KONTRIBUSI AGAMA DALAM PEMBANGUNAN DAMAI MASYARAKAT MULTIKULTURAL
  • 9 Maret 2021
  • 685x Dilihat
  • Berita

KONTRIBUSI AGAMA DALAM PEMBANGUNAN DAMAI MASYARAKAT MULTIKULTURAL

BDK Bandung, 9 Maret 2021, Balai Diklat Keagamaan Bandung menyelenggarakan workshop moderasi beragama. Salahsatu materi yang disampaikan dalam workshop ini bertema Kontribusi Agama dalam Pembangunan Damai Masyarakat Multikultural yang disampaikan oleh Prof. Dr. H. Dindin Solahudin, M.A. Pada sesi pertama ini, kegiatan dipandu oleh Drs. H. Ahmad Musodik, widyaiswara Balai Diklat  Keagamaan Bandung. Workshop berlangsung di Aula Djuhanny Sumantadisastra BDK Bandung. Kegiatan ini sekaligus pembekalan bagi sejumlah widyaiswara yang akan menyampaikan materi serupa dalam kegiatan pelatihan. Hal ini mengingat Moderasi Beragama telah menjadi Rencana Kerja Pemerintah.

Menurut Pengurus MUI Kabupaten Bandung ini, moderasi mendorong terciptanya kerukunan di tingkat nasional maupun global. Moderasi beragama mendorong terciptanya harmoni keluarga dan masyarakat. Mengingat posisinya yang sentral tersebut dalam pembangunan masyarakat yang damai di tengah keragaman, maka peran pemerintah perlu didorong untuk terus meningkatkan moderasi beragama sebagai upaya mencegah konflik, dan radikalisme bernuansa agama.

Ada tiga hal yang menjadi pokok bahasan yang disampaikan oleh Pembina Pesantren Al Ihsan Cibiru ini, Ukhuwwah islamiyyah, Khair Ummah, dan Moderasi Beragama. Selama ini menurutnya masih terdapat kesalahan dalam memaknai konsep Ukhuwwah islamiyyah, yang secara umum diartikan sebagai persaudaraan umat islam. Makna yang benar, menurutnya adalah persaudaraan yang bersifat islami, persaudaraan dengan konsep atau syariat islam. Konsep ini tentu merujuk bukan hanya bagi umat Islam namun juga termasuk juga dengan non muslim. Islam merupakan agama rahmatan lil alamin, yaitu agama yang merupakan bentuk rahmat dan rasa kasih sayang Allah SWT kepada seluruh alam semesta.

Moderasi beragama, menurutnya merupakan perwujudan moderasi Islam. Selama ini muncul kekhawatiran untuk menyatakan moderasi Islam, seakan Islam belum moderat, Padahal, imbuhnya, moderasi yang merupakan terjemah dari bahasa Inggris moderation, adalah kemoderatan, bukan pemoderatan. Jadi, jika ada ungkapan moderasi Islam sesungguhnya cara bacanya adalah kemoderatan ala Islam, bukan pemoderatan Islam. Dengan demikian, moderasi pada dasarnya adalah sumbangan Islam bagi dunia. Dalam Islam, inti moderasi itu keseimbangan, tidak berlebih lebihan, tidak terlalu ke kanan tidak terlalu ke kiri, harus seimbang.

Workshop yang diikuti oleh segenap pegawai ini menegaskan komitmen berbangsa dan bernegara. Di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk, keragaman pemahaman keagamaan harus dikelola dengan sangat arif dan adil. Tekad ini bukan hanya menjadi tugas tokoh dan umat beragama tapi juga melibatkan negara sebagai institusi yang memiliki kewenangan menetapkan peraturan. Mengingat Indonesia bukan negara agama, maka kehadiran negara tidak boleh sampai melanggar kebebasan umat dalam memilih dan menjalankan ritual ibadah yang diyakininya. Negara hanya harus hadir dalam hal mengelola dan memfasilitasi agar kebebasan setiap umat beragama dapat terjamin pelaksanaannya. Negara juga harus hadir agar keragaman pemahaman tafsir umat beragama tidak saling mengganggu satu dengan lainnya [Nico]