PELANGI DAN HUJAN C-19
PELANGI DAN HUJAN C-19
Oleh Vidya Syahidah Hakimi (MTS&MA Annur Kota Cirebon)
Hujan badai menerpa tanah, akankah berakhir indah?
Pandemi Covid-19 sejak awal tahun 2020 melanda dunia, berdampak besar di berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali dunia pendidikan. Lembaga pendidikan baik formal, informal dan non formal lumpuh dan anak-anak tidak lagi dapat belajar sebagaimana mestinya.
Hampir seluruh Negara di dunia dihadapkan pada pilihan kebijakan untuk menanggulangi dampak besar pandemi covid-19 ini. Tak terkecuali Indonesia yang juga mendapatkan dampak luar biasa dari semua sector. Sejumlah peraturan dan kebijakan pemerintah dibuat dalam rangka menstabilkan kondisi di tengah pandemi. Pun dengan dunia pendidikan, ada beberapa kebijakan dan peraturan yang dibuat pemerintah dalam upaya menjaga kelangsungan kegiatan pendidikan. Salah satunya pembelajaran jarak jauh yang biasa disebut pembelajaran daring/online dari rumah.
Berdasarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) N0.4/2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran C-19, maka pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus dilakukan secara daring/dari rumah. Pembelajaran ini menuntut peran serta aktif dari orang tua peserta didik bahkan mereka sendiri-lah menjelma sebagai “murid” bayangan. Banyak kisah dan cerita dibalik ini semua.
Sebelum dan sesudah pandem Covid 19, pendidikan Indonesia dihadapkan pada dua persoalan serius, yakni pemerataan akses dan kualitas yang masih rendah. Tentunya kita tidak dapat memilih mana yang lebih prioritas diantara keduanya untuk diselesaikan. Kedua problem kritikal ini harus ditangani simultan dan berkesinuambungan. Mengapa demikian? Karena pemerintah dan Negara wajib ejawantahkan dan implementasikan konstitusi kita.
Sebagai ujung tombak pendidikan Indonesia, sekolah dan guru harus melakukan inovasi untuk meminimalisir kesenjangan yang terjadi. Dengan meracik kebijakan pembelajaran daring yang lebih ramah, mudah dan rumah bagi peserta didik. Tak hanya itu, sekolah dan pemerintah bersinergi untuk meningkatkan profesionalitas dan kompetensi guru dengan mengadakan berbagai webinar dan workshop secara online. Dengan kata lain, pendidikan di era pandemi lebih menuntut guru dan peserta didik sama-sama belajar banyak hal baru bahkan asing.
Adamya kebijakan pembelajaran jarak jauh menjadi tantangan tidak hanya bagi guru tapi juga bagi orang tua dalam memperhatikan pendidikan dan kesehatan anak. Tidak dipungkiri banyak orang tua hanya karena ingin cepat selesai dalam pembelajaran “menolong” anak mereka dengan cara membantu bukan mengarahkan. Walhasil, ada pembiasan ketika anak selesai mengerjakan sebuah proyek tugas apakah itu murni hasil anak ataukah orang tuanya. Hal ini dikarenakan orang tua tidak yakin anaknya bisa dan mampu seperti anak yang lainnya. Bahkan tak sedikit orang tua yang mengeluh dan menyalahkan pihak sekolah selama proses pembelajaran dari rumah.
Peran orang tua dan dukungan suasana kondusif belajar adalah hal terpenting dalam keberhasilan belajar dari rumah. Hakikatnya rumah merupakan media pertama seorang anak dalam menjalankan aktivitas belajar. Jika ditelisik lebih dalam kehidupan keluarga bisa digunakan sebagai laboraturium pembelajaran bagi seluruh mata pelajaran. Dukungan dan kepercayaan penuh dan iklim belajar di rumah yang mendukung akan menumbuhkan semangat dan cinta belajar seorang anak.
Menurut Charlotte Mason mengatakan bahwa pendidikan itu bermula dari lingkungan belajar yang mendukung (Pendidikan adalah atmosfer). Maka peranan orang tua-lah yang harus bisa mengusahakan menuju suasana belajar yang sempurna, penuh support system, lingkungan kondusif, dan penumbuhan karakter anak untuk mencintai belajar. Semua itu bisa dilakukan oleh orang tua di rumah sebagai penumbuh nilai-nilai karakter baik.
Kepercayaan dan keyakinan orang tua dalam menghadapi anak-pun menjadi salah satu faktor berhasilnya belajar dari rumah. Kesabaran orang tua menghadapi anak dengan terus memberi motivasi, tidak khawatir terhadap anak karena ketidakmampuannya, namun kembangkan apa yang menjadi kelebihannya. Beri anak kesempatan untuk mencoba.
Keberhasilan belajar di rumah bukan tanpa melibatkan guru, tapi merupakan kolaborasi dan kerjasama yang dibangun secara aktif oleh orang tua, guru dan peserta didik. Hal ini juga tak terlepas dari peran komunikasi antara orang tua dan guru, jadi ada hubungan dua arah yang terjalin.
Sebagai guru tetap memainkan perannya dalam proses pembelajaran jarak jauh. Meracik kreativitas pembelajaran adalah sebuah tuntutan penting dalam situasi darurart akibat covid-19 ini. Mulai dari penggunaan beberapa media pembelajaran yang menarik dan tidak memberatkan peserta didik namun cukup efektif, sampai menggunakan beberapa situs pembelajaran online lainnya.
Penguatan dari pihak sekolah dan guru-gurunya adalah kemandirian belajar bagi peserta didik. Salah satunya dengan cara meminjamkan buku paket dan buku pelengkap dari perpustakaan. Hal tersebut bukan saja erat kaitannya dengan materi setiap mata pelajaran, tetapi juga memperkuat perilaku literasi di saat stay at home seperti ini.
Meracik kreativitas pembelajaran adalah sebuah keharusan dalam situasi stay at home akibat pandemi covid-19 ini. Hal tersebut harus didukung bukan hanya pihak sekolah dan guru yang berperan aktif, juga kesadaran intrinsik peserta didik dan motivasi lingkungan keluarga. Kreativitas dan kemandirian belajar adalah sebuah keharusan agar proses pembelajaran tersebut tidak menjenuhkan dan merepotkan.
Namun pada akhirnya dari semua cerita yang terbentuk dari kebijakan pembelajaran jarak jauh/daring/dari rumah banyak juga sisi positif yang bisa kita gali dan kita ambil, yaitu: baik sekolah, guru, peserta didik maupun orang tua mau tidak mau harus belajar teknologi agar proses pembelajaran tidak terhambat. Guru dan orang tua dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan lebih kreatif agar memudahkan dalam mengarahkan dan memotivasi peserta didik selama pembalajaran dari rumah. Pendidikan karakter akan terbentuk dengan sendirinya, tentunya karena peran orang tua. Selalu akan ada pelangi setelah hujan.