PANDEMI DAN E-LEARNING

PANDEMI DAN E-LEARNING

PANDEMI DAN E-LEARNING

Jalan perubahan

Hallo semuanya..!

Pandemi bagi anak-anak tentunya banyak hal yang tidak mudah dan tidak mereka pahami. Selain  loose learning juga ada banyak hal yang tidak bisa mereka "cerna." Tapi konon katanya jika pandemi tidak bisa membuat kita berubah, maka itu artinya kita memang sulit untuk menerima perubahan. Untuk Anak-anak yang pola pikirnya sederhana, jalan perubahan melalui pembelajaran tentu sangat diperlukan hal yang simple juga.

Sahabat pemerhati pendidikan atau bahkan orang tua siswa yang memiliki anak-anak usia Dini, antara usia empat hingga delapan tahun, belajar dengan sitem Electronic learning biasanya tetap cendrung memerlukan bimbingan orang tua. Jadi sekolah setara Raudhatul Athfal atau PAUD Holistik Integratif (HI), maka orang dewasa harus lebih berpihak pada anak-anak. Belajar dari anak-anak. Nah.., pembiasaan karakter , dengan keterlibatan orang tua adalah jalan perubahan tentang keberpihakan pendidikan kepada anak-anak. Pembiasaan positif yang diteladankan oleh guru dan orang tua siswa.

Simple is beautiful

Pembaca yang budiman, metode yang paling baik kabarnya metode yang paling sederhana dan mudah diaplikasikan. Untuk mengembangkan keterampilan inkuiri, tentu para guru dan orang tua siswa harus memilih kegiatan yang benar-benar esensial, yang benar-benar urgensinya tinggi untuk melakukan Pertemuan Tatap Muka (PTM) terbatas. Sehingga diperlukan epektifitas dan efisiensi waktu. Pembelajaran E-Learning di masa pandemi dengan kurikulum darurat covid-19 sudah menjadi bagian pembelajaran tahap new normal. Artinya memang sudah biasa. Nah...,metode yang sederhana itulah dirasa tepat bagi siswa Raufhatul Athfal (RA) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) kelas 1 dan kelas 2.

Empati untuk semua

Sahabat, untuk E-learning biasanya diperlukan banyak layanan pengasuhan. Kelompok Pertemuan Orang tua (KPO) adalah hal terpenting sebagai indikasi keterlibatan orang tua siswa pada ranah pendidikan. Ada ungkapan bahwa orang tua hebat adalah orang tua yang terlibat. Dengan kita sebagai orang tua melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran, kita sudah sangat berempati. Berusaha merasakan kesulitan yang dialami anak-anak saat mengikuti pembelajaran jarak jauh atau BDR, belajar dari rumah. Dengan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, membuat kita menjadi sering berkomunikasi dengan anak dan berempati melalui kegiatan pada ranah perlindungan anak. Menghindarkan anak dari kekerasan fisik dan mental. Selalu sebelum mengaplikasikan E learning, mendampingi anak dengan prinsif TSB. Tatap, Senyum, Bicara.

Sikap empati, mendengarkan pendapat anak, berusaha mendapatkan pengetahuan tentang perlindungan anak serta layanan kesejahteraan melalui dua aspek. Aspek fisik dan psikis anak. Senantiasa memastikan anak terbebas dari ancaman dan tekanan.

Jadi, selamat mengaplikasikan TSB agar E learning menjadi biasa dan menuju jalan perubahan. Selamat mencoba..!

 

01 Agustus 2021

Iis Safuroh, M.Pd.I.

Yayasan Madrasah Tanwiriyyah Cianjur