرْ اَنِ الْكَريْم, وَ نَفَعَنِيْ وَإِيَّا كُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلأَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْم, وَ تَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَ وَتَهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم.

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَ نَعُوْذُبِاللهِ مِنْ شُرُوْرِأَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّأَتِ أَعْمَا لِنَا, مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهِ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْ لُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَا بِهِ وَمَنْ وَالَهُ. أَمّاَ بَعْدُ فَيَا عِبَا دَاللهِ أُوْصِيْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تَقْوَاهُ, لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Marilah kita hadirkan hati sejenak untuk berdo`a kepada Allah Swt.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَا لَمِيْنَ. وَالصَّلاَ ةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلإِ خْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ, وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْ بِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوْفُ الَّرَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ, وَالْمُؤْمِنَاتِ, اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ, إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ, ياَ قاَضِيَ الْحَاجَاتِ.

اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقاً وَارْزُقْنَا اِتِّبَاعَهُ, وَأَرِنَا الْبَا طِلاً وَارْزُ قْنَا اجْتِنَابَهُ.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعَا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاَ مُتَقَبَّلاً.
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلاَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَالْحَمْدُ الِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ