Mutiara Hikmah: 08 Desember 2020

Mutiara Hikmah: 08 Desember 2020

MUTIARA HIKMAH HARI INI
selasa 22 Robi'ul Akhir 1422 / 08.12.2020

Waro'' dan Kunci Kebahagiaan...!!!

Berbagai cara dilakukan oleh manusia untuk mencari kebahagiaan hidup, berbagai teori dan ajaran juga telah disampaikan oleh para ulama, para pakar dan para cerdik cendikia untuk mencapai kebahagiaan,...

Imam Al-Ghozali menyatakan bahwa  ada empat macam kebahagiaan, yaitu; akal yang disempurnakan dengan ilmu, pemeliharaan diri yang disempurnakan dengan wara’ dengan menjauhi yang haram, syubhat dan maksiat. Keberanian yang disempurnakan dengan kesungguhan dan keadilan yang dilaksanakan dengan rasa kesadaran inshaf.

Sifat waro’ memiliki keutamaan sebagaiaman sabda Rosululloh SAW :

فضل العلم خير من فضل العبادة وخير دينكم الورع

“Keutamaan menuntut ilmu itu lebih dari keutamaan banyak ibadah. Dan sebaik-baik agama kalian adalah sifat waro'” (HR. Ath Thobroni )

Mengenai pengertian waro’, Ibnul Qayyim cukup mengartikan dengan satu kalimat sebagaimana diungkapkan Rosululloh SAW :

وقد جمع النبي الورع كله في كلمة واحدة فقال : من حسن إسلام المرء تركه ما لا يعنيه فهذا يعم الترك لما لا يعني : من الكلام والنظر والاستماع والبطش والمشي والفكر وسائر الحركات الظاهرة والباطنة فهذه الكلمة كافية شافية في الورع

“Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam telah menghimpun makna wara’ dalam satu kalimat yaitu dalam sabda beliau, Di antara tanda kebaikan Islam seseorang yaitu meninggalkan hal yang tidak bermanfaat Hadits ini dimaksudkan untuk meninggalkan hal yang tidak bermanfaat yaitu mencakup perkataan, pandangan, mendengar, bertindak, berjalan, berpikir, dan aktivitas lainnya baik lahir maupun batin. Hadits tersebut sudah mencukupi untuk memahami arti waro’.” (Madarijus Salikin, 2: 21)

Secara teori memang terlihat sederhana dan mudah, namun dalam prakteknya, sangat susah menerapkan sifat wara’. Maka pantaslah jika sifat wara’ menjadi penentu akan kebahagiaan seseorang.
Melakukan hal yang bermanfaat dan meninggalkan hal yang tidak bermanfaat, mengandung arti yang sangat luas dan dalam, apalagi terkait pikiran dan bathin seseorang.

Tingginya angan-angan, memuncaknya keinginan dan harapan serta tidak terkendalinya syahwat duniawi adalah salah satu bukti bahwa dari pikiran kita saja sudah sangat banyak hal yang menghambat terwujudnya kebahagiaan, karena jika angan-angan, cita-cita dan harapan serta keinginan duniawi tersebut tidak terpenuhi maka akan mendatangkan kekecewaan dan ujung-ujungnya menjauhkan kita dari kebahagiaan.


Selamat beraktivitas dinas .. tetap sehat dan semangat...
SALAM SAPATUA

والله يدعوا إلى دار السلام ويهدي من يشاء إلى صراط مستقيم ..