MOTIVATOR DARURAT TANPA TANDA JASA

MOTIVATOR DARURAT TANPA TANDA JASA

MOTIVATOR DARURAT TANPA TANDA JASA.
Oleh : Haifa Zahra, S.Pd.I
Guru Matematika MTsN 1 Bekasi

 

Mengajar itu tantangan. Terlebih untuk pelajaran Matematika. Salah satu pelajaran yang paling ditakuti tapi juga banyak diminati. Pelajaran yang dianggap memusingkan padahal sangat menyenangkan. Pada kondisi biasa saja, banyak peserta didik yang dibuat tidak mengerti oleh rumus-rumusnya. Keadaan semakin sulit saat Covid-19 mulai menjalar dan mulai menerapkan sistem online untuk kegiatan belajar. Awalnya sulit, cukup sulit, dan semakin sulit.
Keluhan? Banyak.
Tidak mengerti? Iya.
Gangguan Jaringan? Sering.
Kehabisan Kuota? Apalagi.
Sepertinya semua guru memiliki kendala yang sama. Namun, seiring dengan waktu, walau hilangnya Corona semakin tidak menentu, kendala itu seakan berubah menjadi “kebiasaan” yang pilu. Entah sudah berapa aplikasi online yang digunakan untuk mengajar. Semua itu demi menemukan cara terbaik agar materi dapat tersampaikan kepada peserta didik dengan optimal.
Hiruk pikuk Covid-19 semakin menjadi dan kini bisa menular kepada anak-anak dengan variannya yang baru. Tatap muka yang sudah dijadwalkan, tim Gugus Covid yang sudah ditetapkan, dan alat kesehatan yang sudah disiapkan semuanya kandas tak terelakkan. Sekarang, semua itu hanya menjadi rencana yang tersimpan rapi. Kenyataannya adalah kondisi negeri yang masih penuh dengan virus Covid-19 yang harus dihadapi  tanpa bisa dihindari.
Kini, seorang guru bukan hanya mengejar ketercapaian materi essensial yang ada, tapi lebih kepada motivator peserta didiknya. Seorang motivator yang harus terus menyemangati, memfasilitasi, dan memaklumi keadaan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Karena itulah yang dibutuhkan mereka sekarang. Dengan kondisi yang entah kapan akan berakhir dan dengan kondisi yang mungkin sudah membuat peserta didik mangkir, sudah saatnya berdamai dengan keadaan sampai akhir.
Apapun caranya, apapun aplikasinya, tugas kita memberikan kenyamanan kepada peserta didik dalam mencaril ilmu adalah hal yang utama. Khususnya Matematika. Sayang sekali kalau matematika terlewat karena kondisi yang begitu gawat. Matematika sebenarnya bukan hanya sekadar pelajaran biasa. Abdussakir (2005) menjelaskan bahwa Galileo Galilei mengatakan Matematika adalah bahasa alam semesta pada tahun 1200 M, akan tetapi Al-Qur’an, 600 tahun sebelumnya sudah mengatakan segala sesuatu diciptakan secara matematis. Hal ini seperti firman Allah SWT dalam surat Al-Qamar Ayat 49 yang artinya :
“Sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.”
Abdussakir berpendapat ayat diatas menjelaskan bahwa segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT itu ada ukurannya, ada perhitungannya, ada rumusnya, dan ada persamaannya.  Memahami Matematika sama saja dengan memahami alam semesta, semakin memahami alam semesta maka akan memahami kebesaran penciptanya yaitu Allah SWT. Karena inilah, karena Allah, kita sebagai guru harus terus bersemangat memberikan yang terbaik kepada peserta didik. Insya Allah, akan ada jalan keluar dari permasalahan Covid-19 saat ini. Terus berjuang! Terus semangat! Allah SWT bersama kita semua. Amin.