Mutiara Hikmah: 26 November 2020
Mutiara Hikmah Hari ini
Kamis, 10 Robi'ul Akhir 1422/26.11.20*
SURGA UNTUK SIAPA
Tulisan ini bukan pemikiran pribadi. Copy paste dari sumber yang dibaca. Berisi cerita tentang orang yang masuk surga dan masuk neraka. Penulis hanya “menjuduli” saja. Meringkas dan memadatkan kalimat agar muat di halaman ini.
Abdulloh Ibnu Umar heran terhadap seorang laki-laki Anshor, yang dalam hal ibadahnya biasa saja, namun Rosululloh SAW menyebutnya ahli surga. Apa rahasianya? “Aku memang tidak lebih dari apa yang Anda lihat. Hanya saja aku tidak pernah menyimpan niat jelek, kebencian atau dengki terhadap kebaikan yang telah diberikan Alloh pada orang lain.” Ujar lelaki itu. Kata Abdulloh, “Itulah yang menyebabkan Anda sampai pada kedudukan Anda. Tetapi, itu juga yang tidak mampu aku lakukan.” (Prof. DR. J. Rakhmat, Tafsir Bil Ma’tsur, Pesan Moral Al-Qur’an).
Pulang dari Tabuk, di Pojok Kota Madinah, Rosululloh SAW melihat seorang tukang pemecah batu. Telapak tangannya melepuh. Kulitnya merah hitam terbakar sinar matahari. Hasil jerih payahnya itu ia peruntukan sebagai nafkah halal bagi anak istrinya. Baginda Nabi SAW menciumi dan mengangkat tangannya. Beliau bersabda: “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh oleh api neraka selama-lamanya.” (H.R. Thobroni)
Imam Hatim Al-Ashom (wafat 237 H), “Ulama besar” Khurasan, mendapat julukan Al-Ashom (yang tuli). Beliau tidak tuli, hanya berpura-pura tuli “demi menjaga kehormatan orang lain.” Seorang perempuan datang kepadanya meminta sesuatu. Tidak sengaja, perempuan itu, kentut. Wajahnya memerah menahan malu. Imam Hatim maklum. Ia berpura-pura tuli dan seolah tidak mendengar suara kentut. Walau dengan perasaan malu, perempuan itu bicara menyampaikan maksudnya. Hatim minta agar perempuan itu mengulang lagi apa maksud kedatangannya. “Keraskan lagi suaramu, aku tidak mendengar!” ujar Hatim. Usai urusannya dengan Imam Hatim Al-Ashom, perempuan itu pulang dengan hati gembira karena ia pikir suara kentutnya tidak didengar oleh sang Imam.
Rosululloh SAW bercerita kepada para sahabatnya tentang seorang wanita pelacur (“lonte”) masuk surga. Rosululloh SAW berabda, “Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepaskan sepatunya, ia ikatkan dengan kerudungnya (untuk menampung air), lalu anjing itu, diberinya minum. Maka diampuni (dosa) wanita itu karena memberi minum. (HR Bukhori).
Dikisahkan ada tiga orang yang mengklaim dirinya ahli surga, karena telah berjuang dan beramal sholih: Mujahid (orang yang berjihad), ‘Alim dan Dermawan. Tragis, ketiganya dilempar ke neraka.
Orang pertama dipanggil menghadap Alloh dan ditanya, "apa yang telah kau perbuat?" Mujahid menjawab, "Saya telah berperang demi Engkau hingga saya mati syahid." Alloh SWT menolaknya. "Kamu berdusta. Kau berperang bukan karena Aku, melainkan ingin agar disebut pemberani.” Mujahid itu diseret ke neraka jahanam. Orang kedua, orang ‘alim, pengajar Al-Qur’an. Alloh bertanya: "Apa yang telah engkau perbuat?" Pengajar itu menjawab, "Saya telah membaca, mempelajari, dan mengajarkan Al-Quran demi Engkau." Alloh berfirman: "Kamu berdusta. Kau mempelajari ilmu agar disebut alim dan kau membaca Al-Quran agar kamu disebut qori." Pengajar itu menyusul si mujahid, masuk neraka. Orang ketiga, dermawan, yang dianugerahi Alloh harta melimpah, ditanya: "Apa yang telah engkau perbuat?" Sang dermawan menjawab, "Saya selalu Shodaqoh dan infaq di jalan yang Engkau ridhoi, dilakukan karena Engkau," jawabnya. Alloh menghardiknya: "Kau berdusta, kau melakukannya karena ingin disebut dermawan.“ Ia pun dilempar ke neraka, bergabung dengan dua temannya tadi. (HR. Muslim, Nasai, Ahmad dan Baihaqi)
Kisah tentang orang-orang sholih mengajari kita “rendah hati,” dan tidak “jumawa.” Amal apapun yang dikerjakan belum tentu berbalas pahala berbuah surga. “Tidak ada amalan seorangpun yang bisa memasukkannya ke dalam surga, dan menyelamatkannya dari neraka. Tidak juga denganku, kecuali dengan rahmat dari Alloh” (HR. Muslim).
Dari kisah-kisah mereka pun ada hikmah pelipur lara buat yang terlanjur berbuat dosa, supaya jangan larut dalam duka dan putus asa. Ampunan dan rahmat Alloh SWT lebih luas dari jagad raya dan isinya. "Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Alloh. Sesungguhnya Alloh mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang adzab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong" (QS. Az-Zumar 53-54).
Selamat beraktivitas
Pastikan kita sudah siap diaudit program kegiatan dan kinerja tanpa ada temuan yg berarti pasti bisa ...
Majulah tanpa menyingkirkan
Naiklah tanpa menjatuhkan
Jadilah baik tanpa menjelekkan
Jadilah benar tanpa menyalahkan
والله يدعوا إلى دار السلام ويهدي من يشاء إلى صراط مستقيم ..