MERDEKA BELAJAR SEBAGAI PRINSIP DASAR PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
MERDEKA BELAJAR SEBAGAI PRINSIP DASAR PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI
OLEH RINDHA ASMARA JATI KURNIA WIDDY
Berbicara tentang pendidikan di Indonesia tentu akan mengantarkan kita pada sosok bapak pendidikan kita yaitu Ki Hajar Dewantara. Gagasan Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan tidak hanya cocok diterapkan pada masanya tetapi juga masih sangan relevan untuk masa-masa sekarang ini terlebih pada masa pandemi covid-19.
Ide Ki Hajar Dewantara membuat sebuah sekolah yang disebut Taman Siswa, seolah mengingatkan pada kita semua bahwa sekolah mestinya menjadi tempat indah yang membuat siapapun yang masuk di dalamnya akan merasa nyaman, gembira dan bahagia. Para peserta didik dapat bermain dan belajar tanpa adanya paksaan dan tekanan dari pihak manapun. Begitu pula para pendidik dan seluruh civitas akademika yang terlibat dalam proses pendidikan di dalamnya juga harus merasakan kenyamanan dan kebahagiaan. Para peserta didik yang berada di sekolah harus merasa bebas untuk bergerak dan mengembangkan bakat dan minatnya tanpa adanya tuntutan harus mendapatkan nilai bagus untuk semua mata pelajaran, apalagi dituntut harus menjadi ranking satu. Hal ini tentu sangat penting mengingat di masa pandemi setiap orang harus mampu meningkatkan imun tubuhnya yang salah satunya adalah dengan cara menghindari kondisi stres.
Kita tidak bisa menutup mata bahwa banyaknya pertanyaan kapan belajar tatap muka dimulai itu karena memang kondisinya sudah semakin memprihatinkan dan tidak jarang menyebabkan sikap saling menyalahkan di antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses pendidikan.
Peserta didik merasa bosan belajar online karena gurunya dianggap tidak kreatif, monoton, hanya memberi tugas tanpa penjelasan terlebih dahulu dan lain-lain. Ada juga yang menyalahkan orang tuanya karena tidak bisa mendampinginya belajar, tidak bisa mengajarkan semua mata pelajaran atau tidak mampu menyediakan fasilitas yang memadai untuk belajar online baik berupa handphone, laptop, kuota ataupun kondisi rumah yang memang tidak nyaman untuk proses Kegiatan Belajar Mengajar.
Sebaliknya ada guru yang mengeluh selama belajar online beberapa siswa sulit diajak komunikasi. Diberi materi video tidak semua menonton, diberi materi tulisan pun ada yang respon ada yang tidak, diberi tugas lainnya juga tidak semua siswa mengumpulkan.
Pada saat banyak pihak sudah dibuat pusing oleh kondisi inilah maka kita semua harus belajar untuk kembali mengingat dan melaksanakan metode among dalam merdeka belajar yang diharapkan dapat menjadikan siswa lebih aktif dan kritis selama proses belajar mengajar. Di sisi lain guru juga dapat bertindak sebagai fasilitator yang kreatif dan siap membantu peserta didik dalam proses belajar mengajar online.
Guru harus mampu menjadi pamong dalam arti harus bisa memperhatikan minat dan bakat peserta didiknya untuk kemudian dikembangkan dan didukung sepenuhnya terutama dukungan psikologis agar para peserta didik memiliki motivasi yang kuat untuk belajar meskipun secara online dan selanjutnya peserta didik tersebut dapat mengembangkan bakat dan minatnya menjadi jalan untuk menuju kesuksesan.
Jika sekolah bisa mengembangkan merdeka belajar selama masa pandemi di mana gagasan taman siswa, among dan pamong dapat diterapkan dalam proses belajar online maka rasa bosan dan berbagai dampak negatif dari pelaksanaan proses belajar online diharapkan dapat diminimalisir.
Peserta didik harus merasakan keindahan proses pendidikan walaupun dilaksanakan secara online. Tidak seharusnya peserta didik stres dengan banyaknya tugas-tugas akademik yang masih terfokus pada pencapaian kurikulum normal sedangkan proses belajar mengajarnya sendiri dilaksanakan tidak dalam kondisi yang normal. Peserta didik tidak boleh menganggap rumahnya berubah menjadi penjara yang menuntutnya untuk berubah menjadi sosok yang mendadak pintar dengan dibebani tugas-tugas sekolah yang banyak dan membuat imun tubuh menurun justru pada saat semua orang butuh hal-hal positif yang dapat meningkatkan imun tubuh.
Guru juga belajar berperan sebagai pamong sejati yang tidak harus marah ketika siswanya mendapat nilai kecil apalagi membanding-bandingkan peserta didik satu dengan lainnya karena akan berdampak buruk bagi mental peserta didik tersebut.
Dengan kata lain semua pihak harus sama-sama berusaha untuk menjadikan rumah-rumah yang menjadi tempat proses pendidikan di masa pandemi sebagai taman yang indah dan menggembirakan dengan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Tentu hal ini akan menuntut guru untuk lebih kreatif dalam membuat bahan ajar dan melaksanakan proses belajar mengajar selama masa pandemi sehingga pendidikan tetap bisa berjalan dengan baik dan tidak menimbulkan stres berkepanjangan bagi peserta didik, orang tua maupun guru itu sendiri.
Pada akhirnya kita semua berharap dengan merdeka belajar maka prinsip kebijakan pendidikan yaitu kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat akan terwujud. Dan tidak kalah penting juga tumbuh kembang siswa dan kondisi psikososial tetap menjadi pertimbangan dalam pemenuhan layanan pendidikan selama masa pandemi.