Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasioanal di Masa Pandemi
  • 11 Agustus 2021
  • 1814x Dilihat
  • Gumeulis

Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasioanal di Masa Pandemi

Pencapaian Tujuan Pendidikan Nasioanal di Masa Pandemi

Oleh Rakhmi Ifada, S.Ag, M.Pd.I
Guru PAI SMAN 1 Cigombong Bogor

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Nah, bagaimanakan cara terbaik merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan tersebut di masa pandemi covid 19 yang belum juga berakhir? Tentu saja dapat dilakukan melalui penyelenggaraan sistem pendidikan yang terbaik dan terarah dengan menyesuaikan situasi darurat saat ini.   Menyelenggarakan sebuah sistem pendidikan yang berkualitas, efektif, efisien dan komprehensif. Perlu perencanaan matang dalam merealisasikannya.  Teknik mengajar yang variatif, inspiratif,  tidak monoton dan menyenangkan dengan pembelajaran jarak jauh ( PJJ ) dan atau  PTM terbatas harus diciptakan. Selanjutnya diharapkan menghasilkan output atau sumber daya manusia yang berkualitas berdaya saing tinggi dan sesuai dengan kebutuhan bangsa ini sebagaimana tujuan pendidikan pada umumnya. Dan ini melalui proses pembelajaran yang disiplin, ketat dan terencana yang kemudian dievaluasi serta ditindaklajuti.

Sebenarnya sistem pendidikan itu ibarat sebuah rangkaian perjalanan yang seharusnya dipersiapkan segala sesuatu sebaik-baiknya jika ingin mencapai tujuan  yang hendak dicapai. Pencapaian tujuan tersebut hendaknya melalui tahapan-tahapan pencapaiannya.
Adapun urutan perjalanan pencapaian tersebut yang pertama adalah visi yang hendak dicapai akan seperti apa output pendidikan yang dihasilkan. Visi menuju tujuan yang diharapkan dalam pendidikan. Visi harus selaras dengan misi yang direncanakan dalam pendidikan.

Yang kedua, kurikulum sebagai petunjuk/arahan untuk mencapai tujuan, substansi kurikulum pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membentuk kepribadian yang benar bagi peserta didik dan membangun keahlian atau ketrampilan yang dapat digunakan dalam menjalani kehidupannya kelak. 
Kurikulum menjadi acuan dan jantung pendidikan di sekolah.

Ketiga, kualitas guru yang bertanggung jawab melaksanakan proses pembelajaran merupakan faktor penentu pencapaian tujuan pendidikan. Berhasil tidaknya proses pembelajaran daring dan atau pembelajaran tatap muka terbatas bergantung pada kreativitas, ide-ide cemerlang dan inovasi guru dalam mendidik anak bangsa.  Pendidik atau guru harus mengasah diri dan mengembangkan kemampuannya dengan workshop, seminar dan pelatihan-pelatihan agar terup grade ketrampilan serta keilmuannya.

Selanjutnya yang ke empat adalah diperlukan sarana prasarana  sebagai jalan yang digunakan untuk mencapai lokasi tujuan. Apabila kendaraan baik dan terawat maka perjalanan akan lancar dan mudah sampai tujuan. Sebaliknya, jika kendaraannya rusak atau terbengkalai maka perjalanan akan menemui banyak kendala dan hambatan. Sarana digital yang diperlukan dalam suksesnya pembelajaran memegang peranan penting keberhasilan pendidikan.

Yang kelima, peserta didik yang akan memperoleh pendidikan dikiaskan sebagai penumpang dan kemudian diantarkan untuk sampai tujuan yang tepat serta sudah ditentukan. Peserta didik dilatih dan dididik sebaik-baiknya untuk dihantarkan ketercapaian kompetensi belajarnya dengan maksimal. Diperlukan bimbingan, latihan dan penugasan yang tepat dalam proses pembelajarannya.

Dari kelima komponen tersebut penting sekali pada sistem pendidikan yang berkualitas, efektif dan komprehensif tersebut diharapkan dapat mewujudkan/merealisasikan tujuan-tujuan pendidikan yang berkualitas. Peran guru dan stakeholder di sekolah sangatlah penting menghantarkan peserta didik untuk menuju ketercapaian kompetensi minimum. Jika pendidik mempunyai inovasi tinggi dalam pembelajaran, misalnya blended learning yang memadukan pembelajaran daring dengan pembelajaran tatap muka terbatas, maka hasilnya akan  maksimal mendidiknya. Dan ini membutuhkan dukungan semua pihak terutama komunikasi konstruktif antara guru dan orang tua yang tidak boleh diabaikan.

Pemerintah perlu bekerjasama, tidak bisa berjalan sendiri dan tidak akan cukup untuk meningkatkan mutu pendidikan sendiri. Dibutuhkan sekali peran serta dari berbagai komponen masyarakat agar pendidikan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kepribadian baik, berkarakter akhlak mulia dan mempunyai daya saing global.

Pembelajaran di masa pandemi ini membutuhkan kerja ekstra keras untuk selalu membuat pembelajaran tidak membosankan, karena ide-ide pendidik dalam membangun pembelajaran harus terus diciptakan, penugasan-penugasan dalam penilaian pengetahuan, sikap dan ketrampilan dikemas cantik sehingga peserta didik asik dalam melaksanakan tugasnya.
Peserta didik tidak merasa dibebani tugas-tugas apabila variasi penugasannya berbeda-beda, sesuai passion dan kemampuannya.

Semoga pandemi covid 19 ini segera berlalu, pembelajaran berjalan normal kembali dan para guru tetap terus belajar menginovasi diri, menciptakan kreativitas . Guru dengan tidak lelahnya bertugas sebagai garda terdepan mendidik anak bangsa, terus membangun karakter kepribadiannya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional yang diinginkan.