Telisik 4: Pentingnya Pembentukan Karakter Religius Siswa
  • 24 Januari 2022
  • 562x Dilihat
  • Telisik

Telisik 4: Pentingnya Pembentukan Karakter Religius Siswa

oleh:

Drs. H. Mumuh Muhtarom, M.Pd.

 

Pandemi dan teknologi telah mengubah beberapa hal dalam kehidupan kita. Senafas dengan itu, akhir akhir ini disinyalir  adanya fenomena lemahnya perilaku karakter religius  di beberapa kota besar.  Tidak terkecuali Bandung. Keberadaanya sebagai kota yang ikonik tentu mendapat imbasan dari pandemi dan teknologi ini. Dalam perspektif pendidikan,  hal ini menjadi indikator belum optimalnya pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah. Dengan demikian, menjadi penting untuk melihat bagaimana  manajemen pembelajaran pendidikan agama Islam dalam membentuk karakter religius siswa SMA di Kota Bandung.

Studi yang dilakukan pada SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung, dengan menggunakan teori manajemen Ricky W. Griffin menghasilkan beberapa kesimpulan.   (1) Pengembangan Manajemen Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung menjadi bagian  Rencana Strategis Sekolah dan telah berjalan meskipun dalam pelaksanaanya belum optimal; (2) Pelaksanaan Manajemen Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung telah berjalan sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen, namun dalam tahapan pelaksanaan masih perlu perbaikan dan penyempurnaan; (3) Faktor Pendukung Manajemen Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung terdiri atas faktor internal berupa tingginya kesadaran siswa, tingginya kesadaran guru, dan kuatnya peran kebijakan sekolah. Serta faktor eksternal berupa bimbingan orangtua, dukungan lingkungan yang baik serta kemampuan mengendalikan perkembangan teknologi informasi dalam pembelajaran PAI; (4) Faktor Penghambat Manajemen Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung berupa lemahnya motivasi siswa, minimnya kraetivitas guru dalam mengembangkan metode pembelajaran, lemahnya dukungan orangtua serta faktor  lingkungan dan perkembangan teknologi informasi; dan (5) Upaya Mengatasi Hambatan Manajemen Pembelajaran PAI dalam Membentuk Karakter Religius Siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung telah dilakukan melalui penguatan kompetensi guru PAI, penguatan pelaksanaan kebijakan sekolah, penguatan komunkasi dengan pihak orangtua dan stakeholder serta pemanfaatan aplikasi digital dan perkembangan teknologi dalam manajemen pembelajaran PAI.

Dengan demikian, manajemen pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam membentuk karakter religius siswa di SMAN 22 dan SMAN 27 Kota Bandung berjalan efektif.