MAU AKU, KAMU ATAU KITA?

MAU AKU, KAMU ATAU KITA?

MAU AKU, KAMU ATAU KITA?

Oleh: Inayatul Fitri, S.I.Kom.

Ketika anak masuk ke dunia sekolah, betapa banyak orang tua mengharapkan anaknya dalam pendidikan yang mampu menjawab tantangan di era milenial ini, era yang lekat dengan teknologi dan media sosial. Ada orang tua yang menginginkan anaknya berprestasi baik di dalam maupun luar sekolah. Ada orang tua juga menaruh harapan besar untuk anaknya memiliki karakter yang berkepribadian jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan semangat belajar mencari ilmu. Tentunya tidak semudah yang dibayangkan untuk mewujudkan itu, tantangannya jelas berbeda dengan para orang tua terdahulu. Masa itu pasti berubah dan perilaku manusia pun akan menyesuaikan dengan perkembangannya. Itulah mengapa, perubahan adalah suatu keniscayaan. Seperti pandemi ini, baik sekolah, orang tua, dan anak-anak dituntut untuk perubahan yang cepat, cermat, dan dinamis dengan berbagai tantangan.

Dikutip dari jurnal berjudul "Peran Guru dan Orang Tua: Tantangan dan Solusi dalam Pembelajaran Daring pada Masa Pandemic COVID-19" oleh Muhammad Fadhil Al Hakim (2021) bahwa teknologi sangat berperan penting bagi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran daring, berbagai platform digunakan dalam pembelajaram daring. Selain itu, guru serta orang tua juga tak kalah berperan dalam memberikan dukungan dan bimbingan terhadap usaha anak agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal".

Perlu digarisbawahi dari kutipan di atas bahwa masa pandemi ini anak-anak penting sekali untuk diberikan bimbingan dan dukungan dalam proses belajarnya. Terlebih mereka adalah calon agen perubahan di masa yang akan datang. Dalam surat Al-Kafhi ayat 10 berbunyi: “(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini).

Minimal agen perubahan itu untuk dirinya, lalu teman-temannya dan masyarakat sekitar, "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri” (QS. Ar-Ra’d: 11). Untuk itu, sekolah harus memiliki rencana strategis untuk menghadapi tantangan ini misalnya desain pembelajaran yang relevan (berbasis pada quran dan sunah) dengan guru yang siap menerima tantangan baru agar sekolah mampu menghantarkan anak-anaknya menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Telah Allah ingatkan dalam QS. An-Nahl:36 bahwa sebagai manusia hanya menyembah Allah saja dan segera jauhi pemahaman dan perbuatan yang tidak diperintah oleh Allah. Jelas bahwa keadaan apapun yang dihadirkan, pendidikan sekolah yang utama adalah menjadikan anak-anaknya menjadi manusia yang tunduk patuh kepada Allah.

Kondisi pandemi ini, kita membuka mata bahwa pendidikan bukanlah tanggungjawab sekolah saja, justru peran orang tua juga turut hadir di tengah anak-anak, hadir bukan hanya sebatas fisik tetapi jiwa yang mampu menghantarkan anak-anaknya menjadi insan cendikia yang memiliki akhak mulia dengan benteng aqidah yang kuat. Pesan Allah kepada orang tua untuk anak-anaknya dalam al-quran QS. Lukman (31) : 13 agar senantiasa taat kepada Allah dan tidak menyekutukanNya sedikitpun, inilah peran orang tua yang sangat fundamental untuk mempertahankan, mengajak, meneguhkan anak-anaknya agar berada dalam ketauhidan.

Mari bekerjasama antara orang tua dan sekolah untuk mencetak generasi yang sesuai dengan keinginan Allah, apabila sekolah dan orang tua memiliki cara pandang yang sama bahwa anak-anak adalah titipan Allah yang perlu dibekali, dididik, diarahkan menurut fitrahNya, maka kiranya usaha pun perlu bersama-sama dan bahu membahu untuk meraih tujuan tersebut.

Teknologi boleh secanggih apapun, prestasi boleh sebanyak-banyaknya diraih dan anak yang sebaik apapun asalkan dalam didikan, pengasuhan, serta bimbingan guru dan orang tua dengan tujuan anak tersebut mengabdikan dirinya kepada Allah, InsyaAllah mampu menjawab tantangan di pandemi ini. Tantangan apapun yang oleh Allah hidangkan kepada anak-anak kita sejatinya untuk melatihkan jiwa tangguh dan tanggap untuk perubahan.