MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN PENDIDIKAN DENGAN SEPENUH HATI DI MASA PANDEMI
MEMBERIKAN BIMBINGAN DAN PENDIDIKAN DENGAN SEPENUH HATI DI MASA PANDEMI
OLEH: DURIAH S.Pd.
MAN 3 CIREBON
Makna Pendidikan yang tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1, disebutkan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Melihat makna pendidikan dan pelaksanaan di sekolah selama masa pandemi covid 19 mengalami kendala dan permasalahan yang tidak sederhana. Masa pandemi covid 19 telah dilalui oleh kita sejak awal tahun 2020, hampir 2 tahun berjalan pelaksanaan pendidikan dilakukan dengan online atau daring.
Pendidikan secara daring banyak menuai keluhan baik dari orang tua, siswa maupun guru, bahkan masyarakatpun merasakan dampak pandemi covid 19. Baru-baru ini keluhan bermunculan setelah kenaikan kelas tahun ajaran 2020-2021. Siswa yang naik ke kelas berikutnya baik tingkat SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA menimbulkan kontroversi dan beberapa konflik di kalangan siswa, guru dan orang tua. Siswa mengeluh ketercapaian pemahaman pelajaran yang terbatas, karena interaksi dan penjelasan dari guru begitu tidak memenuhi standar belajar. Mereka menganggap pembelajaran daring hanya menerima garis besar pelajaran tanpa kupas tuntas pemahaman. Apalagi siswa ketika belajar pelajaran eksak, seperti matematika, fisika, kimia. Mereka mesti bekerja keras belajar mandiri dengan mengerjakan tugas dari guru. Siswa mengeluh prestasi dan nilainya yang tidak sepadan. Siswa yang berprestasi di kelas 10, naik ke kelas 11 mengalami penurunan nilai. Nilai yang tidak stabil yang diterima siswa, bahkan siswa merasakan adanya tertukar nilai dengan temannya yang tidak rajin mengerjakan tugas. Hal ini dikeluhkan siswa seusai konseling individu dalam konseling secara daring. Mau tidak mau guru Bimbingan dan Konseling dan wali kelas memberikan pengertian yang bisa diterima siswa.
Kesulitan penilaian dialami para guru, bahkan karena guru tidak mengenal perkembangan siswa dan kemampuan siswa. Hanya guru yang mengetahui latar belakang siswa sebelumnya yang dapat menilai siswa secara akurat. Guru berusaha semaksimal mungkin untuk meniali siswa secara obyektif. Kendala dari siswa yang mempengaruhi penilaian adalah jadwal daring yang tidak selalu diikuti siswa tepat waktu sesuai jadwa. Disadari oleh para guru ketika pembelajaran offline saja motivasi siswa terkadang rendah dan terlambat pergi ke sekolah. Apalagi pembelajaran daring guru tidak dapat mengamati siswa yang menyimak pelajaran. Guru hanya menerima kehadiran siswa dan tugas yang dikerjakan siswa. Tidak sedikit pengakuan siswa yang bangun kesiangan dan tertinggal pembelajaran daring. Akhirnya siswa mengikuti pelajaran dan mengerjakan tugas meskipun tertinggal dengan beberapa temannya. Demikian guru mengamati dan menerima keluhan siswa yang akhirnya mengambil keputusan pembelajaran dilakukan dengan grup Whatchapp supaya semua siswa menyimak penjelasan guru.
Penilaian guru yang terkadang tidak konsisten dan mengalami kesulitan penilaian siswa setiap hari. Mengapa hal ini terjadi ? Tentunya banyak kendala yang dihadapi yaitu jam daring yang tidak sesuai dengan pemenuhan kurikulum pelajaran yang harus diterima siswa, sehingga pengamatan dan perhatian guru tidak fokus. Guru tidak mengenal siswa secara mendalam. Demikian juga kemampuan siswa tidak terukur dengan penilaian yang rutin. Rutinitas guru dan siswa terfokus daftar hadir secara online. Yang banyak diterima siswa adalah tugas yang diberikan guru, sedangkan siswa kurang mendapatkan penjelasan dari guru. Guru menggunakan media yang disediakan dengan keterbatasan fasilitas siswa menjangkau sinyal penggunaan media E learning. Siswa mengeluh hanya memiliki quota untuk whatsapp saja.
Permasalahan dari sisi guru berbanding lurus dengan siswa, yaitu motivasi yang sudah mulai menurun yang dialami siswa dan guru. Kejenuhan dan kebosanan menyebabkan siswa malas masuk kelas daring . Gurupun demikian, tidak sedikit guru yang mengeluh pembelajaran daring lebih melelahkan dibandingkan tatap muka. Siswapun tidak sedikit yang mengungkapkan perasaan yang sama. Ingin segera mengikuti pembelajaran tatap muka. Berbagai upaya guru berjuang dan menyiapkan media yang menarik diikuti siswa di kelas daring. Tetapi apa daya E learning sebagai salah satu media yang digunakan di sekolah Aliyah ternyata mendapatkan hambatan yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya.
Kendala penggunaan E- Learning yaitu berupa berawal dari respon yang kurang dari siswa. Hal ini terjadi sejak masa pandemi awal tahun 2020. Sistem Elearning yang masih terbatas sering terjadi error. Penyebab lain adalah siswa mengeluh tidak dapat masuk E lerning. Latar belakang sosial ekonomi siswa dari menengah ke bawah menyebabkan siswa memiliki keterbatasan untuk membeli quota. Akhirnya guru menggunakan media yang sederhana yaitu media whatsapp. Ketika guru kreatif membuat media video, siswa belum tentu dapat membuka video secara tuntas, hal ini disebabkan keterbatasan quota yag dimiliki siswa. Mau tidak mau guru sebagai pendidik tidak dapat menutup diri dan memaksa orang tua dan siswa dengan kaku menghukum siswa yang tidak aktif akibat dari siswa tidak memilki quota. Akhirnya guru dan pihak konseling mengkomunikasikan permasalahan siswa. Pemecahan masalah siswa yang tidak memiliki HP dan quota dilakukan secara offline dengan mengumpulkan tugas tertulis untuk ketuntasan yang dikumpulkan ke sekolah dengan mentaati prokes.
Kegiatan belajar mengajar masa pandemi covid 19 merupakan masa yang berat mencapai tujuan pendidikan. Terkait dengan meningkatkan prestasi dan perkembangan bakat, minat siswa, tentu menghadapi kendala. Sesuai dengan makna pendidikan bahwa bukan hanya aktifitas pendidikan masa pandemi diupayakan bukan hanya transfer ilmu tapi membentuk pribadi yang spiritual, berakhlak mulia, berkepribadian, pengendalian diri, serta meningkatkan ketrampilan yang dibutuhkan siswa di masyarakat. Mengimbangi tujuan yang disebutkan makaBimbingan dan Konseling di sekolah melaksanakan program Bimbingan dan Konseling daring. Bagaimana Bimbingan dan Konseling bersinergi bersama dengan guru dan wali kelas membimbing siswa supaya dapat menyesuaikan diri dalam pembelajaran daring, bahkan Bimbingan dan Konseling membantu siswa untuk mengatasi kendala yang terjadi di sekolah daring, dengan melakukan BK klasikal, kelompok dan individual dengan media whatsapp, E-learning, gogle meet atau jika dimungkinkan zoom meeting. Program BK mendukung tujuan pendidikan. Bimbingan dan Konseling memotivasi siswa untuk tetap aktif dalam pembelajaran daring. Siswa tetap melaksanakan pemahaman diri akan bakat, minat, hobby dan cita-cita dalam seperangkat program Bimbingan dan Konseling.
Setiap sekolah diharapkan terdapat Bimbingan dan Konseling untuk membantu siswa menemukan potensi dirinya sehingga siap menghadapi tantangan perubahan zaman masa industri 4,0. Pembelajaran daring menjadi salah satu materi Bimbingan dan Konseling untuk memperlancar siswa aktif di kelas daring masing-masing guru. Dengan memberikan bimbingan karier, belajar, pribadi dan sosial, siswa digiring menemukan minat dan bakat cita-cita, sehingga siswa terdorong untuk mengikuti pembelajaran daring setiap hari. Ketika siswa menyadari potensinya dan peluang masuk perguruan tinggi yang diidamkannya, menjadikan siswa aktif untuk senantiasa mengerjakan tugas dari guru. Pentingnya kehadiran siswa dalam pembelajaran daring adalah salah satu yang utama sebagai penilaian guru untuk nilai raport. Nilai raport yang bagus karena katif di pembelajaran daring sebagai bekal mendaftar jalur SNMPTN .
Bimbingan belajar dilakukan BK bersama dengan wali kelas dan guru memotivasi siswa agar memperbaiki nilai dan mengerjakan tugas yang tertinggal meskipun dilakukan secara daring. Siswa – siswa yang terkendala dengan kehadiran, BK dengan wali kelas berusaha tetap melakukan konseling dan parenting untuk mengatasi permasalahn siswa, meskipun terkadang konseling dan parenting dilakukan secara daring. Berkomunikasi pada masa industri 4,0. Tentunya menjadi tantangan masyarakat untuk menggunakan media. Membimbing dan mendidik siswa di masa Pandemi memang rumit, akan tetapi prosedur membimbing dan mendidik guru, wali kelas dan BK harus tetap dilakuan secara sepadan dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Artinya tidak ada hal yang perlu dipermasahkan, yang dibutuhkan guru dan siswa adalah media komunikasi. Media ini menentukan kelancaran pelaksanaan pendidikan daring. Jika terkendala guru, wali kelas dan BK wajib mengadakan parenting, dan pemecahan masalah sehingga terpenuhi kebutuhan siswa dan terselesaikan kendala belajar siswa.
Pembelajaran sepenuh hati dan ikhlas yaitu guru, orang tua dan siswa mau telaten berkomunikasi setiap kesulitan pembelajaran daring. Keikhlasan dan kesabaran menelusuri permasalahan siswa yang terkendala dengan membantu persoalan penghambat pembelajaran daring, kemudian guru menggiring dan memotivasi dengan sepenuh hati tanpa lelah akan membawa keberhasilan pendidikan meskipun masih banyak kekurangan. Minimal Indonesia masih memiliki guru yang berdedikasi tinggi memperjuangkan pendidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dengan komunikasi yang baik antara sekolah dan orang tua akan memotivasi orang tua tanpa berprasangka buruk kepada pihak sekolah yang selalu memberikan tugas kepada siswa. Beralihnya fungsi orang tua di rumah memang berat, akan tetapi jika dilakukan komunikasi yang baik antara guru, wali kelas, BK, dan siswa akan menghasilkan pendidikan daring yang menyenangkan bukan membosankan karena dilakukan dengan ikhlas dan sepenuh hati,
Akhirnya yang dibutuhkan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran daring adalah tidak memutus komunikasi. Pengenalan siswapun dapat dilakukan dengan media yang tersedia. Pengumpulan data siswa dan latar belakangnya dapat dilakukan secara daring dengan gogleform. Untuk konseling atau pembelajaran dapat menggunakan goglemeet atau zoom meeting. Jika dirasakan tidak dapat terselesaikan secara daring dapat dilakukan konseling atau penyelesaian masalah secara tatap muka dengan protokol kesehatan. Hal Yang pasti adalah pendidikan di masa pandemi akan berarti dilakukan dengan sepenuh hati. Ikhlas, mau berkarya. Mau memahami keterbatasan siswa baik segi sosial ekonomi, sabar karena permasalahan siswa akan lambat dengan menggunakan media. Semoga senantiasa guru Indonesia tetap berjuang demi mencerdaskan generasi yang diharapkan. Percaya dan yakin bahwa meskipun pembelajaran daring keikhlasan guru mengajar dan berjuang tanpa lelah melahirkan generasi yang tidak kalah cerdas spiritual dan trampil. Semoga tujuan pendidikan tercapai meskipun kendala pembelajaran daring selalu mengintai guru dan siswa. Semangat guru dan siswa semoga tidak pernah goyah untuk mengajar dan belajar, semoga.