Peran Panitia Pelatihan: Integritas dalam Pelayanan
  • 27 Januari 2022
  • 692x Dilihat
  • Berita

Peran Panitia Pelatihan: Integritas dalam Pelayanan

Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang berjalan sesuai rencana adalah tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah lembaga pelatihan. Tujuan ini diperkuat dengan adanya SK Kepala Balitbang Diklat Kementerian Agama No. 67 Th. 2021 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pelatihan Balitbang Kemenag secara terstandar, akuntabel, dan efektif berdasarkan norma, standar, prosedur, dan kriteria yang baku sehingga menghasilkan keluaran yang berkualitas.

Komponen yang tidak kalah penting dalam pelatihan adalah kepanitiaan. Seluruh panitia diwajibkan untuk lulus pelatihan TOC terlebih dahulu agar penyelenggara pelatihan memenuhi standar kompetensi dan profesionalisme kerja. Panitia pelatihan dituntut untuk memiliki integritas tinggi, karena berperan dalam mengatur seluruh aktivitas, dimulai dari menyiapkan kebutuhan hingga berakhirnya kegiatan peserta. Sungguh membutuhkan komitmen yang besar.
 
Begitu pula dengan Balai Diklat Keagamaan Bandung. Penyelenggaraan pelatihan BDK Bandung dimulai dengan rapat perencanaan yang melibatkan kepala, kasie, ketua, widyaiswara, bendahara, dan anggota yang terlibat di setiap lokus. Untuk merekatkan solidaritas antar pegawai, diupayakan seluruh panitia berangkat bersama-sama apabila lokasi pelatihan di wilayah kerja.

Ketika kegiatan berlangsung, panitia tidak hanya melayani saat kegiatan inti pelatihan tetapi juga memperhatikan kehadiran, kesehatan, konsumsi, transport, akomodasi, kit, sertifikat, dan lainnya. Penyelenggara pelatihan juga dituntut memiliki keterampilan berkomunikasi dan koordinasi kepada peserta dan widyaiswara, agar program pelatihan menjadi sebuah kesatuan dan tanpa kendala.

Widyaiswara yang merupakan bagian dari unsur penyelenggara suatu pelatihan, juga dituntut professional ketika mengelola kelas serta menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Mereka tidak hanya berperan sebagai  pengajar, tetapi juga fasilitator, inspirator, inovator, motivator, bahkan role model baik dalam pelatihan klasikal, non-klasikal, dan jarak jauh.

Di akhir pelatihan, evaluasi dan penilaian peserta terhadap widyaiswara dan panitia menjadi catatan penting yang berkontribusi pada peningkatan kualitas pelatihan berikutnya. Semoga ilmu yang diperoleh oleh peserta selama pelatihan menjadi ilmu, inspirasi, dan kebaikan dalam memajukan satuan kerjanya masing-masing. [VLA]