Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Arab di MAN Bandung Barat
Strategi Pembelajaran Jarak Jauh Bahasa Arab di MAN Bandung Barat
Oleh: Denden Taupik Hidayat, S.S.
Guru Ahli Pertama Bahasa Arab di MAN Bandung Barat
Guru sebagai garda terdepan pendidikan nasional, membutuhkan dukungan penuh dalam proses pengembangan kapasitas profesionalismenya. Di era saat ini, pembekalan kompetensi digital bagi para guru sangat diperlukan untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang begitu pesat di mana arus informasi mengalir begitu cepat sehingga jika kita tidak berlari, maka akan semakin tertinggal di belakang. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi digital yang mumpuni dalam mendesain pembelajaran inovatif sesuai kebutuhan peserta didik generasi post-millenial, digital native, dan alpha gen.
Di masa pandemi Covid-19, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilakukan dalam ruang dunia maya, tidak lagi bertatap muka di dalam ruang kelas. Strategi baru disiapkan oleh para guru dalam proses pembelajaran jarak jauh agar bisa menyamai proses KBM tatap muka di dalam kelas atau bahkan bisa lebih inovatif, menarik, efektif, dan efesien. Saya mengajar Mata Pelajaran Bahasa Arab Wajib di MAN Bandung Barat yang meliputi kelas X sebanyak 2 rombel dan kelas XI sebanyak 10 rombel.
Langkah pertama adalah membenahi RPP yang sebelumnya telah dibuat, salah satunya materi kelas XI bidang القراءة (teks deskriprif) tentang معالم السياحة الثقافية والطبيعية (objek wisata budaya dan alam) yang meliputi objek wisata di Bali, Toraja, dan Jogjakarta. Belasan komponen di dalam RPP tersebut disederhanakan menjadi tiga komponen inti, yaitu tujuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran sehingga RPP dapat dibuat dalam satu halaman dengan tetap didasarkan pada prinsip efektif, efisien, dan berorientasi pada peserta didik sehingga membentuk suatu pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Langkah kedua, membuat membuat video dokumenter berbahasa Arab tentang objek wisata di Bali, Toraja, dan Jogjakarta. Saya bertindak sebagai pengisi suara dalam video tersebut dengan menggunakan teks Qira’ah yang ada di buku Bahasa Arab pegangan siswa. Video tersebut juga diberikan banyak efek animasi, termasuk di dalamnya tokoh kartun, agar lebih menarik minat peserta didik dalam memahami teks Qira’ah.
Saya banyak belajar proses pembuatan dan penyuntingan video dokumenter animasi dari beberapa pelatihan selama masa pembelajaran jarak jauh. Pelatihan tersebut memberikan harapan bagi peningkatan kualitas saya sebagai guru karena memberikan kemudahan akses terhadap kompetensi-kompetensi khusus yang selama ini terhalang oleh jarak dan waktu. Materi-materi yang diajarkan seperti animasi kartun menggunakan Plotagon, penyuntingan video melalui Kinemaster, whiteboard animation menggunakan Videoscribe, dan beberapa software yang saya pelajari sendiri seperti Explaindio, Movavi Video Editor, dan Wondershare Filmora9.
Langkah ketiga adalah mengunggah hasil pembuatan dan penyuntingan video tersebut ke dalam platform video-sharing, salah satunya Youtube.com, untuk kemudian diberikan kepada para siswa melalui fasilitas-fasilitas daring yang menjadi ujung tombak keberhasilan proses pembelajaran, seperti grup Whatsapp, Telegram, Google Classroom, dan sebagainya. Fasilitas yang paling sering saya gunakan adalah Google Classroom karena user friendly, elegan, dan terintegrasi dengan fitur-fitur e-learning lainnya, seperti google form dan quizizz.com. Kedua platform tersebut sering saya gunakan untuk menyajikan soal latihan, PTS, dan PAT. Pada Google Classroom, guru juga mudah mengolah nilai siswa dengan hanya mengatur jenis penilaian, seperti penilaian harian, tengah semester, dan akhir semester. Total nilai siswa muncul secara otomatis. Platform Quizizz.com bahkan bisa membuat tugas, latihan, dan ujian tidak lagi menjadikan para siswa penat dan stres, tapi justru malah terhibur bahkan ketagihan serasa main game online.
Demikian, refleksi proses pembelajaran Bahasa Arab di MAN Bandung Barat yang saya alami selama masa WFH karena pandemi COVID-19. Banyak hikmah, pembelajaran, pengalaman dan pengamalan yang saya dapatkan. Semoga Allah swt. segera mencabut kembali wabah COVID-19 ini dan mengembalikan dunia ke dalam situasi sedia kala. Aamiin