SAAT MUSIBAH TAK BOLEH LEMAH

SAAT MUSIBAH TAK BOLEH LEMAH

SAAT MUSIBAH TAK BOLEH LEMAH

Oleh : Leni Yunia Sutardjo, S.Pd.

Pendidik  Matematika MTs Zakaria dan SMPN 18 Bandung

Di akhir tahun 2019 Corona Virus Disease  yang biasa disebut sebagai Covid-19 tengah melanda di Wuhan China, bahkan akhirnya mendunia, dan mewabah  ke Indonesia di bulan Maret 2020. Hal ini hampir melumpuhkan seluruh sektor kehidupan masyarakat terutama Ekonomi, sosial, dan pendidikan.

Dalam dunia pendidikan terjadi perubahan besar-besaran, siswa yang biasanya berbondong–bondong WAJIB ke sekolah , saat pandemi Covid justru dilarang keluar rumah mereka harus  belajar di rumah,Tanggung jawab untuk mengawasi secara langsung proses belajar mengajar dikembalikan kepada orang tua.

Perubahan ini tentu membutuhkan kesigapan, kreatifitas, dan kerjasama yang sinergi dari semua pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pihak sekolah, orang tua, dan siswa di rumah.

Sebagai seorang pendidik sekaligus orang tua di rumah awalna cukup shock dan kerepotan berperan triple, sebagai pendidik di sekolah, pendidk di rumah dan orang tua, namun saat menyadari bahwa tidak ada satu pun kejadian kecuali dengan izin dari Allah SWT. Dan seluruh yang Allah ciptakan pasti tidak ada yang sia-sia.

“Maa kholaqta Haadzaa Baathilaa” QS Ali Imran (3):191

Tentu hal ini memicu aqal terus berpikir, Aqal sebagai potensi dasar yang Allah hadirkan pada diri manusia sehingga terpilih menjadi khalifah di muka bumi.Aqal terus terolah  bagaimana pembelajaran bisa tetap berlangsung walau siswa tidak hadir ke sekolah.

Pembelajaran daring (dalam jaringan) yang menjadi kebijakan saat pandemi ini tentu tidak mudah terlaksana sesuai dengan harapan , banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi apalagi yang dihadapi adalah siswa tingkat SMP yang sedang tumbuh kembang mencari jati diri, butuh aktualisasi, butuh bimbingan dan wadah untuk mengupgrade kemampuan, bakat dan minatnya.

Qodarullah di bulan Januari 2021 yang lalu keluarga kami ditakdirkan Allah terkena virus Corona ini. Awalnya sempat berpikir kami mendapat adzab dari Allah sehinga kami terus mohon ampun kepada Allah dan berikhtiar untuk sembuh agar bisa menebus dosa-dosa kami, Allah hadirkan rasa betapa tidak berdayanya manusia ketika Allah menghadirkan makhluk yang sangat kecil bahkan tak terlihat oleh mata, namun bisa memporak porandakan bahkan melumpuhkan hampir seluruh sektor hidup dan kehidupan manusia.

Kesadaran yang muncul atas ketidakberdayaan dan penyerahan diri untuk betul-betul siap mengabdikan diri kepada Rabb penguasa alam semesta, menghadirkan sebuah energi untuk membuat sesuatu yang insyaa Allah kelak berguna bagi siswa, sekolah dan seluruh masyarakat Indonesia khususnya di dunia pendidkan.Karena hanya ada 3 hal yang akan dibawa oleh manusia ke alam kuburnya yaitu Ilmu yang bermanfaat, Amal jariyah dan doa anak yang sholeh yang mendoakan kita.Dan hal itu bisa diperoleh oleh kami sebagai pendidik jika kami melaksanakan peran dan fungsi kami sebagai pendidik dengan baik dan benar.

Salah satu ayat yang menyemangati saya adalah QS Ali Imron (3) : 146

Dan betapa banyak Nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari pengikutnya yang bertaqwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat, dan tidak menyerah, Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar

Atas pertolongan dan karunia Allah selama isoman kami bisa membuat sebuah media pembelajaran untuk siswa yang mungkin kalau tidak pandemi tidak sempat kami buat.Tanpa

pandemi mungkin tidak ada energi sebesar itu  untuk membuat karya. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki selama isoman, akhirnya sebuah media belajar berupa video pembelajaran selesai kami buat. Dan Alhamdulillah mendapat respon yang cukup baik dari siswa, hal itu kami ketahui dari google form yang kami bagikan setelah siswa menonton tayangan yang dibuat. Karya pertama yang dibuat kami beri judul ”Ägar Matematika Semangat“ dengan link youtube https://youtu.be/jcoMI2nBrts, Pertimbangan saya waktu itu membuat video seperti itu karena di kondisi normal saja respon siswa terhadap pelajaran Matematika itu kebanyakan takut dan merasa susah apalagi di kondisi pandemi. Perlu ada motivasi agar siswa tahu apa sebenarnya matematika dan bagaimana agar semangat saat belajar matematika. Aplikasi yang digunakan adalah camtasia dan canva.Saat pembelajaran sering ada meeting virtual agar siswa bisa bertanya atau menjawab saat ditanya tentang soal-soal yang ditugaskan.

Alhamdulillaah sejak saat itu respon siswa terhadap Matematika makin membaik, yang semangat mengumpulkan tugas juga makin banyak.Alhamdulilaah Itulah hikmah di balik musibah.

Beberapa karya yang sudah dibuat, ada dalam chanel youtube Leni Yunia Sutardjo, diantaranya https://youtu.be/cFL6zEB1ueQhttps://youtu.be/b4rE4K1J6X4https://youtu.be/c905nJCu-qY, https://youtu.be/xRohOVyk4QI, https://youtu.be/rWNj-9_c1cYhttps://youtu.be/legbGBA6pUM, dan lain lain. Walau dengan bentuk dan alat yang sederhana, mudah-mudahan dengan perkenan Allah bisa bermanfaat menjadi ilmu yang sekaligus amal jariyah yang melahirkan generasi shoeh sholehah yang mendoakan kita semua sehingga menjadi investasi di dunia sampai akhirat kelak. Aamiin.