PANDEMI COVID-19 MEMAKSA SI GAGAP TEKNOLOGI TETAP BERJUANG MENCERDASKAN ANAK BANGSA
PANDEMI COVID-19 MEMAKSA SI GAGAP TEKNOLOGI TETAP BERJUANG MENCERDASKAN ANAK BANGSA
oleh
UJANG CUPRIATNA
Dunia pendidikan menjadi bagian yang terkena imbas Pandemi covid -19. System kehidupan manusia di seluruh dunia seakan-akan harus dirombak paksa mengikuti aturan-aturan yang tidak pernah direncanakan sebelumnya. Kebijakan pemerintah yang mengharuskan WFH, PSBB, social and Physical distancing, stay at home, PPKM dan sebagainya menjadi suatu dilema bagi saya yang gagap teknologi. Karena apa? Ya, karena kondisi itu menuntut lembaga pendidikan melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Tenaga pendidik dan peserta didik harus menyesuaikan diri dengan keadaan, dan harus dapat memanfaatkan teknologi serta mampu mengoperasikan segala hal yang berbasis elektronik dan internet.
Distance education atau lebih dikenal Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memaksa saya yang gagap teknologi harus tetap konsisten untuk berjuang mencerdaskan anak bangsa. Dengan keterbatasan kemampuan dalam memberikan pembelajaran yang berbasis teknologi, membuat keadaan ini mendorong saya semakin melek untuk dapat mempelajarinya, walaupun diawal merasa bingung dan tidak berdaya. Namun sedikit demi sedikit mulai menemukan ritme pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan yang saya miliki. Prinsip saya lebih baik terlambat daripada tidak mempelajarinya sama sekali, karena pembelajaran harus tetap berlangsung apapun kondisinya.
Sebagai pendidik pada Madrasah Aliyah Negeri 1 Cirebon , saya mengajar mata pelajaran matematika sedikit merasa kesulitan untuk memberikan pembelajaran jarak jauh. Saat terjadi pandemi covid -19 di akhir bulan Maret 2019, Saya tergolong baru mengajar di tingkat madrasah aliyah karena sebelumnya mengajar di tingkat Sekolah Dasar. Tantangan itu datang secara tiba-tiba , baru beberapa bulan mengajar secara tatap muka dengan siswa/i ABG ,ternyata dengan cepatnya terpisahkan oleh ruang dan waktu. Dan kondisi pembelajaran pun berubah drastis 360 derajat, dari yang sebelumnya tatap muka menjadi daring. Dan saat-saat itulah terasa sekali betapa kurangnya pengetahuan saya dalam hal mengoperasikan suatu bidang yang berbasis teknologi.
Tetap semangat belajar selalu tertanam pada diri saya, apapun kondisinya tidak boleh menyerah begitu saja. Banyak tunas-tunas bangsa yang harus mendapatkan pendidikan dengan layak. Penerapan pembelajaran yang saya lakukan sebagai si gagap teknologi sementara dengan melakukan pembelajaran melalui group WA dirasa lebih efektif, komunikasi dengan siswa pun tergolong lebih gampang dan cepat , saya pun harus mau mencoba mempelajari beberapa ruang pembelajaran seperti e-learning, google classroom, dan juga ruang kelas. Namun saat ini tetap WA group masih menjadi primadona. Peserta didik pun masih memilih Wa group yang dirasa paling mudah dalam pembelajaran, baik pengiriman materi, tugas, komunikasi dan lain-lain. Banyak sekali dari mereka memahami e-learning, masuk ke google classroom ataupun ke fitur lainnya untuk tempat pembelajaran , namun kendalanya ada sebagian lagi yang kondisi peralatan belajarnya tidak mendukung sehingga tidak semua siswa bisa masuk di fitur tersebut. Saya sebagai pendidik harus memahami juga karakteristik keadaan masing-masing siswa, jadi tidak harus memaksakan diri untuk memberikan pembelajaran melalui fitur-fitur yang susah masuk bagi sebagian siswa. Saya rasa kelebihan dan kekurangan pasti ada, walaupun kita gagap teknologi jadi menurut saya tetap lakukan yang terbaik bagi mereka, jangan menyerah, tetap mau belajar hal baru, karena kita mempunyai peran penting dalam mencerdaskan anak bangsa seperti yang tertuang dalam UUD 1945. Semoga pandemi segera berakhir dan kita semua hidup normal kembali, belajar normal kembali, melakukan aktifitas kembali seperti saat pandemi covid-19 belum ada. Tetap menjaga kesehatan, jalankan prokes dan ikuti aturan yang berlaku.