Telisik 31: MERDEKA BELAJAR DALAM PELATIHAN
  • 15 Agustus 2022
  • 372x Dilihat
  • Telisik

Telisik 31: MERDEKA BELAJAR DALAM PELATIHAN

MERDEKA BELAJAR DALAM PELATIHAN
Dr. H. Dudung Abdul Rohman, M.Ag.

 

Menjelang perayaan HUT Kemerdekaan RI Ke-77 Tahun 2022, sebagai insan akademis kita pun diingatkan dengan Kurukulum Merdeka Belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbuddikkti yang menjadi kebijakan nasional. Kebijakan ini, meskipun lebih ditujukan untuk sekolah, madrasah maupun kampus, tetapi sebagai bagian integral dari pembelajaran, maka dunia pelatihan pun mesti meresponnya dengan profesional dan proporsional. Hal ini tidak terlepas dari perjuangan bangsa Indonesia untuk hidup merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Di antaranya dengan upaya mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan (termasuk pelatihan) yang mencerahkan, memberdayakan dan membahagiakan.

Spirit dari Merdeka Belajar ini sebenarnya untuk menciptakan suasana belajar yang bahagia dan fokus pada mengembangan sumber daya manusia sebagai kebutuhan utama di masa depan. Sehingga dengan model pembelajaran ini, tujuan dari pendidikan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa (Pembukaan UUD 1945) dapat tercapai. Demikian juga tujuan pendidikan dalam UU Sisdiknas Tahun 2003, yakni untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.

Jika ditarik lebih spesifik lagi ke dalam dunia pelatihan yang tujuannya untuk meningkatkan kompetensi pegawai dalam aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan, maka konsep Merdeka Belajar ini dapat diterapkan dalam penyusunan struktur kurikulum, strategi pembelajaran dan produk atau output yang ingin dihasilkan. Struktur kurikulum misalnya, jangan sampai banyak materi inti yang dipelajari sehingga dapat menyulitkan pembelajaran. Cukup 3-4 materi inti yang dipelajari sampai mendalam dan mendetil.

Demikian pula aspek strategi pembelajaran, selain menggunakan model dan metode pembelajaran yang menarik dan variatif, juga banyak melibatkan peserta supaya lebih paham serta dapat mempraktekkan dan mengembangkannya di lapangan. Kemudian dari aspek produks atau output yang dihasilkan, diharapkan menghasilkan proyek perubahan yang berdampak pada peningkatan kinerja secara individu serta berpengaruh secara positif terhadap lingkungan dan rekan kerjanya. Sehingga dengan penerapan konsep Merdeka Belajar ini, ke depan model pelatihan itu lebih simpel tetapi cukup efektif untuk pembinaan dan pengembangan sumber daya manusia yang handal, unggul dan profesional sesuai dengan yang dibutuhkan.
Wallahu A’lam Bish-Shawaab.