MASALAH DAN SOLUSI PEMBELAJARAN DARING

MASALAH DAN SOLUSI PEMBELAJARAN DARING

MASALAH DAN SOLUSI PEMBELAJARAN DARING

Oleh: Habsi Frasidik, S.Pd.

Pada pagi hari itu, Guru dan Tenaga Kependidikan dikumpulkan dalam ruangan oleh Kepala Madrasah, membahas mengenai situasi pandemi covid-19. Surat Edaran pada saat itu mengharuskan untuk melaksanakan Belajar Dari Rumah (BDR) selama 2 minggu ke depan. Kami berpikir ini tidak akan lama, namun nyatanya sudah lebih dari 1 tahun sekolah belum bisa dilaksanakan secara tatap muka. Ya, dampak dari pandemi covid-19 memang luar biasa.

Pendidikan akhirnya dipaksa berubah. Pendidikan yang selama ratusan tahun selalu dilakukan di sekolah, kini berubah. Guru di sekolah tentunya harus beradaptasi juga dengan perubahan ini. Untuk penulis, mungkin ini lebih mudah karena sudah setiap hari menggunakan teknologi, hal berbeda terjadi pada bapak/ibu senior di sekolah, beliau harus bekerja ekstra. Namun dengan semangat membara, beliau terus berusaha beradaptasi dengan keadaan, mulai dari belajar membuat grup Whatsapp, E-Learning Madrasah, Google Form, Google Sites bahkan Membuat Video. Semua ini dilakukan demi masa depan siswa, masa depan bangsa. Karena kami yakin 10-20 tahun lagi, siswa lah yang akan memimpin bangsa ini.

Kami menyadari bahwasanya Pembelajaran yang kami lakukan saat ini barulah bersifat “mengobati” bukan solusi yang memang seharusnya. Pelan-pelan pun kami belajar, tiap hari kami evaluasi dan perbaiki dari masalah-masalah yang timbul untuk menjadikan Pembelajaran yang efektif bagi siswa. Meskipun masih banyak kekurangan, kami tidak seharusnya skeptis dengan teknologi, justru harus memanfaatkannya. Kami menyadari bahwasanya teknologi adalah satu-satunnya cara yang dapat digunakan pada masa pandemi ini.

Satu diantara manfaat teknologi ialah kita dapat mengakomodir fast learner dan slow learner secara bersamaan. Contohnya dengan menggunakan E-Learning Madrasah dan Google Sites, keduanya dapat menampilkan materi ajar yang dapat diakses kapan pun sehingga fast learner bisa belajar materi selanjutnya dan slow learner dapat belajar lebih lama hingga paham. Penulis sadar bahwasanya spesifikasi memori siswa tidaklah begitu besar, oleh karena itu penulis juga menggunakan google sites agar siswa tidak perlu mendownload materi dan hanya perlu mencatat hal penting. Penulis biasanya memasukkan video youtube (video penjelasan dari penulis yang diupload ke youtube), teks, hingga soal evaluasi tiap pertemuan agar mengetahui sejauh mana efektivitas pembelajaran pada hari itu.

Penulis sadar bahwasanya PJJ (pembelajaran jarak jauh) ini bukan hanya memindahkan penjelasan di kelas menjadi penjelasan daring, namun bagaimana caranya memanfaatkan semua sumber teknologi semaksimal mungkin dengan pendekatan yang baru. Mungkin suatu saat akan ada AI (artificial intelligence/kecerdasan buatan komputer) yang dapat mengetahui dan memudahkan guru dalam mengetahui efektivitas pembelajaran. Misalnya saat siswa tidak bisa menjawab pertanyaan X, sistem komputer akan menampilkan materi sesuai kebutuhan siswa tsb. Penulis meyakini bahwa suatu saat akan ada sistem seperti ini atau mungkin lebih baik lagi.

Masalah terbesar yang penulis alami ialah siswa tidak memiliki handphone, kurangnya motivasi siswa dan keterbatasan kuota. Ya, PJJ ini mungkin akan lebih efektif saat siswa memiliki handphone, memiliki motivasi tinggi dan kuota yang banyak seperti di kota-kota besar. Pembelajaran yang selalu kita anggap ideal akan sangat bergantung dengan penggunanya. Solusi yang dapat digunakan adalah dengan Blended Learning agar guru tetap dapat memantau siswa  dan memperkecil gap antar siswa yang memiliki keterbatasan handphone atau kuota. Dengan blended learning, guru juga dapat sedikit melihat keadaan siswa yang sebenarnya, mulai dari kerapihan hingga mungkin psikologis dan akhlak siswa. Semoga pandemi segera mereda agar kami bisa melakukan pembelajaran yang lebih baik.

Terimakasih telah “mendengar” tulisan ini. Tetap semangat untuk semua pejuang baik dari pemerintah, nakes, guru, orang tua, siswa, pekerja swasta dan semuanya. Kita tidak boleh kalah, Kita tidak boleh hanya bertahan, KITA HARUS MENANG melawan pandemi ini. Semoga setelah pandemi ini berakhir, kita menjadi orang yang lebih baik.