Khutbah Jumat : 26 Juni 2020M / 05 Dzulqaidah 1441H
Keutamaan Tauhid
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Hadirin Rohimakumulloh
Seluruh Rasul diutus ke muka bumi dengan satu risalah penting yaitu perkara tauhid. Ini adalah perkara fundamental yang harus ada sebelum melakukan perkara lainnya.
Tauhid adalah dasar dari setiap ajaran yang disampaikan oleh semua Rasul. Karena tauhid dasarnya adalah meyakini bahwa Allah itu ada dengan berbagai macam sifatnya. Ia adalah Tuhan yang esa, tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Sebagaimana dalam surat al-ikhlas yaitu,
(1) قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ
(2) اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ
(3) لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ
(4) وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. (1)
Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (2)
Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan. (3)
dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. (4)
Inilah surat yang memiliki makna ketauhidan lebih dalam.
Selanjutnya, mari kita simak sedikit lebih dalam tentang tauhid.
Pengertian Tauhid dalam bahasa arab diambil dari kata wahhada-yuwahhidu-tauhidan. Arti dari term tersebut adalah menjadikan sesuatu satu saja.
Menurut penjelasan Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin bahwa makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya.
Secara istilah, tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya.
Bila dilihat dari pengertian tersebut, artinya ada potensi umat Islam untuk memiliki sesembahan seperti malaikat, benda sakral, dan sebagainya. Dalam tauhid ada penekanan bahwa sesembahan hanya kepada Allah SWT.
Jenis-Jenis Tauhid
Tauhid itu terbagi kedalam 3 jenis. Yaitu tauhid rububiyyah, uluhiyyah dan al asma was shifat. Pembagian ini berdasarkan pengkajian terhadap dalil-dalil tentang tauhid oleh para ulama.
Mari bahas satu persatu.
Tauhid rububiyyah adalah tauhid yang menekankan keyakinan bahwa Allah yang menciptakan segala apa yang ada di alam semesta. Pergerakan matahari dan bulan, pergantian siang dan malam serta apapun yang terjadi di alam semesta bergerak karena kehendak Allah SWT.
Landasan atas tauhid tersebut terdapat pada ayat berikut,
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ
“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)
Selanjutnya adalah tauhid uluhiyyah. Ini adalah bentuk tauhid dalam perwujudan amal shalih. Dalam Al Jadid Syarh Kitab Tauhid dijelaskan bahwa ini adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin.
Syaikh DR. Shalih Al Fauzan dalam Syarh Aqidah Ath Thahawiyah mengatakan bahwa dari tiga bagian tauhid ini yang paling ditekankan adalah tauhid uluhiyah.
Karena ini adalah misi dakwah para rasul, dan alasan diturunkannya kitab-kitab suci, dan alasan ditegakkannya jihad di jalan Allah.
Semua itu adalah agar hanya Allah saja yang disembah, dan agar penghambaan kepada selainNya ditinggalkan
Terakhir adalah al-asma was shifat. Dalam kitab Syarh Tsalatsatil Ushul, dijelaskan bahwa cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan tanpa takyif
Landasan dari tauhid ini adalah firman Allah SWT:
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا
“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)
Keutamaan
Mentauhidkan Allah SWT dengan sepenuh hati memiliki keutamaan yang luar biasa. Al Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas menjelaskan beberapa keutamaan tauhid. Dan dalam tulisan ini akan dibahas lima diantaranya.
Pertama, akan dihapus dosa-dosanya. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi SAW : “Wahai bani Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan dosa sepenuh bumi, sedangkan engkau ketika mati tidak menyekutukan Aku sedikit pun juga, pasti Aku akan berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.’”
Kedua, mendapatkan petunjuk yang sempurna, dan kelak di akhirat akan mendapatkan rasa aman. Rujukannya adalah firman Allah SWT:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunjuk. ” QS. Al-An’aam : 82
Ketiga, dihilangkan kesulitan dan kesedihannya di dunia dan akhirat. Sebagaimana firman Allah SWT :
“Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberi-nya rizki dari arah yang tidak disangka-sangka…” (QS. Ath-Thalaq : 2-3)
Keempat, dijamin masuk surga. Landasannya adalah firman Allah SWT: “Barangsiapa yang mati dan ia mengetahui bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan Allah, maka ia masuk Surga.” (HR. Muslim)
Kelima, diberi kehidupan yang baik di dunia dan akhirat. Firman Allah SWT, “Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
Kesimpulan
Demikianlah penjelasan tauhid mulai dari pengertian, jenis dan keutamaannya. Semoga penjelasan tersebut dapat menambah keimanan serta ketakwaan kepada Allah SWT.
Wassalamu'alaikum