Memupuk Optimisme Untuk Melewati New Normal
Memupuk Optimisme Untuk Melewati New Normal
oleh
Hanna Siti Nurhasanah, S.Pd.
Satu tahun lebih Indonesia telah melewati Pandemi Virus Corona (Covid-19), terhitung sejak awal tahun 2020 lalu. Pada Maret 2020, kasus pertama pasien 01 sebagai orang pertama yang terkena Virus Corona diumumkan oleh Bapak Jokowi selaku Presiden Indonesia. Setelah melakukan pelacakan orang yang kontak erat dengan pasien tersebut, lama kelamaan pasien Covid semakin meningkat, dari mulai puluhan, ratusan, ribuan, bahkan hingga saat ini tanggal 31 Juli 2021 kasus Covid-19 di Indonesia mencapai 3,33 juta jiwa.
Setelah melalui pertimbangan yang cukup matang kala itu, untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengumumkan pembelajaran dilakukan di rumah, tanpa tatap muka di sekolah. Ini adalah langkah yang tepat untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Sebab pada lingkungan sekolah terjadi interaksi langsung pada setiap siswa dengan jumlah yang cukup banyak. Sejak saat itu, proses pembelajaran dilakukan secara daring hingga saat ini.
Proses pembelajaran daring ini tentunya memberikan pengalaman tersendiri untuk saya sebagai pengajar mata pelajaran matematika di MTs Al-Huda Sadananya yang berada di Kabupaten Ciamis. Ketika proses pembelajaran tatap muka berlangsung, saya bisa memberikan materi secara langsung, melihat hasil kerja siswa dan siswa bisa langsung bertanya materi yang tidak dimengerti. Namun, ketika proses pembelajar daring berlangsung, proses pembelajaran bisa dilaksanakan, walaupun perlu adaptasi.
Pandemi ini tidak hanya berdampak pada bidang pendidikan, tetapi juga berdampak pada bidang perekonomian yang sangat vital. Banyak dari mereka yang pulang ke kampung halaman karena kehilangan pekerjaan di kota. Tidak semua anak beruntung dan mendapatkan fasilitas yang dapat menunjang pembelajaran daring. Oleh sebab itu, saya sebagai pengajar harus cermat agar tidak memberatkan siswa. Untuk mendukung kegiatan mengajar daring ini, pemerintah memberikan bantuan berupa kuota belajar bagi siswa maupun guru. Idealnya proses pembelajaran dapat dilakukan secara daring melalui platform gmeet atau zoom, namun tidak semua siswa dapat mengikuti langkan ini dengan berbagai alasan. Untuk mengatasi hal ini, saya memberikan pembelajar daring melalui video pengajaran yang dibuat dan diunggah pada platform youtube.
Siswa memiliki buku Lembar Kerja sebagai pegangan ketika pembelajaran daring dari rumah, namun untuk mata pelajaran matematika sendiri, beberapa siswa tidak dapat langsung memahami materi apabila hanya sekedar membaca. Oleh sebab itu saya mencoba menjelaskan materi melalui video. Beberapa siswa juga bertanya melalui whatsapp perihal materi ataupun tugas yang kurang paham. Proses ini mungkin tidak terlalu sulit bagi saya, tetapi tidak semua pengajar maupun pelajar dapat menyesuaikan diri dengan mudah.
Baru-baru ini Kementrian Agama telah bekerja sama dengan Alef Education untuk lebih mengembangkan pendidikan secara daring. Kemenag memberikan fasilitas gratis selama 6 bulan untuk menikmati pembelajaran matematika kelas 7 pada platform Alef ini. Kesempatan ini tentunya merupakan hal yang luar biasa, mengingat platform alef ini merupakan platform yang mengembangkan teknologi pendidikan tingkat global. Antusiasme saya terhadap platform alef saya tularkan kepada peserta didik saya. Banyak dari mereka yang merasa beruntung sebab dapat menikmati fasilitas ini, namun ada pula dari mereka yang tidak seberuntung itu. Beberapa peserta didik tidak memiliki fasilitas gawai, ada pula yang memiliki gawai tetapi kesulitan untuk mengakses internet, sebab kuota belajar dari pemerintah belum turun. Hal ini tentunya menjadi PR tersendiri.
Harapan yang utama, semoga pandemi ini segera berakhir agar kita bisa hidup seperti sediakala, dan dapat melakukan aktifitas seperti biasa. Harapan itu akan segera terwujud apabila telah melewati proses yang dinamakan new normal (normal baru). Proses adaptasi terhadap normal baru ini harus kita lewati. Sebab tidak mudah untuk melewati keadaan ini tanpa adanya kerjasama dari berbagai pihak terlebih di bidang pendidikan.
Sebagai pendidik, saya harus berinovasi memberikan pembelajaran kepada peserta didik agar tersampaikan secara optimal. Karena walaupun materi pembelajaran untuk saat ini dapat diakses dengan mudah melalui internet, peserta didik tetap perlu bimbingan dan arahan yang tepat untuk tumbuh menjadi siswa berilmu dengan akhlak yang baik. Proses adaptasi terhadap normal baru ini bagi pendidik maupun siswa tidaklah mudah. Oleh sebab itu, kita perlu dukungan moril dan juga materil dari pemerintah. Semoga segala bentuk bantuan dari pemerintah khususnya dalam bidang pendidikan dapat tersebar secara merata, tanpa adanya kendala apapun. Karena dukungan itu sangat berarti bagi mereka yang membutuhkan.
Harapa lainnya, semoga fasilitas yang menunjang pembelajaran daring dapat tersebar secara merata. Sebab fasilitas pembelajaran daring ini merupakan kunci keberlangsungan proses pembelajaran secara daring. Bila berbicara mengenai penyediaan layanan fasilitas pembelajaran daring bagi siswa, tentunya membutuhkan anggaran yang cukup besar. Jika hanya mengandalkan pihak Madrasah tentu tidak optimal, perlu adanya bantuan dari pihak pemerintah.
Tantangan terbesar bagi saya selaku pendidik ketika proses pembelajaran daring berlangsung adalah dapat mengoptimalkan pemberian materi kepada seluruh siswa. Sebab tidak seluruh siswa memiliki kesempatan yang mumpuni dan tidak seluruh siswa memiliki kemauan yang kuat. Mereka perlu dorongan yang tepat dari segi fasilitas ataupun dukungan moril dari lingkungan sekitar. Untuk menciptakan lingkungan yang penuh harap, lingkungan dengan daya juang yang tinggi, lingkungan yang penuh dengan optimisme, kita bisa melakukannya dari diri sendiri. Mulailah untuk terus berkarya, mengoptimalkan bakat serta kemampuan yang dimiliki untuk memberikan pembelajarn kepada peserta didik. Sebab semangat itu menular dan kita bisa menularkannya kepada orang-orang sekitar, sehingga kita bisa segera bangkit untuk melewati fase normal baru ini agar segera normal kembali.
Berkomunikasi dengan seluruh peserta didik di era pandemi sekarang ini menjadi tantangan tersendiri bagi saya. Sebab jujur saja, berkomunikasi melalui chat atau tatap muka secara daring saja dirasa tidak cukup sebab tidak semua peserta didik dapat mengikuti fasilitas ini. Mereka yang antusias, bisa saya pantau dengan mudah, namun mereka yang tidak memiliki semangat belajar tinggi, sulit dihubungi. Walaupun sudah diadakan kunjungan rumah dan mengajaknya untuk ikut berperan aktif dalam pembelajaran daring, dalama satu atau dua kali pembelajaran, ia bisa mengikuti tetapi tidak dalam waktu yang lama. Mungkin ini merupakan tantangan umum yang harus dihadapi setiap pengajar.
Hikmah yang dapat diperoleh setelah melewati pandemi ini, bahwa kita bisa bertahan dan melewati segenap tantangan ketika pandemi. Seolah-olah kita dipaksa harus melewati fase pembelajaran daring yang tidak pernah terfikir sebelumnya. Banyak hal-hal baru yang menjadi pelajaran untuk terus mengembangkan bidang pendidikan agar para peserta didik calon penerus masa depan bangsa dapat mengembangkan kemampuan dan bakatnya seoptimal mungkin. Sebab tidak bisa dipungkiri, 10 atau 20 tahun kemudian, merekalah penerus kita saat ini.