URGENSI MOTORIK KASAR BAGI ANAK USIA DINI DIMASA PANDEMI
  • 13 Agustus 2021
  • 1165x Dilihat
  • Gumeulis

URGENSI MOTORIK KASAR BAGI ANAK USIA DINI DIMASA PANDEMI

URGENSI MOTORIK KASAR BAGI ANAK USIA DINI DIMASA PANDEMI

Oleh: Damayanti Ajeng Suleha

Di tahun ajaran baru setiap orang tua yang sudah bersiap menyekolahkan putra-putrinya memasuki jenjang pendidikan formal, begitupun pendidikan anak usia dini (PAUD) orang tua berharap dapat menyekolahkan anaknya dengan tujuan bisa bersosialisasi.

Anak usia dini merupakan usia yang sangat menentukan dalam membentuk karakter dan kepribadiannya. Pada masa ini sering disebut “golden age” atau “masa hidayah fitri” dimana semua indra-indranya sedang sensitive (sensitive periode), anak dengan mudah menerima, mengikuti segala sesuatu yang dicontohkan, diperdengarkan, serta diperlihatkan kepadanya. Pada usia ini sangat potensial untuk melatih dan mengembangkan berbagai potensi kecerdasaan yang dimilik anak baik yang berkaitan dengan aspek agama, fisik motorik, intelektual/kognitif, sosial emosional, maupun bahasanya.

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanaan pendidikan pada anak usia dini. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, terdapat dalam Al-Qur’an 16:78 sebagai berikut:

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.

Berdasarkan ayat di atas, dapat dipahami bahwa anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani (akal). Dengan kemampuan dan indera tersebut,  anak pada perkembangan selanjutnya akan memperoleh pengaruh sekaligus didikan dari lingkungan sekitarnya. Kemampuan dan indera ini diperoleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit demi sedikit. Semakin besar seseorang maka bertambah pula kemampuan pendengaran, penglihatan dan akalnya.

Lalu bagaimana indranya tersebut akan tumbuh kembang optimal, bila anak tidak masuk sekolah, ia tidak kenal teman, tidak kenal guru dan bahkan tidak kenal lingkungan sekolahnya?  Seluruh aktifitas belajarnya melalui gadget, mungkinkah indra-indranya terstimulus dengan baik? Bagaimana dengan perkembangan motor kasarnya, apakah anak memiliki kesempatan untuk terstimulus, bila kegiatan di rumah hanya duduk diam di depan gadget?

 PAUD berfungsi membina, menumbuhkan dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

 Tantangan lainnya dalam penerapan pembelajaran di rumah adalah pola pikir dan motivasi orang tua. Salah satu contohnya orang tua murid menyatakan bahwa motivasi menyekolahkan anak di PAUD selama ini lebih sekedar untuk menitipkan anak ketika ditinggal bekerja,  Sehingga, saat anak tidak bersekola dan hanya bermain di rumah, orang tua merasa bahwa itu hal yang biasa. Motivasi dan pola pikir seperti ini bisa menjadi salah satu penyebab orang tua malas untuk mendampingi anak dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang di berikan oleh guru. Anak usia dini belum mampu atau belum saatnya mengoperasikan gawai sebagai alat pembelajaran jarak jauh. Proses pembelajaran PAUD yang penuh dengan kegembiraan, keceriaan, keakraban, kasih sayang dan keharmonisan lainnya, lenyap di telan wabah COVID-19.

Semua manfaat PAUD bagi perkembangan tidak boleh hilang karena pandemi Covid-19. Di sinilah pentingnya peran orangtua dalam berkomunikasi dengan para pendidik untuk memastikan aktivitas belajar mengajar bagi anak usia dini tetap berjalan dengan baik di rumah sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak.

Kondisi pada masa pandemic memang berat untuk semua orang, terlebih bagi orang tua karena beban pikiran dan tanggung jawab bertambah dengan intesitas mendampingi anak dalam pembelajaran di rumah. Namun demikian penting bagi orang tua untuk membuka diri, membuka wawasan dan semangat untuk belajar bagaimana mendampingi anak dalam proses pembelajaran. Saatnya orang tua menyadari bahwa pembelajaran anak saat ini kembali menjadi tanggung jawab orang tua sepenuhnya, kembali ke kodratnya bahwa orang tua adalah guru pertama dan utama bagi anak. Melewati masa pandemi virus ini memang bukan hal yang mudah bagi guru, orang tua dan anak. Akan tetapi semua bergantung pada kemauan, manakala segala sesuatunya sudah siap, bukan tidak mungkin terwujud PAUD From Home sepenuhnya.

Firman Alloh swt, dalam surat Al-Baqoroh:247

Berdasarkan ayat tersebut yang dapat dipahami bahwa untuk melahirkan generasi yang kuat dalam hal fisik dan ilmu, seperti halnya yang terjadi pada kisah Thalut perlu adanya proses dan latihan motorik kasar yang optimal pada masa anak usia dini, dimana pengaruhnya yang sangat besar untuk perkembangan selanjutnya, selain untuk lebih meningkat pada perkembangan motorik kasarnya, akan sangat berpengaruh pula terhadap aspek perkembangan kognitif, dan sosial emosinya. Dimana aspek perkembangan itu akan sangat berpengaruh besar terhadap kualitas generasi harapan islam, yang prosesnya sangat berhubungan erat dengan ketuntasan dan keoptimalannya dalam motorik kasar anak.

Betapa pentingnya perkembangan motorik kasar pada anak harus dilatihan dikarenakan  perkembangan motorik kasar ini sebagai fondasi yang kuat dalam mendukung aktifitas bermain, belajar, bersosialilasi dan membangun rasa percaya diri anak yang  akan berkaitan atau berdampak pada perkembangan anak ke depannya. Motorik kasar yang tidak sempurna akan berimplikasi pada tindakan sosial yang kurang percaya diri yang pada akhirnya menyebabkan anak merasa minder dan rendah diri dengan teman sebayanya. Bila hal ini terus berlanjut maka akan terjadi ketidakstabilan emosional pada anak yang dikarenakan dari rasa rendah diri yang dialami oleh anak. Tidak sampai disitu, kemampuan motorik dan sensorik anak harus dilatihkan agar menjadi dasar yang kuat untuk mengembangkan kemampuan kognitifnya, hal ini juga memengaruhi hingga prestasi akademiknya. Oleh karena itu mengingat betapa pentingnya motori kasar bagi anak maka jangan abaikan kegiatan-kegiatan mengolah mototik kasar anak usia dini.

Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya. Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain. Gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak.

Unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya:

  1. Kekuatan.
  2. Koordinasi
  3. Kecepatan.
  4. Keseimbangan.
  5. Kelincahan.

Terjalinnya kerjasama pendidik dengan orang tua, agar potensi anak usia dini dapat tumbuh kembang dengan optimal, jangan sepelekan pendidikan anak usia dini, sebagai bentuk syukur kepada Alloh Maha Pencipta dengan membentuk Generasi Basthotan Fil Ilmi Wal Jismi.