Stop Mengkhianati Kepercayaan dengan Mengingat Hari Anti Korupsi Sedunia
Membangun kepercayaan adalah proses panjang dan sulit, namun korupsi dapat menghancurkannya sekejap. Korupsi bisa dianalogikan seperti pembusukan yang menyebar dan merusak apapun yang disentuhnya. Di tengah upaya pembangunan negeri, korupsi justru menghambat kemajuan dan merusak fondasi yang telah dibangun dengan susah payah.
Sebagai tanggapan dari dampak kerugian yang dihasilkan korupsi, Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan menegaskan betapa besarnya dampak negatif dari praktik korupsi untuk masyarakat miskin. "Praktik korupsi sangat melukai perasaan kaum miskin. Korupsi menjadi penyebab utama rusaknya perekonomian suatu bangsa dan menjadi penghambat utama pengentasan kemiskinan dan pembangunan," ujar Sekjen PBB Kofi Annan dalam pidatonya di hadapan 191 anggota Majelis Umum PBB pada 30 Oktober 2003.
Kemudian keesokan harinya, digelarlah Konvensi PBB untuk Menentang Korupsi (United Nations Convention Against Corruption/UNCAC) pada 31 Oktober 2003. Puncaknya pada tanggal 9 Desember 2003, di Merida, Meksiko, PBB menyepakati dan menandatangani Perjanjian Antikorupsi. Inilah awal diperingatinya Hari Antikorupsi Sedunia.
Dalam memperingati Hari Antikorupsi Sedunia 2024, di Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusung tema “Teguhkan Komitmen Berantas Korupsi untuk Indonesia Maju”. Dengan harapan merengkuh dan menamalkan inti dari Hari Antikorupsi Sedunia.
Pada akhirnya, perang melawan korupsi adalah tanggung jawab kita bersama. Hanya dengan kerja sama dan komitmen yang kuat, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan transparan. Mari jadikan Hari Anti Korupsi Sedunia sebagai momentum untuk memperbarui komitmen kita dalam melawan korupsi dan membangun kepercayaan yang kokoh di antara kita. [Alam]