Urgensi Peranan Orang Tua Pada Proses Belajar Dari Rumah Di Masa Pandemi Covid 19

Urgensi Peranan Orang Tua Pada Proses Belajar Dari Rumah Di Masa Pandemi Covid 19

Urgensi Peranan  Orang Tua Pada Proses Belajar  Dari Rumah Di Masa Pandemi Covid 19

Oleh

Dedeh Kurnia, M.Pd

NIP. 198001052005012006

(Koordinator Bimbingan dan Konseling MTs Negeri 3 Bandung)

Email. dedehkurniamtsn3bandung@gmail.com

Pandemi Covid 19 yang mewabah hampir diseluruh belahan dunia telah mengubah segala sisi kehidupan manusia,  Anjuran jaga jarak, tidak berkerumun dan lebih baik berada dirumah (Stay at Home),yang dimaksudkan untuk memutus mata rantai penyebaran virus covid 19 membuat aktivitas manusia dibatasi  dan dirubah sesuai ketentuan, pembatasan dan perubahan dalam dunia pendidikan dapat dirasakan dengan diberlakukannya BDR (belajar dari rumah), atau lebih dikenal dengan istilah belajar secara daring/online, sesuai dengan intruksi Menteri Pendidikan Republik Indonesia.(Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia,2020).

Proses belajar mengajar daring/online atau jarak jauh tentu saja berbeda dengan belajar tatap muka, perbedaan yang paling esensi adalah adanya interaksi yang terbatas antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar, interaksi hanya dapat dilakukan melalui media belajar seperti Google Form, Google Class Room, zoom meeting, atau bahkan hanya dilakukan secara sederhana dalam  Whats Up saja. Dengan demikian guru hanya bertindak sebagai mediator  dan fasilitator yang menyampaikan materi pelajaran tanpa interaksi  langsung dengan siswa di kelas nyata. Perbedaan selanjutnya adalah  para guru tidak dapat membentuk secara langsung suasana belajar yang nyaman  di kelas nyata agar para siswa dapat siap mengikuti proses pembelajarn baik secara fisik ataupun psikis.  Padahal pembentukkan suasana belajar merupakan hal yang penting dilakukan dalam proses belajar mengajar, sesuai dengan amanat Undang Undang Sistem  Pendidikan Nasional. No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana  belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.  Paparan undang undang tersebut jelas menyebutkan  bahwa pembentukan  suasana belajar merupakan hal yang penting dilakukan karena akan sangat berpengaruh pada keberhasilan tujuan pembelajaran dan pendidikan.

Agar tujuan penbelajaran dan pendidikan tercapai dengan baik maka pembentukan suasana belajar dari rumah penting dilakukan orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar.

Orang tua sebagai pendamping dan sumber belajar bagi siswa berperan untuk melakukan bimbingan  dan pengawasan agar siswa tetap dapat mengikuti proses belajar dengan baik, pada jam  belajar yang telah ditetapkan oleh guru di sekolah. Karena bila orang tua abai terhadap pola belajar siswa di rumah, maka peluang para siswa mengalami lost identity, sangat terbuka luas, lost identity merupakan sebuah isyarat bagi para siswa yang tidak lagi merasa dirinya memiliki identitas sebagai seorang pelajar, hal ini ditandai dengan kurangnya tanggung jawab dalam diri sebagai seorang pelajar, sehingga siswa cenderung mengabaikan kewajiban kewajiban seorang pelajar seperti : melakukan aktivitas lain pada jam belajar, masuk kelas hanya absen saja, tidak mengerjakan tugas belajar atau bahkan menggunakan gawai hanya untuk main game. Selain itu penampilan para siswa tidak lagi mencerminkan dirinya sebagai seorang pelajar, sebagai contoh siswa tampil dengan rambut gondrong, mencat rambut, bertutur kata kurang sopan terhadap orang lain, atau bahkan melakukan aktivitas aktivitas  yang jauh dari cerminan seorang pelajar. Bila lost identity atau kehilangan identitas diri sebagai seorang pelajar dibiarkan  dan tidak lagi dipedulikan oleh orang tua maka keberhasilan cita cita luhur proses pendidikan untuk menyiapkan generasi yang memiliki kecerdasan secara ilmu dan spiritual sangat kecil untuk dicapai,  Dalam konsep konseling keluarga,  sistem sekolah dan keluarga sangat mempengaruhi perilaku anak dan remaja..  Orang tua dituntut untuk mampu menghadirkan suasana yang nyaman untuk belajar  di rumah sehingga tidak mengurangi esensi belajar dan tujuan dari proses pembelajaran. Diantara proses pembentukkan suasana belajar nyaman di rumah adalah dengan mengubah lingkungan rumah menjadi seperti lingkungan sekolah dalam arti menyediakan sedikit ruang  dan waktu khusus untuk belajar serta peran orang tua berubah menjadi seorang guru.  Karena sesungguhnya keluarga memiliki fungsi Edukatif  (Pendidikan) yakni keluarga merupakan lingkungan pendidikan pertama dan utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai “transmitter budaya atau mediator “ bagi anak. Hal senada juga diulas dalam sebuah pribahasa arab yang menyebutkan  bahwa “ Al Um Madrosatul Aulad, artinya seorang ibu merupakan  sekolah pertama bagi anak anaknya .Dengan kata lain peranan seorang  ibu dan keluarga di rumah merupakan  sumber belajar yang pertama dan utama bagi anak anak, sehingga anak anak memiliki pengetahuan pertama dari  ibunya atau dari lingkungan keluarga dan sekolah bukan satu satunya tempat belajar dan sumber belajar. Lebih jsuh lsgi fungsi keluarga dalam pendidikan adalah berkaitan dengan penanaman, pembimbingan atau pembiasaan nilai-nilai agama budaya dan ketermpilan- keterampilan yang sangat bermanfaat bagi anak.

Islam telah lama hadir dan menganjurkan  orang tua untuk dapat berperan serta dalam proses pendidikan sebagaimana yang diungkapkan dalam sebuah hadits nabi , bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (tauhidullah), maka pengaruh pendidikan orang tuanya lah dia menjadi majusi atau nasrani  (HR Bukhori Muslim ). Dari hadits tersebut jelas bahwa Rosul memberikan informasi penting bahwa keluarga memiliki peran penting dalam proses pendidikan. Keluarga tidak hanya memiliki tugas untuk membesarkan anak secara fisik akan tetapi  harus membekali anak secara moral dan akhlak mulia sehingga mampu membentuk generasi yang luhur imunya dan baik perilakunya. Sisi lain  Allah SWT  didalam Al-Qur’an lebih jauh melukiskan keberhasilan keluarga keluarga yang mampu memberikan proses pembelajaran dan pendidikan dari rumah sehingga lahir generasi generasi yang tidak hanya kuat secara fisik juga kuat secara ilmu serta ketauhidan yang mengkristal dalam jiwa.  Kisah-kisah keberhasilan keluarga dalam memberikan pendidikan dari rumah dalam Al Quran yang diabadikan Allah SWT, selain menjadi sumber inspirasi dan informasi bagi umat islam juga agar setiap keluarga muslim, mampu meneladani keberhasilan keluarga dalam memberikan pendidikan dari rumah.  Akhir kata semoga kita dimampukan untuk dapat melakukan proses pendidikan dan pengajaran dari  rumah dengan ideal agar dapat  melahirkan generasi generasi yang kaya secara intelektual dan spiritual, bahagia dunia dan akhirat, Wallahu’alam.