PENDIDIKAN HARI INI DAN NANTI
PENDIDIKAN HARI INI DAN NANTI
Oleh: Asep Fahmi Munawar, S.Pd.
Hari ini, kabar yang akrab ditelinga namun tak sedap untuk dicerna adalah semakin meningginya penularan coronavirus disease 2019 (COVID 19) yang terjadi di Indonesia. Pandemi Covid 19 memaksa semua komponen dan sektor di negeri ini untuk beradaptasi mengubah semua pola, cara maupun mekanisme pelaksanaannya.
Pendidikan menjadi sektor yang tak luput terdampak pandemi ini, lembaga pendidikan termasuk sekolah harus beradapatasi, kegiatan belajar mengajar tidak lagi dilakukan secara tatap muka (luring), namun lebih menekankan pada pembelajaran jarak jauh (daring) yang cenderung memanfaatkan teknologi khususnya teknologi informasi sebagai medianya.
Namun pada kenyataannya pembelajaran daring tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena banyak dihadapkan oleh berbagai persoalan. Seperti keterbatasan perangkat gawai, lemahnya sinyal, keterbatasan kuota data, ditambah lagi keluhan-keluhan orang tua dalam mendampingi dan mengawasi putra putrinya dalam pembelajara daring, karena tidak semua orang tua siswa memiliki waktu luang dan latar belakang pendidikan yang tinggi.
Beberapa Madrasah memilih “mengambil” resiko dengan memilih proses pembelajaran secara luring dengan tetap menjaga protokol kesehatan secara ketat meski hanya sehari dalam seminggu ataupun dua pekan sekali untuk mengantisipasi mereka yang kesulitan dengan jaringan maupun perangkat gawai terlebih mereka yang berada di daerah pedesaan maupun pegunungan. Sehingga, langkah penuh resiko tersebut diambil demi tanggungjawab pendidikan peserta didiknya.
Guru menjadi soko utama pendidikan, di masa pandemi Covid 19 Guru dihadapkan pada tantangan memenuhi kompetensi pedagogik, professional, kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial dan lebih siap beradaptasi dengan segala kondisi. Guru dihadapkan dengan berbagai persoalan, mulai dari sulitnya beradaptasi dengan teknis pembelajaran daring, turunnya motivasi belajar siswa, kurangnya kerjasama orang tua siswa sampai dengan membengkaknya kuota. Meski dalam himpitan persoalan yang dihadapi, guru dituntut harus tetap profesional, kompetensi Guru harus terus ditingkatkan demi keberlangsungan proses pembelajaran dan tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri. Tetunya ini menjadi tantangan besar bagi guru.
Pandemi Covid 19 telah memaksa transformasi cepat model pembelajaran tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh yang bertumpu pada penggunaan teknologi komunikasi dan informasi. Oleh sebab itu, kompetensi tenaga pendidik tidak cukup hanya berupa kemampuan membuat perencanaan, silabus, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Situasi saat ini mengharuskan Guru meningkatkan kompetensi pedagogik mereka secara cepat hingga mencakup penguasaan dan penggunaan teknologi komunikasi dan informasi untuk mendukung pembelajaran virtual atau berbasis daring. Termasuk di dalam penguatan kompetensi ini adalah peningkatan kemampuan guru untuk mengemas dan menyajikan konten pembelajaran dalam bentuk naratif – audio – visual yang menarik perhatian dan mudah dipahami peserta didik.
Berkaitan dengan kompetensi kepribadian, selain harus menjadi teladan yang baik (uswah hasanah), perlu peningkatan kompetensi guru untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat (long-live learners), tekun, gigih, adaptif, dan responsif terhadap perubahan yang cepat dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Penguatan kompetensi ini diperlukan agar guru mampu berperan sebagai pendidik, pembimbing, pelatih, motivator, dan fasilitator yang berkarakter pembelajar.
Dalam kaitan dengan keniscayaan pembelajaran jarak jauh, perlu ada peningkatan kompetensi sosial Guru berkaitan dengan kemampuan interaksi, komunikasi, dan kolaborasi berbasis daring, selain berbasis tatap-muka seperti selama ini terjadi. Interaksi dilakukan secara etis, bijak, efektif, dan efisien antar sesama guru, antara guru dan peserta didik, tenaga kependidikan, orang tua, dan pemangku kepentingan lain.
Pada aspek kompetensi profesional, perlu ada peningkatan kemampuan Guru dalam menyerap secara cepat, kritis, dan mendalam informasi yang tersedia melimpah di dunia maya sehingga dapat melahirkan pengetahuan yang berguna bagi pembelajaran. Selain itu, kompetensi guru juga perlu ditingkatkan dalam hal kemampuan membuat paket dan modul pembelajaran yang fleksibel, menarik, serta mudah diakses dan dicerna peserta didik.
Penguatan kompetensi spiritual guru perlu dilakukan pada aspek peningkatan ketaatan beribadah, keikhlasan dalam mengajar, dan penumbuhan keyakinan bahwa mengajar adalah bagian dari ibadah. Selain itu, Guru perlu ditanamkan semangat berjihad untuk memerangi kebodohan dan mengejar ketertinggalan dalam peradaban baru pembelajaran berbasis teknologi komunikasi dan informasi.
Kompetensi kepemimpinan (leadership), peningkatan kompetensi harus dapat melahirkan Guru yang mampu berperan sebagai pemimpin dalam lingkungan sekolah/madrasah maupun lingkungan tempat tinggalnya. Guru agama tidak saja bertanggung jawab mengajar pengetahuan agama dalam kelas, tetapi juga harus dapat memengaruhi penguatan karakter, sikap, dan perilaku keberagamaan peserta didik di luar kelas. Guru perlu memiliki kemampuan memengaruhi lingkungan keluarga dan masyarakat untuk mendidik secara bersama peserta didik.
Efektivitas pembelajaran di tengah pandemi covid 19 harus disokong juga oleh pihak Komite Madrasah dan orang tua peserta didik karena mengambil peran yang sangat penting. Komite Madrasah dapat berperan mengordinasikan dan menggerakkan sumber daya dukungan dari orang tua dan masyarakat sekitar, guna memberi kontribusi baik terhadap proses pembelajaran.
Komite madrasah dapat pula menyelenggarakan pendampingan bagi orang tua dalam mendampingi pembelajaran jarak jauh putra-putri mereka, atau melakukan pendampingan dan fasilitasi guna membantu keluarga yang mengalami kendala dalam mengakses pembelajaran jarak jauh. Sementara itu, kebijakan dan strategi yang perlu ditempuh adalah memperkuat kompetensi guru, dengan mengadakan pelatihan atau bimbingan teknis yang secara cepat dapat meningkatkan literasi digital guru dan penguasaan teknologi informasi dan komunikasi untuk pembelajaran. Selain itu, perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk memastikan bahwa pembelajaran dapat berjalan secara efektif, serta mengidentifikasi kelemahan dan kekurangan dalam rangka perbaikan pembelajaran di masa mendatang.
Dari Pandemi ini kita belajar bagaimana revolusi pembelajaran harus ditempuh, beradaptasi dengan kondisi dan terus mencoba untuk lebih baik, mengemas pembelajaran yang nyaman untuk peserta didik dan diiringi peningkatan kompetensi Guru yang semakin maju dengan pendidikan berbasis teknologi. #PrayForHome