Membuka Tirai Keterpurukan untuk Berprestasi Dari Rumah

Membuka Tirai Keterpurukan untuk Berprestasi Dari Rumah

Membuka Tirai Keterpurukan untuk Berprestasi Dari Rumah

Oleh: Ratih Amalia, S.Pd.

Masa pandemi seolah memaksa kita untuk melaksanakan sebagaian besar aktivitas baik itu ibadah, belajar, bekerja, maupun berwirausaha dari rumah. Dengan segala dinamika yang dihadapi, terlebih di awal pandemi, hampir segala kalangan merasakan kesulitan dalam menstabilkan keadaan. Tentu hal ini cukup berdampak pada banyak ranah. Tidak terlepas pada ranah pendidikan. Baik pendidik, peserta didik maupun orangtua/wali peserta didik juga mengalami dinamika untuk dapat mengoptimalkan tugas/perannya masing-masing.

Bagi seorang pendidik, dinamika dalam merancang strategi mengajar pada Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) juga menjadi hal yang cukup menantang. Dalam pelaksanaannya juga dituntut untuk dapat menguasai IT (Information Technology). Bagi seorang peserta didik, dinamika dalam mengikuti proses Belajar Dari Rumah (BDR) juga menjadi hal yang sangat menantang. Dalam pelaksanaannya juga diharapkan tumbuh kemandirian belajar, keterampilan belajar, dan pengendalian diri terhadap arus Teknologi Informasi. Bagi orangtua/wali peserta didik, dinamika dalam mendampingi anak-anaknya mengikuti pembelajaran Daring juga menjadi tantangan tersendiri. Dalam pelaksanaannya diharapkan dapat tumbuh kerjasama yang baik, juga perhatian dan kesabaran.

Kondisi pandemi yang cukup panjang ini juga berdampak pada kesehatan mental individu. Diantaranya kondisi malas, bosan, krisis percaya diri, kurang mandiri, bersikap individual, sulit bergaul, sulit mengikuti kecanggihan teknologi, tingkat kecemasan/depresi yang tinggi, dan banyak lagi keluhan lainnya.

Berdasarkan survey UNICEF pada awal Juni terhadap 4.016 responden dari 34 provinsi dengan rentang usia 14-24 tahun, 69% merasa bosan Belajar Dari Rumah (Ishmah : 2020).  Ini merupakan tantangan besar dalam ranah Pendidikan untuk mengatasi rasa bosan yang dihadapi oleh generasi muda bangsa. Rasa bosan yang terjadi dapat disebabkan karena tidak fokusnya pada cita-cita, lingkungan yang kurang mendukung, kurangnya tantangan, kurangnya minat, yang jika dibiarkan akan berdampak pada kemalasan belajar, kelalaian dari tugas, bahkan pudarnya semangat generasi muda bangsa untuk berkarya/berprestasi.

Di tengah keterpurukan yang seolah terus menghantui rumah Pendidikan, ternyata banyak juga yang mulai bahkan sudah bangkit. Karena kita tidak pernah tahu kapan kondisi akan membaik versi kita, padahal inilah kondisi terbaik versi Allah, Sang Pengatur Kehidupan. Ada penggalan ayat Al-Qur’an yang bisa mengikis keluhan kita selama ini : “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

Maka kondisi pandemi yang sudah menginjak tahun kedua ini, tentunya menyimpan banyak kebaikan bagi kita semua, juga bagi Pendidikan di negeri ini. Sehingga inilah saatnya kita semua sebagai bagian dari ranah Pendidikan mengambil peran dengan sunguh-sungguh. Baik pendidik, peserta didik, maupun orangtua/wali dari peserta didik bersama-sama untuk mulai membuka tirai keterpurukan. Sehingga masuklah cahaya keoptimisan untuk menerangi gelapnya diri karena kebosanan bahkan kebodohan.

Mari sejenak kita intip perjalanan mereka yang sudah bangkit dan mampu meredam keluhan dengan mengukir prestasi. Banyak pendidik yang mengembangkan kompetensi dirinya (baik kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional maupun sosial) dengan mengikuti webinar, lomba, pelatihan, sehingga lebih banyak lagi bekal ilmu selain dari membaca dan diskusi dengan sesama pendidik untuk membuat strategi mengajar dan media dalam memfasilitasi peserta didik agar belajar dengan optimal. Banyak juga peserta didik yang melakukan hal serupa, yaitu mengikuti webinar, lomba, pelatihan, komunitas sehingga semakin bertambah keilmuan dan pemahaman, terbentuk tanggungjawab, kemandirian, sikap sosial, kepemimpinan, juga berkembangnya minat bakat mereka. Orangtua/wali peserta didik juga tidak kalah hebat dalam meraih prestasi di masa pandemi ini, yaitu banyak orangtua yang mampu menjadi motivator dan fasilitator terdekat dari anak-anaknya, serta lebih ‘melek’ IT dan menjadi manajer yang baik dalam mengatur jadwal kegiatan sehari-hari karena bersinggungan dengan aktivitas lainnya.

Hal sekecil apapun yang sudah diupayakan, harus kita hargai sebagai prestasi, sehingga dengan apresiasi tersebut akan meningkatkan semangat untuk berupaya lebih. Sebagaimana pengertian prestasi menurut KBBI adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Karena prestasi setiap orang itu berbeda-beda tergantung dari upayanya terhadap tugas/peran yang diembankan, juga berkaitan dengan motivasi untuk mengatasi setiap tantangan dan hambatan sesulit apapun, termasuk dalam ranah Pendidikan di masa pandemi ini.

Untuk dapat berprestasi, maka dibutuhkan motivasi berprestasi. Karena biasanya prestasi diukur dengan pencapaian status atau keadaan yang lebih baik. Motivasi berprestasi juga terdapat dalam ayat Al-Qur’an berikut :

“Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan.” (QS Al Qashas : 77).

Dari ayat tersebut kita diingatkan agar memaksimalkan apa yang sudah Allah berikan kepada diri kita, dengan kata lain kita diperintahkan untuk berprestasi, yang manfaatnya akan dirasakan juga oleh orang lain, dan yakin bahwa apa yang kita upayakan akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat, sehingga dalam pencapaian prestasi yang hakiki adalah sesuai dengan rambu-rambu dari Allah.

Allah juga menegaskan dalam Q.S An Najm ayat 39-40 yang berbunyi : “dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya)”.

Sehingga dalam kondisi apapun termasuk saat pandemi ini, juga dengan tugas/peran apapun, teruslah berupaya, walau saat ini kita hanya bisa Berprestasi Dari Rumah. Tetap semangat.