ZONA INTEGRITAS ADALAH MANIFESTASI IMAN
BDK Bandung, 17 Mei 2021. Balai Diklat Keagamaan Bandung bertepatan dengan hari kesadaran nasional setiap tanggal tujuh belas, juga merupakan hari pertama masuk kerja setelah Idul Fitri 1442 H., melaksanakan temu pegawai sebagai giat silaturahim dengan tema Merajut Ukhuwah Islamiyah Mengawal ZI menuju WBK dengan Berjama’ah. Kegiatan mengambil tempat di Aula Djuhanny Sumantadisastra. Berbeda dengan tahun tahun sebelumnya sebelum era covid, yang bisa dihadiri dengan tamu undangan dari unsur pinisepuh dan pegawai yang purna bakti lainnya, kini hanya dihadiri oleh segenap pegawai.
Kegiatan silaturahim ini pun diisi dengan siraman rohani yang disampaikan oleh K.H. Ayip Ja’far Shodiq. Penceramah dan pembina keagamaan yang kerap hadir mengisi acara keagamaan di TVRI Jabar ini menyampaikan pesan utama bahwa dalam setiap Idul Fitri senantiasa terlantun doa agar kita semua menjadi pribadi yang kembali kepada fitrah dan meraih kemenangan atau kebahagiaan. Lebih lanjut, disampaikannya bahwa makna kembali kepada fitrah atau kesucian karena setiap muslim yang beriman dan melaksanakan ibadah saum, serta ibadah lainnya pada dasarnya mendapatkan pengampunan dari Allah. Melalui ramadhan umat Islam melaksanakan riyadlotul ‘aqidah, riyadlotul khuluq dan riyadlotul ‘ibadah. Lebih dari itu secara horizontal dalam kaitannya dengan hubungan kemanusiaan, melalui silaturahim atau halal bi halal yang khas Indonesia ini merupakan momentum yang baik untuk saling memaafkan.
Selanjutnya disampaikannya bahwa makna kemenangan atau kebahagiaan tentu dalam perpektif Allah, bukan dalam tinjauan manusia yang terbatas. Mengutip al Quran surat at Taubah ayat 20, dijelakan bahwa makna orang yangberbahagia mesti dilandasi dari iman. Keimanan inilah yang menjadi pijakan bahwa setiap upaya dan raihan atas rencana pada dasarnya dikembalikan kepada Allah, dengan memohon pertolongan Allah. Kemudian orang yang berbahagia itu mereka yang mau hijrah. Hijrah konteks hari ini, menurut kyai yang ramah ini, adalah pertama, hijrah keyakinan, dari bersandar kepada makhluq menjadi bersandar kepada khaliq. Kedua, hijrah cara berpikir. Yaitu kesediaan melakukan perubahan cara berpikir menjadi out of the box. Berpikir kreatif dan inovatif dengan berlandaskan Iman kepada Allah. Ketiga hijrah pergaulan. Menurutnya, pergaulan yang baik akan mengantarkan menjadi pribadi yang baik dan membantu meraih cita cita yang baik. Artinya ZI dan WBK dapat diraih dengan kesediaan memperbaiki diri menuju perbaikan kolektif (jamaah).
Terakhir, menurut Kyai Ayip ini, ZI dan WBK sedianya dilakukan dan diraih dengan RUPAWAN. Rupawan merupakan akronim dari RUjuk kepada Allah. Selalu minta pertolongan Allah, selalu memegang tali Allah bekerja dengan caracara yang diridhoi Allah. Pro Aktif, artinya semuanya dilakukan dengan daya kreasi dan inovasi yang berada dalam koridor regulasi. Proaktif untuk bekerja lebih dari biasanya. Proaktif untuk meningkatkan mutu pekerjaan lebih dari biasanya. Dan terakhir WANti-wanti, artinya dilakukan dengan hati hati dan senantiasa memperhatikan aspek-aspek regulasi yang menjadi pedoman kedinasan selaku ASN dan lembaga pemerintahan.
Kegiatan ini berakhir pukul 11.30 WIB dan diakhiri dengan do’a yang dipimpin oleh H. Ahmad Musodik, widyaiswara keagamaan BDK Bandung.[FN]