TRIK SUKSES MENDIDIK GENERASI QUR’ANI DI MASA PANDEMI

TRIK SUKSES MENDIDIK GENERASI QUR’ANI DI MASA PANDEMI

TRIK SUKSES MENDIDIK GENERASI QUR’ANI DI MASA PANDEMI

Oleh : Yeni Sriheryani, S.Ag

Guru Tahsin MI Zakaria 1

Suasana di pagi hari ketika matahari sesaat akan hadir atas perintah Ilahi, terdengar lantunan ayat-ayat qouliyah indah dan nyaman masuk ke relung sanubari. Lantunan Al-Qur’an itu dilafalkan oleh siswa usia pendidikan dasar. Aktivitas seperti ini terasa lebih luang waktunya sejak Allah SWT hadirkan masa Pandemi Covid 19 yang sedang viral dan mendunia.

Meskipun terlihat mata mengantuk sangat berat, mengajak kembali bermanja-manja di hamparan selimut yang hangat. Tetapi dia berusaha menghilangkan rasa kantuk dan malasnya dengan sekuat tenaga. Disinilah saatnya peran orang tua sebagai pendidik menjadi super hero bagi qurrotu a’yunnya.  Membantu mengkondisikannya untuk tetap prima membaca berulang huruf demi huruf ayat-ayat Ilahi yang sarat dengan beribu pahala dan barokah. Seperti pagi ini, sambil mentasmi’ murottal Thoha Juneid, Firman-Nya terus diulang-ulang dari lisan mungilnya, terasa begitu menghujam makna yang terkandung pada ayat tersebut.

Biasanya sebelum masa pandemi, kegiatan di pagi hari sibuk dengan persiapan menuju sekolah, sehingga waktu bersama Al-Quran di pagi hari terasa lebih sempit, karena harus segera menyiapkan segala hal untuk kegiatan belajar di sekolah. 

Tetapi apapun kondisi yang Allah hadirkan saat ini, tetap harus kita syukuri. Terlebih oleh anak-anak didik kita generasi Qur’ani, generasi penerus perjuangan bangsa ini. Pada masa pandemi ini, kita yang berperan sebagai pendidik formal di sebuah lembaga pendidikan di lingkungan Kementrian Agama maupun sebagai orang tua, dituntut untuk lebih kreatif, inovatif dan fathonah (smart) dalam menyikapinya.  

Mendidik generasi Qur’ani bagi peserta didik ataupun anak-anak kita, sejatinya adalah kita sedang mendidik diri dan memantaskan diri untuk menjadi hamba-Nya yang berupaya untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai tuntunan hidup. Sehingga kita sebagai guru dan orang tua selalu menguswahkan setiap tutur kata dan tindak tanduk yang tersebut dalam al-Qur’an dan diuswahkan pula oleh Baginda Rasulullah SAW.

Dimulai dari penanaman tauhid meyakini dengan benar akan ke-Esaan Allah dan keMahaKuasaan-Nya. Diantaranya, mengenalkan dan memahamkan bahwa pandemi covid 19 yang saat ini terjadi pun atas kehendak dan kuasa Allah. Dialah Allah yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dan harus diyakini pula bahwa selalu ada hikmah ketika Allah menciptakan, tak ada satu pun yang  sia-sia “Robbanaa maa kholaqta hadzaa bathilaa “ Tinggal kitalah yang berupaya menyibak hikmah dibalik setiap hal yang Allah ciptakan. Sehingga akan tertanam selalu ridha atas Qudroh dan Irodah-Nya serta terus merasa ingin dekat dengan sang Khaliq. Sikap jiwa inilah yang kita upayakan terpatri di sanubari buah hati dan anak didik kita.

Pembiasaan bangun jelang subuh misalnya, merupakan bukti kita mendekatkan buah hati dan anak didik kita kepada Sang Kholiq. Ajaklah mereka untuk mensyukuri nikmat perdana di pagi hari dengan bersama-sama mengucapkan “Alhamdullillahilladzi ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin nusyuur” [artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah membangunkan kami setelah menidurkan kami dan kepada-Nya lah kami dibangkitkan]. (HR. Bukhari no. 6325)

Bangunkan buah hati kita dengan sapaan “hai pejuang subuh, ayo bangunlah! hilangkan rasa malasmu, buang rasa kantukmu dan usirlah dinginmu pasti Allah makin mencintaimu”

Lalu, ajaklah sholat berjama’ah di masjid, terutama untuk anak laki-laki. Anak perempuan bisa berjama’ah bersama ibunya di rumah. Agar terasa lebih bersemangat, bersepakatlah dengan teman-teman tetangga rumah untuk sama-sama sholat subuh berjama’ah di masjid, bila kondisi tempat tersebut kondusif melaksanakannya, sehubungan dengan situasi pandemic seperti ini. Tentunya dengan menjaga protocol kesehatan yang disarankan.

Bagi para peserta didik, buatlah kesepatan antara guru dan peserta didik untuk berlomba-lomba dalam program subuh call. Agenda ini bisa dijadwalkan secara berpasangan siswa dengan siswa, siswi dengan siswi. Bisa juga dilakukan di group WA atau secara japri.  Tentunya program ini akan berjalan dengan baik dan berbuah manis, jika didukung oleh berbagai pihak, sekolah maupun keluarga.

Pembiasaan berikutnya adalah upaya kita sebagai guru dan orang tua agar buah hati dan anak didik dekat dengan Al-Qur’an. Prosesnya tidak terlalu sulit tetapi minimal butuh 2 hal yaitu, sabar dan istiqomah. Dan pastikan, jadikan orang tua dan guru sebagai uswah, teladan dalam upaya dekat dengan Al-Quran.

Buatlah agenda bersama keluarga, misalnya khatam Qur’an dengan kesanggupan masing-masing anggota keluarga. Target khatam Qur’an setiap individu tidak harus sama, tanamkan kecintaan membaca Al-Qur’an tanpa merasa dipaksa, tetapi orang tua perlu terus memotivasi semua anggota keluarga untuk memaksakan diri membaca Qur’an. Bisa diawali dengan one day one sheet, meningkat lagi menjadi one week one juz, meningkat lagi menjadi one day one juz dan selanjutnya. Untuk menambah semangat, berikan kejutan-kejutan kecil saat mencapai target. Surprise itu tidak harus selalu berbentuk materi, bisa dengan ungkapan yang membuat anak bangga, pujian yang menyenangkan, dan lain-lain.

Agenda keluarga selanjutnya adalah menghafal Al-Qur’an bersama keluarga. Lagi-lagi orang tua dan guru kembali menjadi aktor utama untuk memberikan teladan.  Buat kesepakatan bersama keluarga, untuk menyusun target hafalan, membuat jadwal saling menyetorkan dan mentasmikan hafalan. Sesekali adakan CCQ cerdas cermat Qur’an, bentuknya bisa saling tebak ayat, tebak surat, sambung ayat atau surat, bedah ayat yang telah dihafal, dan lain-lain. Serasa rumah menjadi pesantren bagi keluarga dan berharap menjadi baiti jannati.

Bagaimana dengan peserta didik? Buatlah program dekat bersama Qur’an yang terasa seru dan menyenangkan. Misalnya, setelah masing-masing keluarga terkondisikan untuk mempunyai agenda keluarga bersama Al-Qur’an (bila sudah memungkinkan), maka guru (PAI dan Walas terutama) bisa membuatkan jadwal tadarus dan setoran hafalan antar teman. Medianya bisa Voice Note, Vicall, dan lain-lain. Jangan lupa, di akhir pekan bisa sama-sama melakukan evaluasi. Harapannya akan terbentuk pembiasaan senang bersama Qur’an dan selalu fastabiqul khoirot.

Lakukan agenda pejuang subuh dan kebersamaan dengan Al-Qur’an bersama keluarga dan sesama peserta didik dan guru ini dengan sabar dan istiqomah. Bukankah salah satu amal yang paling Allah cintai adalah amalan yang sedikit tapi rutin dikerjakan?

Dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah ra. pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya.

Semoga dengan amal sholeh ini menjadi bagian dari ikhtiar kita dalam upaya mendidik generasi Qur’ani di masa Pandemi. Sehingga saat pandemi berlalu, pembiasaan ini akan semakin mudah dan ringan dilakukan. Peserta didik, guru dan keluarga semakin dekat dengan Al-Qur’an, pastinya akan semakin dekat dengan Allah SWT.