Optimalisasi Peran Guru di Masa Pandemi
‘Optimalisasi Peran Guru di Masa Pandemi’
Oleh Fahmi Firdaus Hilmi, S.Pd.
Guru Akidah Akhlak MAN 3 Garut
Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan dalam berbagai tatanan masyarakat, termasuk diantaranya dalam dunia pendidikan. Pandemi Covid-19 memberikan gambaran kepada kita bahwa di masa yang akan datang peran teknologi dalam dunia pendidikan akan semakin kentara, hal ini menjadikan guru perlu untuk mengaktualisasilkan dirinya dalam penguasaan teknologi. Kendati demikian sejatinya peran guru dalam dunia pendidikan tidak akan tergantikan oleh teknologi sebab selain mentrasnfer pengetahuan, tugas guru juga adalah untuk menamamkan nilai karakter, mengoptimalkan potensi siswa serta memaksimalkan segala kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, bahkan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa cakupan tugas seorang guru meliputi mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Hal ini semakin menengaskan bahwa dalam keadaan apapun guru tidak dapat digantikan, namun juga tidak menapikan perlunya pengembangan dan penguasaan teknologi bagi para pendidik untuk menghadapi tantangan zaman.
Senada dengan hal di atas pakar teknologi Richardus Eko Indrajit dalam seminar nasional Meneropong Peran Guru dan Dosen serta Karakteristik Satuan Pendidikan di Masa Depan, di Gedung Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Jakarta, Kamis (23/1), menyampaikan bahwa Teknologi tidak akan bisa menggantikan guru, tapi guru yang tidak menggunakan teknologi akan tergantikan oleh mereka yang menguasai teknologi,
Karena itu, guru harus senantiasa belajar sepanjang hayatnya karena jika seorang guru berhenti belajar, dia sejatinya sudah berhenti menjadi guru, selain itu guru di masa kini perlu mendefinisikan ulang perannya antara lain dengan menjadi motivator dan katalisator pengetahuan. Guru harus memberikan motivasi, empati, dan mengeluarkan potensi terbaik peserta didiknya, hal inilah yang tidak bisa dilakukan oleh mesin dan teknologi, hal ini semakin menegaskan bahwa peran guru tidak dapat tergantikan, namun hal ini juga memberikan gambaran kepada kita bahwa guru yang hanya mengajar tanpa mengembangkan potensi peserta didiknya lambat laun perannya akan tergantikan, jika bukan oleh teknologi maka ia akan tergnatikan oleh guru lain yang lebih kompeten.
Guru di masa pandemi Covid-19 harus senantiasa berinovasi dan berkreaasi untuk mengahasilkan pembelajaran yang efektif, sebab jika tidak demikian peran guru akan semakin tersingkirkan, apalagi di era revolusi teknologi ini guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar dan sumber pengetahuan. Peserta didik kini dapat mengakses berbagai macam pembelajara dan pengetahuan yang tersebar di dunia maya melalui teknologi digital.
Salah satu inovasi yang dapat dilakukan oleh para pendidik di masa Pandemi adalah menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, Problem Based Learning dan Project Based Learning. Untuk meningkatakan Keterampilan Higher Order Thinking Skill.
Miris sekali memang jika membaca hasil penelitian dari Programme for International Student Assesment (PISA) tahun 2018, Asesmen ini dilaksankan menggunakan metode berpikir tingkat tinggi/HOTS. Hasilnya sekitar 40% anak Indonesia umur 15 tahun ke bawah masih memiliki kemampuan literasi dan matematika masih di bawah standar internasional, bahkan menurut penelitian seorang profesor di Harvard, Indonesia memerlukan hingga 128 tahun untuk mengejar ketertinggalan kualitas pendidikan dengan negara maju.
Namun walaupun demikian kita harus senantiasa optimis dan berjuang bersama untuk memajukan pendidikan di Indonesia, setidaknya sebagai seorang guru kita diharuskan untuk senantiasa belajar dan melakukan pengembangan potensi diri. Sebab berdasarkan hasil riset yang dilakukan Sanders and Rivers, bahwa kualitas guru sangat berpengaruh pada kualitas peserta didiknya.
Sebagi contoh utuk mengembangkan potensi peserta didik di masa pandemi Covid-19 ini, MAN 3 Garut menerapkan pembelajaran yang mengakomodir semua peserta didik, dimulai dengan menggunakan zoom meeting dan youtube bagi siswa yang memiliki akses internet tidak terbatas, bagi mereka yang memiliki akses internet terbatas disediakan modul pembelajaran melalui media Whats Up dan Telegram, bagi mereka yang tidak memiliki akses internet dilakukan visitasi dan pembelajran terpusat di lokasi siswa tersebut, tentu hal ini pun dilakukan dengan menerapkan protocol Covid-19 yang ketat. Selain hal tersebut di atas MAN 3 Garut juga menerapkan kurikulum darurat di Masa Covid-19, hal ini juga memudahkan bagi para guru untuk senantiasa berinovasi dan berkreasi dalam pembelajaran.
Tentu di masa Pandemi Covid 19 ini, banyak permasalahan yang dihdapi, namun hal tersebut tidak selayaknya dijadikan alasan untuk tidak memberikan pelayanan terbaik bagi peserta didik, sebagai penutup saya ingin mengatakan bahwa Corona bisa menyapa, namun kebahagiaan harus dihadirkan bersama, pandemi juga bisa menghantui tapi keikhlasan dalam mengajar harus membersamai.