Tuntutan Pembelajaran Daring Melahirkan Generasi Cakap Iman Cakap Digital di Tengah Keterbatasan Media Pembelajaran
Tuntutan Pembelajaran Daring Melahirkan Generasi Cakap Iman Cakap Digital di Tengah Keterbatasan Media Pembelajaran
Oleh : Rohimatul Aminah, S.Pd.
Pendidikan merupakan dasar terbentuknya karakter anak, karena pendidikan dimulai dari Mengenali, memahami dan menirukan, seperti halnya anak baru lahir ke dunia akan mulai mengenal lsituasi disekitarnya kemudian menirukan karena pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia untuk bisa berproses dan berinteraksi di dunia luar dengan semua masyarakat sekitarnya. Pendidikan juga menjadi salah satu bekal terpenting di masa depan dengan mengutamakan dasar religi yang kuat akan menghasilkan generasi yang kuat iman dan cakap digital, karena cerdas tanpa iman itu ibarat kehampaan. Otak yang cerdas akan sia-sia ketika seorang muslim tidak memiliki iman sebab kecerdasan bisa jadi digunakan untuk hal-hal yang mudharat kalau seseorang tidak memiliki iman. Berkaitan dengan pendidikan yang cakap digital dengan tuntutan karakter serta keimanan yang kuat seolah menjadi beban berat untuk mewujudkan generasi-generasi yang berkarakter, cakap iman dan cakap digital.
Pada masa sekarang dengan adanya wabah covid-19 yang melanda seluruh dunia seakan menjadi cambuk untuk kita sebagai guru agar lebih memahami kehidupan secara nyata dan kehidupan secara digital. Tantangan bagi seluruh dunia termasuk Indonesia. Banyak hal yang terkena dampak pandemik tidak terkecuali dunia pendidikan. Kondisi perubahan pola pendidikan dari tradisional menuju online secara masif akan memengaruhi kondisi psikologis anak. Kondisi tersebut juga akan berdampak pada pendidikan karakter peserta didik karena mau tidak mau kita harus mau mengikuti perkembangan pembelajaran secara digital. maka dari itu kita sebagai pendidik pun seolah dituntut untuk memutar otak melihat situasi, metode pembelajaran apa yang sesuai dengan keadaan pada saat ini.
Jika melihat keadaan anak yang seharusnya menikmati masa ekspresi pembelajaran maksimal antara kognitif, afektif dan psikomotor dalam kompetisi pembelajaran di kelas, di lapangan, namun hal ini berbanding terbalik oleh keadaan wabah covid-19. namun tentunya ini adalah ujian kesabaran untuk kita baik itu sebagai pendidik ataupun pelajar “Sesungguhnya Allah bersama dengan orang-orang yang sabar". Innalaha ma'asshobirin merupakan penggalan dari salah satu ayat Al-Quran dalam surah Al-Baqarah ayat 153. Kesabaran manusia itu bagian dari mendidik karakter dalam diri setiap manusia.
Secara realita pembelajaran tatap muka terkadang kita sulit mengenali karakter peserta didik yang tulus, jujur namun keadaan pembelajaran saat ini ruang terbuka luas untuk belajar secara bebas. Mengenal tentang Karakter adalah gambaran deskripsi visual manusia secara menyeluruh yang membuat unik dengan individu lain. Dapat diartikan bahwa karakter merupakan wujud dari keseluruhan pikiran, perasaan dan perilaku yang dimiliki oleh manusia. Keseimbangan antara ketiga komponen tersebut akan menciptakan suatu bentuk karakter yang ideal.
Misi utama pendidikan tidak hanya mencerdaskan anak bangsa secara intelektual namun berkarakter dengan disertai keimanan yang kuat, dan ketika pandemi terjadi maka misi pun menjadi adanya perubahan yaitu berkarakter dan cakap digital karena perkembangan secara digital bukan lagi dalam waktu yang lama namun dalam satu kali tekan tombol "Bagikan" akan dengan cepat tersebar, apalagi jika berita atau informasi tersebut hal aneh akan menjadi viral. disitulah mental generasi anak bangsa untuk cakap digital salah satunya adalah literasi digital, karena dengan literasi digital kita akan paham dan memilah-milah informasi yang pantas untuk disebarkan, dengan begitu akan meminimalisir berita yang tidak benar.
Literasi digital sangat diperlukan dalam penggunaan teknologi. Dikutip dari buku Peran Literasi Digital di Masa Pandemik (2021) karya Devri Suherdi, literasi digital merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital, seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya. Berkaitan dengan literasi digital masih dalam tahap penyesuaian karena masih diliputi kemalasan untuk literasi sehingga pemahamannya minim.
Selain literasi digital berpengaruh terhadap pendidikan karakter yang cakap digital, pengaruh yang lain yaitu rasa tanggungjawab. Banyak orang yang terdesak baru bertindak, mungkin itulah yang kita rasakan saat ini. Terdesak keadaan baru bertindak memahami. Mulailah dari diri sendiri untuk menumbuhkan rasa tanggungjawab melakukan kewajiban, karena motivasi terbesar, terkuat, terhebat itu ada pada diri sendiri.
Jika kita bertanya pendidikan di masa pandemi tanggungjawab siapa? Tentunya tanggungjawab bersama, berawal dari proses pembelajaran, pendidik, peserta didik, dan peran orang tua untuk mendukung pembelajaran agar berjalan dengan baik. Untuk itu agar terwujudnya generasi yang berkarakter, beriman, dan cakap digital kita harus bersinergi yang kuat, jangn jadikan pandemi halangan dalam proses melahirkan generasi yang handal Karena hakikatnya Pendidikan karakter bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang maksimal.